KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Taliban di Afghanistan mengatakan kesepakatan damai yang baru-baru ini ditandatangani dengan AS hampir mencapai titik puncak karena Washington dan pemerintah Afghanistan melanggar ketentuan-ketentuannya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (5/4/2020) Taliban mengatakan AS melanggar kesepakatan dengan melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap warga sipil dan menuduh pemerintah Afghanistan ragu-ragu tentang pembebasan tahanan Taliban seperti yang dijanjikan dalam perjanjian.
Negosiator Taliban menandatangani perjanjian dengan AS di Qatar pada 29 Februari. Di bawah kesepakatan itu, AS berkomitmen untuk secara bertahap menarik pasukannya dari Afghanistan, dan Taliban sepakat untuk tidak mengizinkan kelompok-kelompok jihadis di tanah Afghanistan dan tidak untuk menyerang pasukan AS dan internasional selama mereka dalam proses penarikan.
AS dan pasukan asing lainnya sudah mulai menarik diri, sebuah proses yang bisa memakan waktu 14 bulan untuk menyelesaikannya.
Kabul bukanlah pihak dalam negosiasi yang mengarah pada kesepakatan itu. Taliban akan menolak pada saat itu untuk mengakui pemerintah Afghanistan. Tetapi di bawah kesepakatan yang sama, kelompok itu akhirnya setuju untuk duduk bersama pemerintah. Pertemuan tatap muka pertama tentang pertukaran tahanan terjadi minggu lalu.
Namun Taliban belum berhenti menyerang pasukan pemerintah. Sejak kesepakatan itu ditandatangani, serangan Taliban telah merenggut nyawa puluhan pasukan keamanan.
Dalam pernyataan hari Ahad, Taliban mengatakan bahwa mereka telah membatasi serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan ke pos-pos pedesaan dan tidak menyerang pasukan Afghanistan di kota-kota atau instalasi militer. Mereka mengatakan batas serangan seperti itu belum secara khusus ditetapkan dalam perjanjian dengan AS.
Namun, kelompok jihadis itu mengancam bahwa mereka akan "meningkatkan tingkat pertempuran" jika dugaan pelanggaran berlanjut.
"Kami secara serius meminta Amerika untuk mematuhi isi perjanjian dan untuk memperingatkan sekutu mereka untuk sepenuhnya mematuhi perjanjian," kata pernyataan Taliban. (ptv)