View Full Version
Ahad, 10 Aug 2014

Hamas Bersumpah Akan Terus Berjuang Melawan Zionis-Israel

GAZA CITY (voa-islam.com) - Hamas, bersumpah tidak membuat konsesi apapun kepada Zionis-Israel, dan digambarkan sebagai "tuntutan rakyat Palestina", selama pembicaraan dengan Israel di Kairo pada gencatan senjata jangka panjang di Gaza, Sabtu, 9/8/2014.

"Tidak akan ada kembali," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum. "Resistensi (perlawanan akan melawan Zionis dengan kekuatan penuh," tambahnya dalam sebuah pernyataan.  Barhoum mengatakan apa yang ia sebut sebagai "penundaan" Israel tidak akan ada yang menguntungkannya.

"Kami tidak akan menyerah dengan tuntutan rakyat kita sendiri, dan perlawanan akan terus dengan kekuatan penuh," tambah Barhoum.

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri juga mengatakan Israel  menolak sebagian besar dari tuntutan kelompok Hamas. Palestina menginginkan Israel menyetujui masalah prinsip untuk mengakhiri  blokade, dan membebaskan tahanan, serta mengizinkan pembukaan pelabuhan laut.

"Tidak ada akan konsesi apapun,  dan perlawanan akan terus ... tidak ada mundur dari salah satu tuntutan kami," kata Abu Zuhri.

Israel memulai melakukan  serangan terhadap berbagai wilayah di Jalur Gaza sejak Jumat, tak lama  setelah gencatan senjata kemanusiaan selama tiga hari berakhir di daerah kantong Palestina.

Sedikitnya 11 warga Gaza tewas oleh serangan Israel sampai Sabtu malam, menurut sumber-sumber medis Palestina.

Palestina dan Israel melakukan negosiasi gencatana senjata jangka panjang di Gaza yang berlangsung di ibukota Mesir Kairo sampai Jumat pagi, namun delegasi Israel telah kembali ke Tel Aviv, meninggalkan delegasi Palestina di Kairo.

Seorang pejabat Israel yang dikutip oleh situs surat kabar Israel Haaretz pada hari Sabtu mengatakan bahwa negaranya tidak akan mengirim delegasi bernegosiasi dengan Palestina di Kairo, selama serangan roket terus terjadi terhadap Israel dari Jalur Gaza.

Protes Anti Perang

Di Israel berlangsung aksi protes atas serangan roket terus, tetapi polisi Israel melarang protes anti-perang direncanakan di  Tel Aviv pada, Sabtu. Polisi Israel melarang aksi protes dan aksi-aksi demo besar di daerah beresiko terkena serangan serangan roket. Namun, sekitar 150 demonstran menentang larangan dan berkumpul  tetap melakukan  protes, kata polisi.

Sementara itu, di Cairo, Amman, Tunis, Rabat, dan Aljir berlangsung aksi demonstrasis yang diikuti puluhan ribu Muslim di negara-negara Tanduk Afrika dan Arab, semuanya mereka memberikan dukungan kepada Hamas. Pemerintah Tunisia mengirimkan puluhan ribu ton obat-obatan ke Gaza, lewat udara melalui Mesir.

Gedung Putih mendesak Israel dan Palestina melakukan apa yang mereka bisa untuk menjaga warga sipil, tak lama  setelah gagal memperpanjang gencatan senjata. Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memperingatkan bahwa setiap pertempuran lebih lanjut akan "memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza”, ujarnya.

Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan segera diakhirinya permusuhan. Aksi demonstrasi berlangsung  di Afrika Selatan, pemenang Nobel Desmond Tutu menuduh Israel berperilaku seperti "pelaku barbar" di Gaza.

Dalam kekerasan terkait, seorang pria Palestina tewas sehari setelah ditembak oleh pasukan Israel saat protes di Hebron. Tembakan Israel itu membunuh pengunjuk rasa Palestina lainnya di Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Jumat, kata para pejabat medis.

Setidaknya lebih 2.000 orang tewas oleh serangan Israel di Gaza sejak 7 Juli 9817 dan lainnya terluka. Ribuan rumah hancur dalam akibat  serangan  Zionis-Israel. Tetapi, rakyat Gaza tidak pernah menyerah oleh tindakan biadab Zionis itu, dan akan terus berjuang sampai mendapatkan hak-hak mereka. 

*mashadi/wb/voa-islam.com

 


latestnews

View Full Version