Pesawar (voa-islam.com) - Dr Tariq Ali sebelumnya adalah perwira yang bertugas di Angkatan Darat Pakistan sebagai dokter kini telah bergabung dengan mujahidin Taliban Pakistan Jamaatul Ahrar, sebagaimana pernyataan juru bicara TTP jamaatul Ahrar, Ehsanullah Ehsan dalam video yang dirilis Kamis (16/10/2014).
"Hari ini saya akan memperkenalkan kepada Anda saudara baru Mujahid. Namanya Doktor Tariq Ali dan dia terkenal di lingkaran Jihad sebagai Abu Obaidah Al Islamabadi." kata Ehsanullah Ehsan juru bicara resmi Tehrek Taliban Pakistan Jamaatul Ahrar di dalam video tersebut.
"Doktor di masa lalu telah menjadi bagian dari tentara Pakistan dan dia dikenal di media internasional sebagai juru bicara organisasi Shariah4Pakistan." tambahnya.
"Sekarang saya undang Doktor untuk memperkenalkan diri kepada Anda secara rinci. " terangnya.
"Sebagaimana saudara Ehsanullah katakan bahwa nama saya Tariq Ali dan saya mantan dokter kapten Angkatan Darat Pakistan. " kata Dr Tariq Ali memperkenalkan dirinya.
"Saya bekerja di Angkatan Darat selama hampir tujuh tahun dan sekitar sembilan tahun yang lalu, saya meninggalkan Angkatan Darat dan bermigrasi ke London. Di sana saya melakukan pelatihan bedah umum di London dan Cambridge dan pada saat yang sama saya gunakan untuk mendakwahi non-Muslim untuk masuk Islam." terangnya.
"Kemudian Allah SWT memberkati saya dengan semangat jihad. Aku meninggalkan Inggris dengan maksud untuk pergi ke Irak dan bergabung Negara Islam tapi saya ditangkap di jalan dan kirim ke penjara di Negara Eropa Timur disebut Kroasia." tambahnya.
"Setelah dibebaskan, saya dideportasi ke Pakistan dan di sini saya menghadapi beberapa kesulitan di awal tapi Alhamdulillah sekarang saya telah bergabung dengan Tehrik Taliban Pakistan Jamaah ul Ahrar." terangnya.
"Semoga itu adalah kehendak Allah SWT bahwa saya harus bergabung dengan Mujahidin Khorasan bukan Irak dan Suriah. Alhamdulillah saya sangat senang di sini." katanya.
"Saya sangat terkesan dengan keramahan, ketulusan dan pengorbanan mujahidin di sini dan saya menemukan mereka sangat berbeda dari citra brutal yang sedang dikaitkan dengan mereka oleh Media Pakistan."tegasnya.
"Sebaliknya, media menampilkan Tentara Pakistan di depan masyarakat umum sebagai sesuatu yang sangat suci tetapi dalam kenyataannya saya menemukan lembaga ini sangat korupt dari dalam." kata Dr. Tariq Ali.
"Selama waktu saya di tentara, saya bekerja di tempat-tempat seperti FC Baluchistan, Brigade 80 Sianchin dan berbagai tempat di Punjab tetapi alasan utama saya pergi dari Angkatan Darat penempatan saya di Waziristan." katanya.
"Saya bekerja di Waziristan Utara dan Waziristan Selatan selama sekitar 6 bulan di mana saya menyadari bahwa saya sedang dibuat untuk melawan kaum muslimin yang jauh lebih baik dalam mempraktekkan Din (agama) daripada aku." kenangnya.
"Aku menghabiskan dua tenor di Waziristan dan ketika saya diminta berangkat untuk ketiga kalinya, saya menolak untuk mematuhi perintah dari 21C (officer second in command) dan beberapa hari kemudian saya mengambil penerbangan ke London." katanya.
