SAMARA, IRAK (voa-islam.com) - Seorang komandan senior militer Syi'ah Iran telah tewas dalam pertempuran melawan mujahidin Islamic State di Irak.
Humas Departemen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan pada hari Ahad (28/12/2014) bahwa Brigadir Jenderal Hamid Taghavi tewas pada saat "sebuah misi penasihat" di kota suci Syi'ah Samarra.
"Brigadir Jenderal Hamid Taghavi tewas selama sebuah misi untuk menasihati militer dan relawan (baca:milisi Syi'ah) Irak...di kota Samara, utara Baghdad," kata sebuah pernyataan dari pasukan militer elit Syi'ah Iran tersebut.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Taghavi mati saat melakukan misi kerjasama dengan "tentara dan milisi-milisi Syi'ah Irak untuk melawan mujahidin Islamic State di sekitar kuil (Imam kesebelas Syi'ah) Hasan al-Askari.
Samarra, yang terletak sekitar 110 kilometer utara ibukota, Baghdad, adalah tempat bagi kuil imam kesepuluh dan kesebelas Syi'ah Ali al-Hadi dan Hasan al-Askari.
Taghavi adalah seorang komandan militer selama perang Irak-Iran tahun 1980-1988.
Penguburannya akan dilakukan di kampung halamannya di Ahwaz, barat daya Iran, pada tanggal 30 Desember, pernyataan itu menambahkan.
Iran telah berulang kali mengklaim bahwa mereka tidak akan campur tangan secara militer di Irak dan Suriah, namun Republik Syi'ah itu terus memberikan dukungan kepada kedua negara yang memiliki akidah sama dengan mereka, demi membendung kekuatan Sunni menguasai negara-negara itu, dengan mengirimkan pasukan tempur (secara diam-diam) serta peralatan militer dan juga pelatihan.
Pada awal kemajuan IS di Irak, Republik Syi'ah itu mengambil langkah cepat untuk memobilisasi dan mempersenjatai milisi-milisi Syi'ah lokal di negeri itu untuk membendung IS.
Selain itu mereka juga mempersenjatai pasukan Marxis Kurdi untuk memerangi mujahidin Islamic state di Irak utara
Media Iran telah melaporkan kematian beberapa personel mereka yang mati dalam pertempuran melawan mujahidin di Irak dan Suriah tahun ini. (st/ptv)