GOLAN, SURIAH (voa-islam.com) - Mujahidin Jabhat Al-Nusrah yang menyandera puluhan pasukan penjaga perdamaian PBB asal Fiji di Dataran Tinggi Golan sejak pekan lalu menuntut penghapusan kelompok itu dari daftar teroris dunia dan kompensasi bagi para anggota mereka yang gugur dalam pertempuran.
Brigadir Jenderal Mosese Tikoitoga mengatakan negosiasi telah ditingkatkan antara mujahidin Jabhat Al-Nusrah yang terkait Al-Qaidah yang menyandera para tentara Fiji dan tim negosiasi baru PBB yang sekarang berada di Suriah.
"Para pemberontak (baca;mujahidin) tidak memberitahu kami di mana pasukan tersebut, tetapi mereka terus meyakinkan kami bahwa mereka dalam keadaan baik," kata Tikoitoga kepada media di Suva. "Mereka juga mengatakan kepada kami mereka memastikan bahwa pasukan itu dibawa keluar dari area pertempuran."
Pertempuran sengit meletus pada Senin (1/9/2014) antara tentara Suriah dan mujahidin di dekat tempat 45 tentara penjaga perdamaian Fiji ditangkap dan puluhan rekan mereka dari Filipina terperangkap namun kemudian lolos dengan selamat saat terjadi gencatan senjata dengan mujahidin. Jumlah tentara Fiji yang ditangkap berjumlah 44 orang.
Tiga tahun perang sipil Suriah mencapai perbatasan dengan wilayah yang diduduki Israel pekan lalu ketika mujahidin menyerang sebuah titik persimpangan di jalur yang telah memisahkan Israel dari Suriah di Dataran Tinggi Golan sejak perang 1973.
Para pejuang kemudian menargetkan pasukan pasukan penjaga perdamaian PBB yang telah berpatroli di garis gencatan senjata selama 40 tahun. Setelah tentara Fiji ditangkap pada hari Kamis, lebih dari 70 warga Filipina menghabiskan dua hari terkepung di dua lokasi sebelum lolos dalam keadan selamat.
Afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-Nusrah mengatakan sedang menahan pasukan penjaga perdamaian karena pasukan PBB melindungi Zionis Israel.
Tikoitoga mengatakan kelompok itu menuntut ganti rugi atas tiga pejuang mereka yang gugur dalam konfrontasi dengan pasukan penjaga perdamaian PBB, serta bantuan kemanusiaan kepada rakyat Ruta, kubu kelompok tersebut di pinggiran Damaskus, dan penghapusan kelompok mereka dari daftar organisasi teroris PBB.
"Kami telah diyakinkan oleh markas besar PBB bahwa PBB akan membawa semua sumber daya untuk memastikan tentara kami kembali dengan selamat," kata kepala militer Fiji.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang memonitor kekerasan dalam perang sipil Suriah, mengatakan Jabhat Al-Nusrah dan sekutunya memerangi pasukan pemerintah di dekat persimpangan Qunaitra dan di desa terdekat Hamidieh.
Observatory mengatakan ada korban di kedua belah pihak. Pendiri Observatorium Rami Abdel-Rahman mengatakan kepada Reuters bahwa tujuan Jabhat Al-Nusrah tampaknya "untuk mengakhiri untuk selamanya kehadiran rezim di daerah itu dan mereka juga tampaknya bertujuan untuk mengusir pasukan PBB."
Pasukan penjaga perdamaian PBB di daerah, yang dikenal sebagai UNDOF, terdiri dari 1.223 pasukan yang berasal dari India, Irlandia, Nepal dan Belanda serta Fiji dan Filipina.
PBB telah mengumumkan bahwa Filipina akan menarik diri dari UNDOF. Austria, Jepang dan Kroasia juga telah menarik keluar tentara mereka dari pasukan perdamaian karena situasi keamanan yang memburuk sebagai perang saudara di Suriah mencapai Golan.