ISTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Sebuah kabar menggembirakan datang dari Suriah dimana dua faksi mujahidin terbesar di negara itu, Islamic State dan afiliasi Al-Qaidah Jabhat Al-Nusrah dilaporkan telah sepakat untuk mengakhiri pertempuran berdarah selama berbulan-bulan dan akan bekerja sama di lapangan untuk menghadapi musuh-musuh mereka.
Kabar ini muncul berdasarkan laporan dari seorang pejabat oposisi Suriah terkemuka dan seorang komandan pejuang oposisi yang mengatakan kepada Associated Press bahwa delegasi dari kedua kelompok itu bertemu secara rahasia pada 2 November di Suriah utara. Perjanjian baru itu, menurut sumber-sumber di kelompok pejuang oposisi yang menentang IS dan Jabhat Al-Nusrah akan termasuk perjanjian menghentikan pertempuran dan bekerja sama untuk melakukan serangan di beberapa wilayah di utara Suriah.
Kedua orang tersebut berbicara dengan syarat nama mereka anonim untuk perlindungan mereka sendiri atau karena mereka tidak berwenang untuk menyampaikan informasi tersebut.
Belum ada konfirmasi resmi dari Islamic State maupun Jabhat Al-Nusrah mengenai laporan tersebut, namun jika benar itu bisa menjadi pukulan berat bagi strategi Washington terhadap kelompok Islamic State, yang mengandalkan mempersenjatai kelompok pejuang oposisi sekuler untuk mendorong kembali mujahidin di Suriah.
Meski ada kesepakatan, sumber itu tidak mengatakan apakah akan ada penyatuan diantara keduanya.
Islamic State dan Jabhat Al-Nusrah telah telibat konflik berdarah selama berbulan-bulan di Suriah menyusul beberapa perbedaan yang terjadi diantara kedua belah pihak.
Meski demikian, di bagian lain di wilayah Suriah Qolamun, keduanya telah lama mengesampingkan permusuhan diantara mereka dan bahu membahu mempertahankan wilayah itu dari serangan pasukan Bashar Al-Assad dan para loyalisnya termasuk milisi Syi'ah Hizbullata Libanon. (an/tds)