View Full Version
Kamis, 20 Mar 2014

Bangsa Tatar di Krimea Menolak Menyerahkan Tanah Mereka

KIEV (voa-islam.com) - Wakil Perdana Menteri Krimea Rustam Temirgaliyev mengatakan kepada Tatar Krimea bahwa beberapa dari mereka harus mengosongkan rumah mereka dalam pertukaran tanah baru di wilayah Krimea, bersamaan dengan hasil referendum, di mana 90 persen penduduk Krimea bergabung dengan Rusia.

Berbicara kepada RIA Novosti pada hari Selasa , pejabat itu mengatakan bahwa pemerintah baru ingin mengatur tanah dan warga Tatar Krimea  saat ini resmi berada di bawah bekas kekuasaan Uni Soviet.

"Kami telah meminta Tatar Krimea mengosongkan bagian dari tanah mereka, yang diperlukan kebutuhan sosial",kata Temirgaliyev, menambahkan.Tapi kami siap mengalokasikan dan memberikan tanah lainnya secara legal yang lebih banyak yang akan menjamin kehidupan secara normal warga Tatar Krimea, tukasnya.

Menanggapi rencana ini, pemimpin Krimea Tatar Refat Chubarov mengatakan, "Kami tidak akan mengizinkan oleh siapa saja yang akan mengusir kami keluar dari negeri ini yang akan diberikan kepada orang lain", tegasnya.

"Kami akan bekerja mendapatkan hak-haknya yang syah dari masyarakat internasional yang terlibat dalam krisis  di Crimea, tambah Chubarov. Tatar Krimea akan berjuang melestarikan wilayah, sekolah dan bahasa penduduk asli Tatar, tambahnya.

Sebagian besar bangsa Tatar Krimea  menentang memisahkan diri dari semenanjung Ukraina, dan bergabung dengan Rusia. Mereka memboikot referendum pada hari Minggu lalu. Di mana orang Rusia terutama etnis Rusia di kawasan ini memilih bergabung dengan Rusia.

Wilayah-wilayah Kaukasus, Dagestan, Krimea, dan Chechya adalah wilayah yang mayoritas di huni oleh Muslim, dan mereka  berjuang ingin mendapatkan kemerdekaan sejak zamannya Stalin. Di mana banyak tokoh-tokoh merek yang sudah dibunuh oleh pasukan Uni  Soviet ataupun Rusia, hingga hari ini. Mereka akan terus berjihad menentang rezim di Moskow. (afgh/wb/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version