View Full Version
Selasa, 19 Aug 2014

Mujahidin Islamic State Bersumpah Serang Kepentingan AS di Seluruh Dunia

IRAK/SURIAH (voa-islam.com) - Mujahidin Islamic State (IS) yang beroperasi di Irak dan Suriah telah mengancam untuk menyerang target-target milik AS di seluruh dunia, bersumpah untuk menenggelamkan warga Amerika dalam kubangna darah.

Dalam sebuah video online, kelompok mujahidin yang telah merebut petak besar di Irak tersebut mengatakan mereka akan menyerang warga Amerika di setiap tempat jika serangan udara AS menghantam mereka.

Dalam video yang baru-baru ini diunggah menunjukkan sebuah gambar dari warga AS yang dipenggal selama pendudukan AS di Irak pada tahun 2011 dan para korban dari penembak jitu.

Video itu juga menunjukkan sebuah pernyataan yang terbaca: Kami akan menenggelamkan anda dalam (kubangan) darah."

Peringatan itu datang ketika Washington tengah membantun pasukan Kurdi Peshmerga untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai oleh mujahidin IS.

Pada hari Ahad, Pasukan AS melakukan sejumlah serangan dekat Irbil dan Mosul.

Islamic State, yang menguasai bagian-bagian di SUriah, mengirim para pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni dan secara cepat menguasi petak besar wilayah yang mengangkangi perbatasan antara kedua negara.

Pada hari Kamis, para pejabat kontraterorisme AS mengatakan kepada wartawan bahwa strategi baru sangat dibutuhkan untuk melawan lonjakan ancaman Islamic State.

"Kami melihat perluasan ambisi eksternal teroris (baca:mujahid)," kata seorang pejabat kontraterorisme AS. "Ketika mereka mampu berkembang, itu telah menarik ribuan ekstremis asing - beberapa di antaranya akan pulang untuk membentuk sel. Ketika mereka mengukir wilayah [di Irak], mereka ingin lebih dari itu dan melakukan serangan diluar. "

Sementara itu dalam sebuah wawancara seorang aktivis antiperang Amerika Rick Rozoff mengatakan bahwa klaim para pejabat kontraterorisme 'adalah "tidak jujur ​​dan taktik tidak jujur" untuk membenarkan intervensi militer di Irak.

"Ini adalah sulap pada bagian dari Gedung Putih di tempat pertama yang telah digunakan selama beberapa dekade terakhir untuk membenarkan intervensi militer AS / agresi AS," kata Rozoff. (st/ptv)


latestnews

View Full Version