BAMAKO, MALI (voa-islam.com) - Kelompok mujahidin Ansar Dine mengatakan bahwa pihaknya menahan tiga pekerja Palang Merah yang ditangkap di timur laut Mali akhir pekan lalu dan menyerukan pembebasan dari mujahidin ditangkap oleh tentara Prancis untuk mengembalikan mereka secara aman.
"Kami memiliki tiga orang yang bekerja untuk Palang Merah. Kami ingin Barkhane (pasukan Prancis) untuk membebaskan Miyatene Ag Mayaris sebelum kita akan membebaskan mereka," Nourredine Ag Mohamed, seorang pejuang senior dalam kelompok itu, mengatakan kepada Agence France Presse.
Seorang juru bicara ICRC di Bamako sebelumnya telah mengkonfirmasi tiga stafnya ditahan oleh kelompok tidak dikenal yang telah mencegat mereka pada 16 April, sementara keempat telah dirilis.
Ansar Dine adalah salah satu dari beberapa kelompok jihad yang aktif beroperasi di Mali utara, dan mengambil para pekerja tersebut di wilayah bergolak Kidal, di mana Palang Merah mengatakan mereka sedang melakukan pekerjaan lapangan.
ICRC mengatakan bahwa pihaknya belum menerima pernyataan tanggung jawab tetapi bekerja dengan beberapa pemain kunci di Mali untuk memastikan apa yang terjadi.
"Kami berada dalam kontak dengan semua orang yang relevan di daerah itu... untuk memperoleh informasi yang lebih tepat," kata juru bicara ICRC Claire Kaplun kepada AFP di markas Jenewa, termasuk pemimpin lokal, pihak berwenang Mali dan pasukan Prancis.
ICRC belum merilis nama atau kewarganegaraan mereka.
Empat pekerja Palang Merah telah berkemah di daerah di mana pasukan Prancis yang terlibat dalam misi anti-teror Barkhane sedang melakukan operasi, ICRC telah sebelumnya mengatakan.
Tim itu diperintah turun dari kendaraan mereka "oleh seseorang pada sepeda motor, yang memberitahu mereka untuk mengikutinya," Valery Mbaoh Nana, juru bicara ICRC di ibukota Mali Bamako, mengatakan kepada AFP, Selasa.
Mbaoh Nana mengatakan bahwa menurut informasi yang telah didapat ICRC, tiga sandera "ditahan dalam kondisi yang dapat diterima. Mereka tidak disiksa, mereka tidak dianiaya secara fisik."
Juru bicara ICRC di Jenewa mengatakan rincian kondisi penahanan "berasal dari anggota staf yang telah dirilis."
Sejak itu, tak ada kontak lebih lanjut, katanya. (st/AFP)