ISRAEL (voa-islam.com) - Sekitar 30 warga Arab-Israel berjihad bersama mujahidin Islamic State (IS) dan kelompok-kelompok jihad terinpirasi Al-Qaidah lainnya yang memerangi Presiden Bashar Al-Assad di Suriah, menurut Departemen Pertahanan Zionis Yahudi, YnetNews melaporkan hari Ahad (12/10/2014).
Kematian Ahmad Habashi, seorang warga Arab-Israel yang gugur di Irak setelah bergabung dengan Islamic State, menyoroti fenomena mengkhawatirkan yang berkembang bagi sebagian penduduk Arab-Israel terhadap para pemudanya yang bergabung dengan jajaran mujahidin yang telah merebut petak besar di Irak dan Suriah.
Mengingat angka-angka tersebut, banyak orang di sektor Arab Israel takut anak-anak muda mereka akan meninggalkan Israel ke medan perang Suriah dan Irak. Para tokoh masyarakat Arab mengatakan polisi Israel dan pengadilan tidak membahas fenomena itu dengan cara yang benar dan menyerukan untuk langkah pencegahan lebih pintar dengan para aparat penegak hukum terhadap para pendukung IS.
"Baru-baru ini kita telah melihat semakin banyak pemuda menyerukan dukungan terhadap organisasi Daesh (singkatan Arab untuk Islamic State). Ini sangat berbahaya, dan akan memiliki konsekuensi mengerikan bagi semua warga Israel," kata Fuad Mansur, seorang aktivis sosial dari kota Arab Tira.
Menurut Departemen Pertahanan, lebih dari setengah dari 30 orang tersebut telah bergabung dengan Islamic State. Sekitar 18 dari mereka telah ditangkap, diinterogasi dan prosedur hukum terhadap mereka telah dimasukkan ke dalam mosi.
Salah satunya, Ahmed Sharbji, yang masuk Suriah dengan Ahmad Habashi yang baru-baru ini gugur di Irak, menjalani latihan militer dengan Islamic State. Sharbji, seorang pemuda berumur 20-an dari kota Arab Umm al Fahm-, ditangkap dan didakwa karena secara ilegal memasuki Suriah dan berlatih dengan kelompok itu.
Contoh lain yang menonjol adalah Rabiya Shahade, 26-tahun dari Nazaret yang meninggalkan istri dan bayinya baru lahir untuk bergabung dengan IS. Menurut teman-temannya, Shahade berhasil masuk Suriah di mana ia juga bergabung dengan jajaran kelompok itu dan menggunakan nama gerilya Abu Mus'ab Alsafuri, dan dijuluki 'Jagal dari Palestina'. Dia bahkan mengirim gambar dirinya dengan bendera IS dan sebauh rudal peluncur granat (RPG) kepada keluarganya.
Menutup mata
Mansur mengatakan bahwa meskipun keputusan pemerintah yang baru untuk melarang tanda-tanda dukungan untuk IS, kepolisian dan pengadilan tidak menerapkan sanksi apapun terhadap pendukung lokal Islamic State.
"Mereka (polisi dan jaksa) hanya membiarkan mereka pergi. Bahkan mereka yang masuk Suriah dan kemudian kembali hanya mendapatkan hukuman yang ringan hingga dua tahun. Itu berarti bahwa Israel hanya menutup mata dan memberikan para pendukung IS lampu hijau untuk melanjutkan," ia menjelaskan .
Ia menyerukan departemen pertahanan untuk mengambil tindakan yang lebih keras terhadap para pelaku: "Kami melihat warga Arab-Israel yang masuk di Suriah dan bergabung dengan Daesh Mungkin besok mereka akan diberi instruksi untuk membunuh orang Arab dan Yahudi di Israel Jika itu terjadi maka akan jadi kesalahan Israel sendiri. "
Departemen pertahanan menolak klaim Mansur, mengatakan bahwa mereka menggunakan pendekatan multifase untuk memerangi warga Arab-Israel dari mendaftar ke IS - yaitu menggunakan intelijen baik sebelum dan setelah mereka bergabung dengan grup tersebut.
Sebulan yang lalu, Menteri Pertahanan Moshe Ya'alon menganggap IS sebagai organisasi ilegal dan dengan demikian melarang apapun yang berhubungan dengan kelompok tersebut. Definisi hukum akan membantu pihak berwenang pertahanan, Shin Bet dan pasukan polisi melawan orang-orang Arab dan Palestina yang mendukung kelompok tersebut di dalam Israel dan Tepi Barat.
Seorang pejabat senior polisi mengatakan beberapa pendukung vokal Islamic State telah dipanggil untuk diinterogasi. Salah satu dari mereka ditangkap dan ditahan selama beberapa hari, tapi kemudian dibebaskan oleh pengadilan.
Ada beberapa pemuda lainnya yang menyusup ke Suriah dan kembali ke Israel yang didakwa dan dijatuhi hukuman di penjara.
"Kami menangani setiap orang yang mendukung Daesh secara serius dan akan terus mengambil langkah-langkah ekstrim terhadap mereka," kata pejabat itu. (st/ynet)
Foto: Ahmad habashi, warga Arab Israel yang bergabung dengan Islamic State dan baru-baru ini gugur di Irak.