BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Sebuah faksi pejuang Islam kuat di Suriah telah menyatakan membom sebuah pertemuan para perwira Rusia di dekat Latakia pada tanggal 21 Februari, hari yang sama laporan tentang terjadinya ledakan misterius di daerah tersebut.
Seperti dilansir NOW News, Ahrar Al-Sham pada Rabu (24/2/2016) sore mengumumkan mereka melakukan operasi khusus bersama faksi Harakat al-Bayan yang "berhasil menghancurkan sebuah pertemuan para Jenderal Rusia ... dekat kota Latakia dengan bom mobil."
Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh kedua kelompok itu menambahkan bahwa bom mobil di luar pertemuan itu "menyebabkan kematian dan cedera" dari puluhan perwira Rusia.
"Setelah pemantauan, memata-matai dan persiapan misi yang berlangsung selama beberapa pekan, kompi Ashab al-Naqbi, dalam kerja sama antara [Ahrar dan Harakat al-Bayan], mampu mengirimkan bom mobil ke pangkalan militer tersebut," pernyataan itu menambahkan.
"Setelah mengamati pertemuan Jenderal Rusia dalam area ... bom mobil diledakkan selama pertemuan tersebut."
Ahrar al-Sham dan Harakat al-Bayan juga menerbitkan video yang menunjukkan saat terjadinya serangan terhadap pertemuan di benteng pesisir rezim Assad itu.
Kedua kelompok itu mengatakan serangan tersebut terjadi di daerah Snouber-Jableh pada hari Ahad 21 Februari pukul 01:10 siang, namun pengumuman operasi itu "ditunda sampai kembalinya saudara-saudara yang melakukan operasi dengan aman."
Sekitar 30 menit setelah serangan yang diduga bom mobil, halaman Facebook pro-rezim yang berbasis di Jableh menerbitkan sebuah laporan singkat tentang ledakan di daerah itu.
"Suara ledakan terdengar di sekitar [Jableh] beberapa waktu lalu menurut laman media sosial, belum ada apapun yang dikonfirmasi," halaman Facebook berita Kota Jableh menulis dalam sebuah posting yang diunggah pukul 01:43 siang, 21 Februari.
Salah satu anggota kelompok menjawab bahwa suara ambulans terdengar di daerah itu, sementara orang lain menulis bahwa sebuah latihan militer berlangsung di dekat daerah Snouber.
Ahrar al-Sham dan Harakat al-Bayan, mengatakan bahwa sejumlah besar ambulans dan pemadam kebakaran bergegas ke lokasi ledakan untuk memindahkan mereka yang terluka ke rumah sakit di Jableh dan Latakia.
"Helikopter Rusia kemudian tiba di lokasi bom dan memindahkan mayat-mayat jenderal [Rusia] yang tewas dan terluka ke pangkalan udara Hmeimim," tambah pernyataan itu.
Kedua kelompok itu juga mengatakan bahwa Jableh dan Latakia menyaksikan mobilisasi keamanan besar-besaran menyusul ledakan yang "terus berlanjut sampai hari ini dan terutama [terlihat] dalam beberapa jam setelah pengeboman." (st/NOW)