KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Taliban Afghanistan dilaporkan telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS di ibukota Qatar, Doha, untuk membahas sengketa pembebasan tahanan.
Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad dan Jenderal Angkatan Darat AS Scott Miller bertemu dengan pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar di Doha pada hari Senin , seorang juru bicara Taliban mengatakan pada hari Selasa (14/4/2020).
Mereka membahas "implementasi lengkap" dari kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani pada akhir Februari untuk penarikan pasukan AS secara bertahap "serta penundaan dalam pembebasan tahanan" oleh pemerintah Afghanistan, kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen di Twitter.
Dia mengatakan bahwa "pelanggaran perjanjian dan masalah lainnya serta cara penyelesaiannya juga dibahas."
Pekan lalu, Taliban menuduh Washington melanggar perjanjian dengan mendukung operasi keamanan Afghanistan di beberapa bagian negara itu. Para jihadis mengatakan bahwa dukungan semacam itu dapat membahayakan kesepakatan.
Mereka juga menuduh pemerintah Afghanistan menunda pembebasan tahanan yang diperkirakan berdasarkan perjanjian tersebut.
Pemerintah Afghanistan tidak diikutsertakan dalam perundingan yang mengarah pada kesepakatan AS-Taliban. Dan para jihadis belum berhenti menyerang pasukan keamanan pemerintah.
Meskipun dikecualikan, Kabul diharuskan, berdasarkan kesepakatan AS-Taliban, untuk membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban. Para jihadis diwajibkan untuk membebaskan 1.000 tawanan pro-pemerintah sebagai imbalan.
Taliban telah menuntut pembebasan 5.000 tahanan sebelum mereka terlibat dalam proses perdamaian dengan Kabul. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah menolak permintaan itu, dan memerintahkan pembebasan 1.500 tahanan Taliban secara bertahap sebagai gantinya.
Sekitar 300 jihadis telah dibebaskan sejak Rabu. Dan Taliban telah menyerahkan 20 tahanan pemerintah ke Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Kandahar.
Washington dipaksa, berdasarkan kesepakatan, untuk menarik pasukan Amerika dan pasukan asing dari Afghanistan pada Juli tahun depan, asalkan para jihadis memulai pembicaraan dengan Kabul dan mematuhi jaminan keamanan lainnya.
Sekitar 14.000 tentara AS dan sekitar 17.000 tentara dari sekutu NATO dan negara-negara mitra tetap berada di Afghanistan bertahun-tahun setelah invasi negara yang menggulingkan pemerintahan sah Taliban pada 2001. (TNA)