GAO, MALI (voa-islam.com) - Kelompok Jama'ah Nusrat ul-Islam wa al-Muslimin (JNIM), cabang Al-Qaidah di Afrika Barat dan Sahel, menyatakan pasukannya bertanggung jawab atas pemboman jibaku di kota Gao di utara Mali, Senin, Long War Journal melaporkan hari Rabu (13/11/2018).
Menjelang Senin malam, bom truk jibaku diledakkan di daerah pemukiman Gao. Setidaknya tiga orang tewas dan 30 lainnya terluka serangan itu. Dalam pernyataan JNIM, kelompok itu mengatakan bahwa mereka menargetkan basis "penjajah Salib" dari Inggris, Jerman dan Kanada. Mereka juga menamai sang pembom itu sebagai "Usama al Ansari," sebuah nama panggilan yang menyiratkan pembom itu adalah anggota lokal kelompok itu.
Hari Rabu, kelompok ini merilis pernyataan audio singkat dan foto al Ansari. Juru bicara dalam video tersebut menyatakan bahwa "operasi ini menunjukkan bahwa mujahidin terus melanjutkan janji mereka, yang telah mereka buat untuk Tuhan mereka, sampai mereka mencapai salah satu dari dua akhir yang baik, kemenangan atau kesyahidan."
Sang juru bicara itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut akan terus menargetkan pasukan internasional sampai "Umat [Negara Islam] menikmati aturan Syariah."
Menanggapi kekerasan yang terjadi baru-baru ini antara para pejuang perlawanan yang bermarkas di Gaza dan Israel, JNIM juga mengirim pesan ke Gaza yang menyatakan bahwa “hati kami kuat dalam doa untuk Anda.”
Sumber Mali mengklaim kepada AFP bahwa orang-orang yang tewas adalah warga Mali setempat. AFP juga melaporkan bahwa empat orang yang terluka adalah pegawai asing dari Layanan Pekerjaan Ranjau PBB. Mereka termasuk dua orang Kamboja, seorang Afrika Selatan, dan seorang Zimbabwe. Video hari ini mengonfirmasi bahwa Pusat Rekayasa Struktural dan Penjinak Ranjau di Gao adalah target yang dituju.
Pemboman jibaku hari Senin adalah yang pertama diklaim oleh JNIM sejak Juli. Dalam serangan itu, seorang pengebom menabrakkan kendaraannya yang sarat bahan peledak ke dalam patroli Prancis juga di kota Gao. Setidaknya delapan tentara Prancis terluka, sementara dua warga sipil tewas dalam ledakan itu. Operasi itu terjadi hanya beberapa hari setelah JNIM meluncurkan pembom jibaku lain di pangkalan G5 Sahel di Mali tengah. (st/tlwj)