YERUSALEM (voa-islam.com) - Zionis-Israel dengan menggunakan pasukan kepolisian dan keamanan mereka, melarang para Muslimah pergi melaksanakan shalat. Tindakan rezim Zionis itu, sudah berlangsung dalam waktu yang panjang, dan ingin menghancurkan masjidil Aqsha tempat suci umat Islam.
Sementara itu, Muslimah Jerusalem dan para siswi berbondong-bondong ke Bab al-Silsila, sebagai protes menentang polisi Zionis-Israel, di mana dilarang masuk ke Masjid al-Aqsha Masjid melakukan shalat, Rabu, 13/8/2014.
Menghadapi aksi protes Muslimah dan siswi di Jerusalem itu, pasukan polisi Zionis-Israel pendudukan menyerang para Muslimah dan siswi itu dengan menggunakan senjata gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa.
Aksi protes dengan ‘ sebagai bentuk prores kepada polisi pendudukan Israel, yang melarang Muslimah menutup gerbang al-Aqsa gerbang, meskipun polisi Israel membantah melarang Muslimah masuk ke masjid al-Agsha untuk melakukan sholat, Rabu pagi.
Polisi Israel juga mencegah warga Palestina berusia di bawah 30 tahun, masuk ke masjid, dan memberlakukan pembatasan yang sangat ketat pada orang tua dan menyita kartu identitas mereka yang ingin melakukan shalat di Masjid al-Aqsha.
Polisi pendudukan Zioniz melakukan pembubaran paksa terhadap para Muslimah yang melakukan aksi ‘duduk’ sebagai ‘hati-nurani’ Palestina yang sangat marah atas larangan Zionis bagi Muslimah dan Musllim yang ingin melaksanakan kewajiban shalat.
Pasukan polisi Zionis memaksa para Muslimah mereka menjauh dari pintu gerbang al-Aqsa gerbang. Para jamaah Muslimah, yang melakukan aksi damai, banyak yang jatuh mangsa akibat serangan yang dilancarkan oleh gerombolan geng pemukim Zionis, dan tentara di kota tua Jerusalem.
Sementara itu, para Muslimah terus melakukan perlawanan terhadap pasukan polisi Zionis, mereka terus meneriakan yel-yel di jalan-jalan yang mereka lalu di Jerusalem, yang menyatakan pro-al-Aqsha. Sekarang tidak mudah bagi para Muslim dan Muslimah yang ingin melaksanakan shalat di Masjid al-Aqsha, karena berbagai larangan yang dikenakan oleh Zionis.
Dibagian lain, Miri Regev, Ketua Komite Masalah Dalam Negeri Knesset, memerintahkan polisi pendudukan memberikan keleluassaan kepada ekstrimis Yahudi, setiap dapat menyerbu masjid al-Aqsha dengan melakukan berbagai aksi termasuk membuat kegiatan yang “hingar-bingar”, dan menganggu bagi setiap shalat berlangsung di tempat suci Al-Aqsha.
“Muslim dapat dipaksa keluar dari masjid al-Aqsha, dan dilarang masuk ke dalamnya guna melaksanakan shalat di tempat yang mulia itu, sebaliknya ekstrimis Yahudi dibiarkan masuk halaman masjid dan melakukan berbagi kejahatan dan pengrusakan terhadap al-Aqsha”, tambah seorang Muslim yang menjadi pengurus Masjid al-Aqsha.
Analis politik mengatakan kecaman Moshe Feiglin, tentang Muslim yang mengumandangkan takbir, “Allahu Akbar”, dinilai sebagai bentuk anti-Israel. Padahal, sikap Zionis ini sangat nampak kebencian terhadap Muslim dan al-Aqsha sebagai tempat suci umat Islam. afgh/wb/voa-islam.com