BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Seorang komandan Islamic State (IS) yang istrinya baru-baru ini ditangkap oleh Tentara Libanon telah menyerukan mujahidin untuk memerangi Hizbullata di Libanon, menuduh pemerintah negara itu telah menjadi afiliasi kelompok militan Syi'ah Libanon tersebut.
Anas Sharkas, lebih dikenal dengan nama samarannya Abu Ali al-Shishani, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu (10/12/2014) di harian Al-Akhbar bahwa Hizbullata "telah mengambil Iran sebagai tuhan mereka," dan telah memasuki Suriah untuk membantai orang-orang dan melecehkan perempuan Suriah.
"Saya mengajak semua mujahidin untuk memindahkan (pertempuran) ke Libanon untuk menghancurkan Hizbullah (baca;Hizbullata) karena membantai wanita, anak-anak dan para pria, sementara perempuan dan anak-anak mereka menikmati keamanan," kata Sharkas.
"Jika kita ingin sukses, kita harus melawan kerabat mereka yang membunuh kami di Libanon," tambahnya.
Sharkas, seorang Sirkasia Suriah dari kota Qusayr, mengatakan pemerintah Libanon tidak layak untuk memerintah, "dan dalam kasus terburuk, bawahan Hizbullah."
Sharkas mengatakan ia telah bekerja di Libanon sebagai chef pastry sebelum perang meletus di Suriah, namun kembali ke kampung halamannya untuk melaksanakan jihad demi mendirikan kekhalifahan Islam.
Dia telah bersumpah setia kepada IS baru-baru ini dan kini memimpin satu kompi berkekuatan 30 orang yang disebut "Perisai Islam."
Sharkas mengatakan dia akan mengorbankan hidupnya untuk Islamic State dan jabhat Al-Nusrah, menyerukan kepada kedua kelompok jihad itu untuk mengakhiri perselisihan mereka dan bersatu di bawah bendera tunggal Islam.
Al-Akhbar mengatakan melakukan wawancara tersebut dua bulan yang lalu di pinggiran kota perbatasan Arsal, di Libanon timur.
Anas Sharkas muncul di video pekan lalu di mana ia mengancam akan menyerang Libanon dan mulai menculik wanita dan anak-anak Syi'ah sebagai pembalasan atas penangkapan istrinya, Ola al-Oqaili, dan dua anak mereka oleh Tentara Libanon.
Oqaili ditangkap dalam sebuah pertemuan pengungsi Suriah di Libanon utara dua pekan lalu. (st/tds)