DIOURA, MALI (voa-islam.com) - Jamaat Nasrul Islam wal Muslimin yang berafiliasi dengan Al-Qaidah pada Sabtu (16/3/2019) menyerang sebuah pangkalan militer Mali di pusat kota Dioura, Mali. Sumber-sumber lokal menunjukkan bahwa para jihadis menduduki pangkalan itu secara singkat sebelum menarik diri setelah mangambil senjata dan peralatan militer lainnya dari kamp tersebut.
Menurut RFI, para jihadis mulai melakukan serangan terkoordinasi di pangkalan setelah tiba dengan sepeda motor dan kendaraan berat. Mereka kemudian dilaporkan menyerang pangkalan itu dari dua arah sebelum menduduki pertahanannya. Setidaknya 16 tentara Mali dilaporkan tewas, sementara lima kendaraan militer hancur dalam operasi itu.
Para jihadis kemudian secara singkat menduduki pangkalan itu, menurut Reuters, sebelum menarik diri dengan membawa senjata dan peralatan. Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu, tetapi Katibat Macina JNIM dicurigai secara luas berada dibalik peristiwa tersebut.
Militer Mali, pada bagiannya, mengakui serangan itu tetapi secara resmi meremehkan kerugian mereka. Di halaman Facebook-nya, dilaporkan bahwa sementara pangkalan itu memang mengalami serangan, pasukannya memegang kendali markas militer itu.
Berbicara kepada France24, pejabat militer Mali lainnya telah melaporkan bahwa pasukan mereka juga mampu membunuh beberapa penyerang tetapi ini belum dikonfirmasi.
Mali Tengah telah menjadi pusat kekerasan jihadis yang bangkit kembali di dalam negeri. Katibat Macina JNIM, yang berada di garis depan, telah bertanggung jawab atas ratusan serangan, pembunuhan, penculikan, dan eksekusi di seluruh Mali tengah dan selatan sejak 2015.
Sejak awal tahun 2018, JNIM telah bertanggung jawab atas puluhan serangan terhadap pasukan Mali, Prancis, dan PBB di seluruh Mali. Meskipun misi kontraterorisme yang dipimpin Prancis, pasukan dari G5 Sahel, dan pasukan penjaga perdamaian PBB, Al-Qaidah masih mempertahankan kemampuan untuk beroperasi secara terbuka di dalam Mali dan Sahel yang lebih luas. (st/TLWJ)