BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Tiga ledakan besar pada hari Selasa (14/10/2014) mengguncang pangkalan militer pemerintah Suriah di Hamidieh provinsi Idlib.
Kelompok pejuang oposisi mengatakan ledakan terowongan itu dihasilkan dari upaya penggalian panjang selama tiga bulan untuk meletakkan bahan peledak di bawah pos pemeriksaan militer tersebut.
Sebuah kelompok aktivis media lokal anti-rezim mengatakan sedikitnya 35 tentara dan paramiliter tewas dalam ledakan tersebut, yang dilakukan oleh Divisi 13 Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan Ahrar Al-Sham, anggota dari aliansi Front Islam.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau anti-rezim yang berbasis di Inggris, juga melaporkan ledakan itu dan mengatakan pihak rezim telah "mengonfirmasi" menderita korban, saat pertempuran hebat meletus di daerah tersebut.
Kelompok aktivis memposting video-video dari ledakan itu YouTube, yang menargetkan pos-pos pemeriksaan di sekitar Hamidieh, selatan kota Maaret al-Numan.
Pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di sebelah provinsi Hama, ketika pejuang oposisi mendapatkan kemajuan melawan posisi pemerintah di dekat kota Morek, di jalan raya yang menghubungkan Aleppo ke Hama, kata aktivis anti-rezim.
Rezim telah melakukan upaya-upaya berulang untuk merebut Morek sepanjang tahun.
Sementara Di provinsi Aleppo, Observatorium mengatakan kelompok pejuang oposisi menemukan mayat lima tentara rezim Assad di daerah Handarat, setelah berhari-hari bentrokan sengit. Pejuang oposisi juga membombardir benteng Aleppo di ibukota provinsi dengan bom mortir, meskipun tidak ada informasi mengenai jumlah korban dari pihak rezim. (st/tds)