View Full Version
Selasa, 11 May 2010

Syiar TKW di Hong Kong: Jajakan Buku Agama untuk Berdakwah & Beramal

SEDERHANA namun penuh semangat. Itulah yang tergambar dari sosok Murti’ah, TKW yang sekarang mengais rezeki di Hong Kong ini. Meski bukan ustazah dan bukan pula alumni pesantren, namun ghirahnya sangat tinggi dalam memperjuangkan Islam di negeri orang. Waktu libur saat teman-temannya berhibur, ia memilih menginvestasikan waktunya untuk kebaikan dan dakwah.

Menemui Murti’ah, TKW asal Kediri, Jawa Timur ini tidaklah sulit. Tiap hari Ahad, datanglah ke ‘Kampung Jawa Hong Kong’ –istilah lain untuk menyebut Victoria Park– Di tengah kerumunan ribuan TKW yang memadati Kampung Jawa untuk berlibur dan berhibur itu, Murti’ah melakukan aktivitas yang tidak dilakukan oleh para TKW yang lain.

Kepada voa-islam.com, ibu dua anak ini menceritakan, awal motivasinya datang ke Hong Kong adalah faktor ekonomi. Penghasilannya yang pas-pasan sedangkan dua anaknya beranjak remaja membutuhkan biaya pendidikan yang tidak sedikit. Murti’ah memutuskan bekerja membantu suami, meski dengan berat hati. Ia berangkat juga ke luar negeri setelah melewati suatu proses yang tidak mudah.

“Tidak mudah dan berat hati saya meninggalkan anak dan suami. Tapi demi masa depan mereka saya nekad,” tuturnya mengawali cerita kepada voa-islam.

Murti’ah merasakan betapa berat adaptasi di Hong Kong. “Saya cukup kesulitan beradaptasi dengan budaya Negara Hong Kong saat pertama kali bekerja. Sungguh jauh berbeda dengan budaya Indonesia!” kenangnya.

…Untuk menjaga akidah agar tidak luntur dan tetap eksis di negeri asing, Murti’ah memanfaatkan setiap waktu luang sekecil apapun untuk menggali hal-hal positif…

Untuk menjaga akidah agar tidak luntur dan tetap eksis di negeri asing, Murti’ah memanfaatkan setiap waktu luang sekecil apapun untuk menggali hal-hal positif.

“Makanya saya ikut dalam pengajian-pengajian yang diadakan teman-teman Indonesia di Hong Kong,” lanjut dia.

Lebih jauh, Murti’ah prihatin terhadap teman-temannya sesama TKW yang nilai keislamannya telah memudar di lingkungan yang jauh dari kehidupan Islami. Menurutnya, arus budaya Hong Kong yang tidak bersahabat, adalah ujian akidah yang  sangat berat.

“Saya miris melihat wanita-wanita muda Indonesia yang terjebak dengan kehidupan lesbianisme,” keluhnya.

Dari keprihatinan itu, wanita yang biasa disapa Bu Murti’ah ini berpikir keras untuk mengambil tindakan penyelamat terhadap akidah teman-temannya. Namun apa daya, menyadari dirinya tak punya bekal ilmu yang cukup, maka dipilihlah cara yang sesuai kadar kemampuannya, yaitu menjual majalah-majalah Islam yang diterbitkan oleh warga Indonesia di Hong Kong. Tak ketinggalan juga buku-buku Islam terbitan tanah air.

“Saya tawarkan mereka buku-buku Islam dan majalah, kadang ada yang mau membeli, tapi ada juga yang meremehkan. Tapi saya menyadari akan semua resiko ini, Alhamdulillah saya tetap maju, saya melakukan ini karena Allah, maka saya pun berusaha memotivasi diri sendiri saat menghadapi hambatan,” ujarnya penuh tekad kepada voa-islam.

Murti’ah menjajakan buku agama dengan menggelar tikar di emperan “Kampung Jawa Hong Kong” mulai jam 7.30 pagi-7.00 malam. Berkat kegigihannnya, kini ia mulai dibantu beberapa teman seperjuangan. Mendapat bantuan dari teman-temannya, tidak membuat Murti’ah puas, ia pun meningkatkan dakwahnya dengan berkeliling menjajakan buku-buku agama.

“Saya tiap Ahad menggelar tikar di emperan ini, karena di sini banyak orang lewat. Jika ada teman yang membantu menjaga dagangan ini, maka saya akan menjual di tempat terpisah, yaitu saya jajakan. Saya keliling lapangan Victoria Park ini untuk menawarkan buku,” jelasnya.

Uniknya, Murti’ah menjual buku dan majalah dengan itu harga murah, dengan sedikit untung. Keuntungan penjualan itu pun disisihkan untuk disumbangkan kepada yayasan yatim piatu di tanah air.

...Murti’ah menjual buku dan majalah dengan harga murah. Keuntungan penjualan itu pun disisihkan untuk disumbangkan kepada yayasan yatim piatu di tanah air...

“Keuntungan tersebut saya salurkan untuk beberapa yayasan mengajukan proposal untuk dicarikan bantuan dana di Hong Kong. Tapi masih sedikit yang bisa saya bantu,” imbuhnya.

Kendala paling berat yang dihadapinya adalah musim panas. Buku-buku itu cukup berat. “Teman-teman yang membantu saya pun kecapaian juga, namun alhamdulillah mereka tidak mengeluh,” lanjutnya.

Menyadari pentingnya dakwah melalui buku dan majalah islami, Murti’ah berharap agar sepulangnya ke tanah air kelak, ada TKW lain yang meneruskan perjuangannya.

“Harapan saya jika kelak saya sudah kembali ke tanah air, akan ada yang mau meneruskan apa yang saya lakukan ini. Semoga pemerintah RI terketuk hatinya agar mau memperhatikan keadaan warganya di luar negeri,” pungkasnya kepada voa-islam. Subhanallah, TKW yang luar biasa!! Selamat berjuang Yuk Mur. [Yuli Anna/voa-islam.com]

Baca berita terkait:

  1. TKW Hong Kong dalam Cengkeraman Salibis.
  2. Membungkam Artikel Facebook yang Menyudutkan Muslim Indonesia di Hong Kong.
  3. TKW Hong Kong: Pernik-pernik Dakwah di Tengah Sejuta Masalah.
  4. Semarak Dakwah Nakerwan Indonesia di 'Negeri Beton' Hong Kong.
  5. TKW Teladan di Hong Kong: Jajakan Buku Agama untuk Berdakwah dan Beramal.

latestnews

View Full Version