BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) yang terkait Al-Qaidah pada Selasa (7/1/2014) berjanji untuk " menghancurkan " kelompok-kelompok pejuang oposisi Suriah yang telah memerangi mereka di utara dan tengah Suriah dalam kampanye kejutan yang dimulai akhir pekan lalu.
Sebuah rekaman audio yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut juga mengecam oposisi di pengasingan Koalisi Nasional, mengatakan para anggotanya kini "sasaran yang sah " menurut laporan media.
Abu Mohammad Al-Adnani menyerukan pejuang ISIS di Suriah untuk "menghancurkan mereka [para pejuang oposisi] secara total dan membunuh persekongkolan sejak lahir," memperingatan pejuang oposisi bahwa " tidak ada satupun dari kalian yang akan tinggal, dan kami akan membuat kalian sebuah contoh untuk semua orang yang berfikir mengikuti jalan yang sama."
Sikap menentang tersebut datang setelah pemimpin kelompok Al-Qaidah lain, Jabhat Al-Nusrah, mendesak diakhirinya bentrokan di wilayah yang dikuasai oposisi, memperingatkan bahwa itu mengancam untuk membalikkan keuntungan yang dibuat saat melawan pasukan pemerintah Suriah.
Rekaman langka oleh Syaikh Abu Mohammad Al-Golani, komandan Jabhat Al-Nusrah, menggarisbawahi keseriusan bentrokan yang telah mengadu campuran kacau brigade-brigade pejuang oposisi Suriah melawan pejuang ISIS.
Jabhat Al-Nusrah telah berusaha untuk memainkan peran juru damai antara ISIS dan para pesaingnya dari arus utama Tentara Pembebasan Suriah dan Front Islam konservatif, sebuah aliansi tujuh milisi besar.
Lebih dari 300 orang dilaporkan tewas sejak bentrokan meletus Jumat, dengan angka termasuk beberapa lusin orang yang tubuhnya ditemukan setelah mereka dieksekusi baik oleh mujahidin ISIS maupun brigade oposisi Suriah.
"Orang-orang asing dan para pendukung akan membayar mahal karena kehilangan arena pertempuran mujahidin yang besar ini," kata Syaikh Al-Golani dalam rekaman yang diunggah ke situs jihad, mengacu pada warga non-Suriah dan Suriah.
"Rezim akan bangkit kembali dengan sendirinya setelah mereka mendekati lenyap. Barat dan Syi'ah akan menemukan tempat untuk masuk ke dalam pertempuran ini," katanya.
"Kebijakan yang keliru dari ISIS memiliki peran besar untuk bermain dalam memicu konflik ini," kata Syaikh Al-Gholani, menambahkan bahwa ia dan pemberontak lain mencoba untuk membentuk sebuah dewan untuk menghentikan pertempuran.
Jabhat Al-Nusrah dan ISIS memiliki ideologi yang sama: Keduanya adalah kelompok-kelompok Islam yang setia kepada Al-Qaidah. Tapi Jabhat Al-Nusrah didominasi oleh pejuang Suriah, dan melihat prioritas pertama sebagai menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad, sementara ISIS telah berfokus pada membangun pemerintahan Islam.
Ketegangan sendiri telah membara melawan ISIS selama berbulan-bulan, menyusul tuduhan penahanan terhadap wartawan asing, aktivis Suriah, pejuang oposisi saingan dan yang lain yang mengkritik kekuasaannya.
Bentrokan dimulai di provinsis Aleppo dan Idlib dan telah menyebar ke provinsi Hama, Homs, dan Raqqa, kubu ISIS.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa 274 orang tewas dalam pertempuran antara ISIS dan kelompok pemberontak sampai Senin - jumlah itu termasuk 99 mujahidin ISIS dan 129 pejuang dari berbagai kelompok pemberontak.
Beberapa orang tewas dalam serangan bom mobil, ketika pejuang ISIS menggunakan taktik tersebut untuk pertama kalinya melawan kelompok pejuang oposisi.
Sebuah serangan bom mobil hari Senin oleh mujahidin ISIS di desa Rankoush di Idlib menewaskan 20 pejuang oposisi, kata Observatorium.
Sementara itu, setidaknya 34 pejuang ISIS - semua non-Suriah - telah dieksekusi oleh pemberontak di provinsi Idlib selama ofensif, Observatorium mengatakan, mengutip sumber-sumber medis dan aktivis lokal.
Pertempuran paling serius pada Selasa adalah di Aleppo dan di kubu utama kelompok ISIS di Raqqa, meskipun Observatory mengatakan pertempuran menyebar ke kota Rastan di Provinsi Homs, di mana 15 pejuang tewas.
Sementara itu, disaat bentrokan pecah antara faksi-faksi pejuang oposisi Suriah, khususnya dari mujahidin ISIS dan berbagai brigade pejuang oposisi, sebuah serangan udara pemerintah di pinggiran kota Douma dari Damaskus menewaskan lima orang, Observatorium mengatakan, sementara pesawat menjatuhkan bom barel pada pinggiran lain dari ibukota, Babila, namun jumlah korban yang tidak tersedia. (st/tds)