SISTAN-BALOCHISTAN, IRAN (voa-islam.com) - Sebuah bom jibaku yang menargetkan sebuah bus yang mengangkut personil pasukan elit Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) menewaskan sedikitnya 41 tentara, kantor berita Iran FARS melaporkan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh IRGC pada hari Rabu (13/2/2019) malam mengatakan serangan itu menyebabkan 27 tentaranya tewas, sementara 13 lainnya luka-luka.
Kelompok jihadis Sunni Jaisyul A'dl menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom pinggir jalan, yang terjadi pada hari konferensi yang dipimpin AS di Warsawa yang mencakup diskusi tentang apa yang digambarkan Amerika sebagai pengaruh fitnah Iran di Timur Tengah yang lebih luas.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah, mengutip apa yang disebutnya sebagai "sumber informasi," juga melaporkan serangan terhadap IRGC di provinsi Sistan dan Baluchistan Iran.
Provinsi itu, yang terletak pada rute utama perdagangan opium, telah sesekali menyaksikan bentrokan antara pasukan Iran dan separatis Baluch, serta pengedar narkoba.
Jaisyul Adl, yang dibentuk pada 2012, adalah penerus kelompok jihadis Sunni Jundallah, yang telah melakukan serentetan serangan terhadap pasukan keamanan Syi'ah Iran dalam beberapa tahun terakhir di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.
IRGC adalah kekuatan ekonomi dan militer utama di Iran, hanya bertanggung jawab kepada pemimpin tertinggi negara itu, Ayatola Ali Kamenei.
Sementara Iran telah terjerat dalam perang yang melanda Suriah dan Irak, negara itu sebagian besar telah menghindari pertumpahan darah yang mengganggu wilayah tersebut. Pada tahun 2009, lebih dari 40 orang, termasuk enam komandan IRGC, tewas dalam serangan jibaku oleh para jihadis di provinsi Sistan dan Baluchistan.
7 Juni 2017, serangan ISIS yang terkoordinasi terhadap Parlemen dan tempat suci Ayatola Ruhulo Komeni, pemimpin Revolusi Syi'ah Iran 1979. Setidaknya 18 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka.
Dan yang terbaru, serangan terhadap parade militer pada bulan September di barat daya Iran yang kaya minyak menewaskan lebih dari 20 tentara dan melukai lebih dari 60 lainnya. (st/Aby)