TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Mujahidin Daulah Islam (IS/ISIS) telah merilis sebuah video baru yang diduga menunjukkan pemenggalan 21 orang Kristen Koptik Mesir yang diculik di Libya menyusul pengumuman awal dari tindakan mereka dalam edisi majalah Dabiq milik IS.
Video berdurasi lima menit, dirilis pada Ahad (21/2/2015), menunjukkan mujahidin berpakaian serba hitam membawa para sandera yang diborgol mengenakan jumpsuits oranye mirip dengan para sandera IS yang dieksekusi sebelumnya.
Mujahidin IS kemudian meletakkan para korban tertelungkup di sepanjang pantai di ibukota Libya Tripoli dan kemudian menggorok leher mereka menggunakan belati. Setelah pemenggalan kepala, mereka menempatkan kepala diatas tubuh.
IS mengatakan dalam rekaman itu bahwa eksekusi mereka adalah balas dendam untuk "para Muslimah dianiaya oleh tentara salib Koptik di Mesir."
"Keselamatan bagi Anda Tentara salib adalah sesuatu yang hanya bisa Anda berharap," salah satu mujahid bertopeng yang mengenakan seragam kamuflase militer - satu-satunya anggota IS yang tidak berpakaian hitam - mengatakan dalam bahasa Inggris yang fasih sambil mengacungkan pisau sebelum dan sesudah eksekusi.
IS sebelumnya menerbitkan foto-foto dari 21 pekerja Mesir, mengatakan bahwa foto-foto itu diambil saat sebelum pemenggalan kepala mereka.
Para pekerja, yang foto-foto itu dipublikasikan dalam edisi online terbaru Dabiq, dilaporkan diculik di kota pesisir Libya Sirte dalam dua serangan pada bulan Desember tahun lalu dan Januari.
Dabeq mengatakan penculikan itu untuk membalas nasib perempuan Muslim yang "disiksa dan dibunuh oleh gereja Koptik Mesir" dan bahwa ekspansi mereka ke Libya memungkinkan "untuk dengan mudah menangkap tentara salib Koptik."
Setelah terbitnya video tersebut, kementerian luar negeri Mesir memperingatkan Mesir tidak melakukan perjalanan ke Libya, menasihati mereka yang sudah tinggal di negara itu untuk menghindari daerah-daerah ketegangan tinggi. Sejumlah besar warga Mesir, banyak dari mereka pekerja konstruksi, saat ini bekerja di Libya.
IS sejauh ini telah merilis beberapa video yang sama dari Irak menunjukkan eksekusi tawanan dari negara-negara yang berbeda, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. (st/ptv)