TUNIS, TUNISIA (voa-islam.com) - Daulah Islam (IS/ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas serangan di sebuah museum di ibukota Tunisia pada hari Rabu (18/3/2015) yang menewaskan 20 wisatawan asing, menurut sebuah rekaman audio yang didistribusikan secara online.
Dalam pesan audio yang diposting secara online, IS mengatakan "dua ksatria dari Daulah Islam ... sangat dipersenjatai dengan senjata otomatis dan granat, menargetkan Museum Bardo."
Pesan ini mengancam serangan lebih lanjut, dengan mengatakan: "Apa yang Anda lihat adalah hanya awal."
Kepresidenan mengatakan tentara akan dikerahkan untuk meningkatkan keamanan di kota-kota besar setelah serangan museum tersebut.
Tetapi "kita tidak berada di bawah pengepungan", kata satu sumber kepresidenan.
Kepanikan pecah ketika orang bersenjata berseragam militer melepaskan tembakan ke wisatawan saat mereka turun dari bus dan kemudian mengejar mereka di dalam museum Bardo.
Korban tewas termasuk tiga warga Jepang, dua warga Spanyol, seorang warga Kolombia, seorang warga Australia, seorang wanita Inggris, seorang wanita Belgia, dua warga Prancis, seorang warga Polandia dan seorang Italia, kata Menteri Kesehatan Kata Aidi.
Dia mengatakan polisi juga tewas namun tidak menyebutkan korban warga Tunisia kedua yang awalnya dilaporkan oleh pihak berwenang.
Puluhan orang lainnya terluka dalam serangan itu, dalam pukulan besar bagi perekonomian Tunisia yang sangat tergantung dari pariwisata.
Perdana Menteri Habib Essid menyebut nama dua orang bersenjata dibunuh oleh pasukan keamanan sebagai Yassine Abidi dan Hatem Khachnaoui.
Dia mengatakan Abidi dikenal polisi.
Para penyerang museum itu "mungkin" warga Tunisia, kata kementerian dalam negeri.
Tunisia telah melihat meningkatnya mujahidin sejak revolusi 2011 yang menggulingkan orang kuat yang berkuasa lama Zine El Abidine Ben Ali dan memicu pemberontakan Musim Semi Arab di seluruh wilayah.
Pihak berwenang mengatakan sebanyak 3.000 warga Tunisia telah pergi ke Irak, Suriah dan Libya untuk berperang di barisan mujahidin, termasuk dengan IS, menimbulkan kekhawatiran para mujahidin tangguh dalam pertempuran kembali ke rumah untuk merencanakan serangan. (st/f24)