IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-Nusrah dan sekutunya kembali berhasil merebut sebuah markas militer rezim Nushayriah Assad di provinsi Idlib pada Senin (27/4/2015).
Keberhasilan Jabhat al-Nusrah, hanya sehari setelah serangan udara tanpa pandang bulu oleh pemerintah yang menewaskan 73 warga sipil di provinsi barat laut Suriah tersebut, sebuah kelompok monitor mengatakan.
"Markas Al-Qarmid jatuh ke tangan pejuang pemberontak, dan rezim telah mundur dari sana, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sebagaimana dikutip AFP.
Dia mengatakan rezim Assad menyimpan beberapa tank dan berbagai senjata artileri berat di Al-Qarmid.
Banyak dari senjata tersebut telah direbut pada hari Senin oleh koalisi koalisi mujahidin yang telah merebut kota utama yang dikuasai pemerintah di provinsi Idlib pada hari Sabtu.
Pada Senin pagi, akun Twitter dan Facebook resmi Jabhat Al-Nusrah memposting foto-foto dari tank-tank dan senjata artileri dengan tulisan tertera: Di dalam markas militer Al-Qarmid yati : "Rampasan mujahidin."
Akun tersebut juga menampilkan gambar-gambar dari ledakan dahsyat, yang mereka katakan disebabkan oleh pembomjibaku yang meledakkan diri mereka di pos jaga sebelum markas itu diserbu.
Pengambil alihan markas militer Al-Qarmid menjadi kemenangan terbaru bagi mujahidin di wilayah itu setelah serangkain kemajuan sebelumnya di provinsi tersebut. Ini akan memungkinkan para mujahidin untuk memperketat pengepungan mereka di pangkalan militer besar Mastouma di dekatnya yang telah melihat pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir.
Serangan itu dimulai dengan aksi pembom jibaku Jabhat Al-Nusrah yang mengendarai sebuah truk penuh bahan peledak ke dalam markas dan meledakkannya.
"Sebuah truk dengan dua ton bahan peledak menembus salah satu pintu masuk kamp yang membuatnya lebih mudah untuk mengambil alih kamp tersebut," Syaikh Husam Abu Bakar, seorang komandan dari Ahrar al-Sham mengatakan melalui Skype kepada Reuters.
Media pemerintah Suriah, yang tidak mengakui kekalahan mereka di Jisr Al-Shughur lagi-lagi membual bahwa tentara loyalis Assad telah menimbulkan korban berat pada pihak mujahidin di daerah itu, tapi tidak mengatakan bahwa markas itu telah jatuh.
Namun Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa pasukan pemerintah telah gagal untuk mempertahankan markas tersebut meski bombardir hebat terhadap posisi mujahidin. Abdel Rahman mengatakan bahwa 15 tentara Suriah tewas dalam peristiwa tersebut.
Mujahidin telah berusaha untuk mendorong tentara keluar dari beberapa daerah yang dikuasai pemerintah yang tersisa di provinsi ini, membawa mereka lebih dekat ke Latakia, kampung halaman leluhur Presiden Suriah Bashar Assad.
Mujahidin Suriah merebut kota Idlib, ibukota provinsi, bulan lalu setelah membentuk aliansi yang dinamakan "Jaisyul Fath" atau "Tentara Pembebasan," mencakup Jabhat Al-Nusrah, gerakan Ahrar al-Sham dan Jund al-Aqsa dan beberapa brigade Islam lainnya yang
Pada hari Sabtu, koalisi tersebut ditambah beberapa lainnya menangkap kota barat laut Jisr al-Shughur untuk pertama kalinya dalam konflik empat tahun.
Sejak pengambil-alihan Jisr Al-Shughur, rezim Assad melancarkan serangan udara membabi buta, untuk menumpahkan kekesalan, terhadap lingkungan sipil di provinsi Idlib yang di wilayah yang dikuasai mujahidin sehingga menewaskan 73 warga sipil pada hari Ahad saja.
Abdel Rahman mengatakan 19 anak-anak dan 11 wanita termasuk diantara mereka yang tewas, dengan serangan paling mematikan terjadi di kota Darkush dekat perbatasan Turki.
Serangan udara di Darkush pada hari Ahad menghantam sebuah pasar, menewaskan 53 orang termasuk delapan anak-anak dan sembilan wanita. (aa/Reuters,AFP)