LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Pemerintah Inggris mengatakan pada hari Sabtu (15/11/2014) mereka tengah menyelidiki laporan bahwa mujahidin Islamic State yang diyakini sebagai warga Inggris yang tampaknya bertanggung jawab atas pemenggalan para sandera Barat, telah terluka akibat serangan udara pimpinan AS pekan lalu.
Pria yang dijuluki "Jihadi John" oleh media Inggris itu diyakini terluka oleh serangan udara sekutu yang menyerang pertemuan para pemimpin Islamic State (IS) di sebuah kota Irak dekat perbatasan Suriah Sabtu pekan lalu, lapor harian Inggris, Mail.
The Mail melaporkan bahwa itu adalah serangan yang sama yang menyebabkan rumor pemimpin IS, Abu Bakr al-Baghdadi, juga dikabarkan terluka akibat serangan itu.
"Kami tidak dapat mengonfirmasi laporan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris.
"Jihadi John," dipercaya bertanggung jawab atas pemenggalan wartawan AS James Foley dan Steven Sotloff dan pekerja bantuan Inggris David Haines dan Allan Henning.
Meskipun orang asing, eksekutor bertopeng tersebut, yang nama samarannya Jalman Al-Britani, telah menjadi tokoh terkemuka dalam kelompok mujahidin IS yang menguasai seluruh Suriah dan Irak utara.
The Mail mengklaim sumber mereka, yang merupakan perawat tak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa "Jihadi John", Abu Bakar Al-Baghdadi dan tokoh-tokoh IS lainnya dibawa ke rumah sakitnya dan lalu diungsikan ke kota Raqqa di Suriah.
Koran Inggris itu tidak mengungkapkan seberapa serius cedera yang dialami para pemimpin IS itu, demikian Reuters melaporkan.
Perwira intelijen Inggris memperkirakan bahwa ada sekitar 500 mujahid Inggris berjuang untuk IS di Suriah dan Irak, dan Perdana Menteri David Cameron mengumumkan rencana pekan ini untuk menghentikan mereka kembali ke Inggris selama dua tahun.