JAKARTA (voa-islam.com) - Hanya satu hari setelah militer menggulingkan pemerintahan Mesir yang dipimpin oleh Presiden terpilih Muhammad Mursi dari partai politik Islam Ikhwanul Muslimin, kritik dari kelompok jihad mulai bermunculan. Para jihadis berpendapat bahwa Ikhwanul Muslimin telah salah arah dalam mencoba untuk mendapatkan kekuasaan dan memaksakan syariah, atau hukum Islam, dengan mengikuti proses demokrasi.
Pejuang oposisi Suriah mengatakan kejatuhan presiden Mesir populer terpilih yang berasal dari Ikhwanul Muslimin telah membuktikan bahwa negara-negara Barat yang mendorong demokrasi tidak akan pernah menerima kelompok Islam, dan memperkuat pandangan jihad bahwa perebutan kekuasaan dengan senjata adalah satu-satunya usaha mereka.
Kelompok "garis keras" di jajaran pejuang oposisi telah lama membayangi Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan regional dengan merek Islam yang lebih moderat, dan sering mengkritik kerena bekerja dalam kerangka demokrasi daripada menuntut negara Islam.
"(Kami) selalu tahu bahwa hak-hak kami hanya dapat kembali dengan kekuatan dan itulah sebabnya kami telah memilih kotak amunisi bukan kotak suara," kata sebuah pernyataan oleh Negara Islam Irak dan Suriah, cabang lokal jaringan internasional Al-Qaidah, yang diterbitkan pada hari Mursi jatuh.
..(Kami) selalu tahu bahwa hak-hak kami hanya dapat kembali dengan kekuatan dan itulah sebabnya kami telah memilih kotak amunisi bukan kotak suara..
"Jika Anda ingin menyingkirkan ketidakadilan dan menciptakan perubahan itu hanya bisa dilakukan oleh pedang (senjata-Red). Kita memilih untuk bernegosiasi di parit-parit pertahanan, bukan dalam hotel. Lampu-lampu konferensi harus dimatikan," katanya, dalam referensi jelas bagi pertemuan-pertemuan yang didukung Barat dan Teluk Arab untuk pertemuan Koalisi Nasional oposisi Suriah di Istanbul pekan ini.
Selain Negara Islam Irak dan Suriah cabang Al-Qaidah lain yang mengkritik penggunaan jalur demokrasi oleh Ikhwanul Muslimin adalah kelompok Al-Shabaab dari Somalia.
Kelompok pejuang Islam Somalia, Al-Shabaab, dalam rangkaian tweet di akun Twitter resmi kelompok tersebut @HSMPress1 memberikan beberapa catatan kepada kelompok Ikhwanul Muslimin atas penggulingan Muhammad Mursi yang berasal dari kelompok tersebut dari kursi Presiden Mesir oleh militer.
Al-Shabaab menimbang masalah yang sangat dibicarakan hari ini dalam serangkaian tweet di akun Twitter resminya. Tweets yang direproduksi Al-Shabaab antara lain : "Kapan Ikhwanul Muslimin akan bangun dari tidur mereka yang dalam dan menyadari kesia-siaan usaha mereka melembagakan perubahan," Mereka mungkin harus belajar sedikit dari pelajaran sejarah dan dari orang-orang yang "dipilih secara demokratis" sebelum mereka di Aljazair atau bahkan Hamas,"
..Islam tidak pernah dapat didirikan sepenuhnya tanpa bimbingan Al-Qur'an dan pedang untuk mendukungnya
Al-Shabaab mengatakan bahwa "sekarang waktunya bagi Ikhwanul Muslimin untuk merevisi kebijakan mereka, menyesuaikan prioritas kelompok itu dan beralih ke satu-satunya solusi untuk perubahan: jihad.
Kelompok pejuang Islam Somalia itu menekankan bahwa "perubahan datang dengan peluru saja, Bukan dengan pemungutan suara" dan "Islam tidak pernah dapat didirikan sepenuhnya tanpa bimbingan Al-Qur'an dan pedang untuk mendukungnya". tulis Al-Shabaab dalam tweet terakhirnya yang ditujukkan kepada pemuda Ikhwanul Muslimin.
Efek dari kudeta Mesir mungkin tidak sepenuhnya dipahami selama bertahun-tahun, tapi satu hal tampak jelas: Peristiwa tersebut telah memberikan Al-Qaidah dan jihadis lainnya dengan banyak bahan untuk pabrik propaganda. Mungkin masih harus dilihat seberapa efektif argumen ini, tetapi ada kemungkinan bahwa beberapa anggota Ikhwanul Muslimin yang tidak puas akan terpengaruh oleh argumen-argumen ini. (msb)