"Pertama-tama saya akan tujukan pada tentara, NCOs (non commissioned officers) dan JCOs (junior commissioned officers). Saya ingin membuatnya jelas kepada Anda bahwa jenderal Anda memanfaatkan Anda dalam perang melawan islam dan umat Islam." terangnya
"Meskipun kami diberitahu di Angkatan Darat bahwa tentara dari Angkatan Darat Pakistan adalah Mujahidin yang sesungguhnya dan ketika seorang tentara meninggal di medan perang, ia dianugerahi sebagai "syahid" dalam cara yang sangat cereminial. Namun dalam kenyataannya, mujahid sebenarnya adalah salah satu yang telah didefinisikan oleh qur'an dan hadits nabi SAW, bukan oleh beberapa jenderal atau seseorang di TV." katanya.
"Demikian pula tanda-tanda syahid juga dijelaskan dalam hadits. Syahid bukan sesuatu yang ditegaskan oleh kepala staf militer atau oleh beberapa berilmu yang di gaji pemerintah ini." katanya.
"Jihad menurut Islam adalah perang yang berjuang untuk membuat kalimat Allah SWT menjadi yang tertinggi, misalnya untuk menerapkan Syariah di seluruh dunia. Jika seseorang meninggal dalam perang semacam itu (di pihak muslim), ia adalah orang yang disebut Syahid." katanya.
Dr Tariq megngatakan bahwa dia memberi tahu hal tersebut karena tidak ada orang lain di tentara yang mengakatan kebenaran tersebut.
"Saya memberitahu Anda semua fakta ini karena tidak ada orang lain di tentara atau TV akan memberitahu Anda tentang kebenaran tersebut. Jenderal Anda telah menjual hidup Anda kepada teman-teman kafir mereka dan bahkan mereka telah menerima pembayaran." tegasnya.
"Sekarang orang-orang di antara kamu yang cerdas, akan menyelamatkan dunia dan akhirat mereka, tetapi mereka yang tidak memahami akan menjadikan dirinya sebagai bahan bakar peperangan ini demi tuan kafir jenderal mereka." terangnya.
"Sebagai mantan tentara, saya menyarankan Anda untuk meninggalkan tentara ini dan memilih beberapa cara mencari nafkah yang lain. Jika Anda merasa sulit, setidaknya Anda menolak perintah memerangi kaum muslimin." katanya.
"Jika Anda melakukan ini, Anda akan melihat bahwa Allah SWT akan memberikan Anda rasa hormat yang besar di Dunia ini maupun di akhirat, InshaaAllah. Tetapi jika Anda berperang melawan muslim maka ada putusan yang sangat jelas dari para Ulama bahwa tentara ini adalah telah murtad, menjadi sekutu kaum kafir dan menolak terhadap pelaksanaan Syariah.
Mohon renungkan poin-poin ini dan selamatkan diri dari menjadi bahan bakar untuk perang melawan Islam." tegasnya.
Tehrik Taliban Pakistan Jamaat-ul-Ahrar adalah jamaah mujahidin di Pakistan yang menginduk kepada Imarah Islam di Afghanistan dan memiliki hubungan erat dengan Al Qaidah. Sebulan yang lalu Taliban Pakistan Jamaat-ul-Ahrar menyampaikan dukungannya atas pembentukan cabang baru Al Qaidah di anak benua India.
"Kami menyambut baik pengumuman cabang baru al-Qaeda di anak benua ini. Kami percaya bahwa cabang ini akan bekerja keras demi tercapainya hak-hak kaum Muslim di anak benua ini,” kata Ehsanullah Ehsan dalam rilis pressnya, Jumat (05/09/2014).(aj/dbs)
Baca Juga :
10 Tentara Amerika Serikat Kembali Tereliminasi di Afghanistan
19 Tentara AS jadi Korban Serangan Mujahidin Imaroh Islam
Pasukan Penjajah AS-NATO Terus Berjatuhan di Afghanistan