BANGUI (voa-islam.com) - Begitu nasib Muslim, jika menjadi minoritas. Pasti akan mengalami nasib yang naas. Mereka dikejar dan dibantai oleh agama 'kasih' yaitu Kristen. Padahal, sejatinya agama Kristen itu, agama pembunuh.
Sedikitnya 22 orang tewas akibat bentrokan antara milisi Seleka mayoritas Muslim dan milisi Krisrten -Balaka di bagian utara (Republik Afrika Tengah), yang berlangsung antara hari Rabu-Kami, ujar sumber dengan kekuatan Afrika pimpinan Amerika di negara yang dilanda perang, Jumat, 1/8/2014.
Kekerasan itu meletus, ketika milisi Kristen-Balaka menyerang Seleka di pangkalan di Batangafo, 300 kilometer sebelah utara Bangui, dan mendorong milisi Muslim melawan, tambah sumber pekerja di Misi Internasional di CAR (Republik Afrika Tengah) kepada Anadolu Agency, Jum'at.
"Bentrokan yang berlangsung selama dua hari, mengakibatkan tewasnya 22 Muslim dan beberapa terluka, sebagian besar warga Muslim", kata sumber itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebastien Wenezou, seorang pemimpin milisi Kristen-Balaka, mengkonfirmasi terjadinya bentrokan, tetapi menyalahkan milisi Muslim Seleka.
"Serangan itu terjadi akibat serangan milisi Seleka yang berbasis di daerah kami. Kami, milisi Kristeni-Balaka, berkomitmen untuk perdamaian," katanya kepada AA, mengacu pada perjanjian gencatan senjata ditandatangani di Brazzaville pekan lalu. "Kita harus menghormati komitmen yang dibuat oleh kepala kami ke dunia," tambahnya.
Namun, Amat Nidjad Ibrahim, juru bicara Seleka, memberikan versi yang berlawaan dari cerita. "Milisi Kristen-Balaka adalah orang-orang yang melanggar perjanjian penghentian permusuhan," katanya.
"Ini bukan pertama kalinya bahwa milisi Kristren-Balaka menyerang kami setelah menandatangani gencatan senjata. Pada hari yang sama usai penandatanganan perjanjian (23 Juli), mereka menyerang orang-orang kita di Dekoua. Dua hari kemudian, mereka membantai seorang pria Muslim di Boda dan membakarnya, "tambahnya.
Bentrokan terjadi satu minggu, usai penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara kedua belah pihak di Brazzaville, Kongo. Di mana kedua belah pihak berjanji untuk menghentikan permusuhan dan menjamin pergerakan bebas barang dan manusia.
Terjadi kekacauan di CAR (Afrika Tengah) tahun lalu, ketika kelompok milisi Seleka menggulingkan presiden Francois Bozize, seorang Kristen yang berkuasa melalui kudeta 2003. Kelompok milisi Muslim Seleka, kemudian memilih Michael Djotodia, seorang Muslim, sebagai presiden sementara.
Negara jatuh ke dalam kekerasan antara milisi Kristeni-Balaka dan para pejuang Seleka. Kekerasan anti-Muslim meningkat setelah Djotodia mengundurkan diri Januari 2014, dan digantikan oleh Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang sebelumnya menjabat sebagai walikota ibukota, Bangui.
Kristen, yang jumlahnya mayoritas penduduk negara itu, menuduh Muslim mendukung mantan pemberontak Seleka, dan dituduh melakukan kekerasan terhadap golongan Kristen di negeri itu. Padahal, fakta yang terjadi sebaliknya, di mana milisi Kristen-Balaka yang menyerang Muslim di negara itu. *mashadi/wb/voa-islam.com.