View Full Version
Rabu, 26 Oct 2011

Kelompok HAM: Ribuan Senjata Berat masih Berserakan di Libya

LONDON (voa-islam.com) - Sejumlah besar senjata, termasuk rudal darat ke udara yang bisa menjatuhkan pesawat komersial, masih berserakan tak terjaga di sekitar Libya lebih dari dua bulan setelah Muammar Kadhafi digulingkan dalam perang sipil, Human Rights Watch mengatakan pada hari Selasa.

Kelompok yang berbasis di New York tersebut mengatakan telah melihat dua lokasi dekat Sirte, kampung halaman Muammar Kadhafi berisi rudal darat ke-udara , rudal-rudal tank dan mortir, amunisi dan ribuan roket yang dapat dikendalikan radar.

"Rudal darat ke udara dapat menjatuhkan pesawat sipil, dan senjata peledak dapat dikonversi dengan mudah ke dalam bom mobil dan IED (bom rakitan atau bom) yang telah menewaskan ribuan orang di Irak dan Afghanistan," kata Peter Bouckaert, direktur keadaan darurat kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan Human Rights Watch telah memperingatkan para pemimpin Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) dan NATO selama berbulan-bulan tentang stok senjata tanpa pengamanan  yang telah dicuri secara teratur.

"Sekarang pertempuran yang telah berakhir, salah satu prioritas tertinggi NTC seharusnya mengamankan fasilitas senjata, dan membawa aliran dari senjata yang tidak terdeteksi di negara ini di bawah kontrol."

NTC secara terbuka berkomitmen untuk mengamankan simpanan yang tercerai-berai dari gudang senjata Qaddafi itu.

Muammar Kadhafi ditangkap dan dibunuh dalam keadaan tidak jelas pada Kamis ketika pasukan NTC merebut Sirte, kubu terakhir dari loyalis-Nya.
 
Ancaman keamanan wilayah

..ditinggalkan atau hilangnya senjata era Kadhafi telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa senjata tersebut dapat mengikis keamanan regional jika jatuh ke tangan militan atau pemberontak yang aktif di Afrika.. Utara

Tapi ditinggalkan atau hilangnya senjata era Kadhafi telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa senjata tersebut dapat mengikis keamanan regional jika jatuh ke tangan militan atau pemberontak yang aktif di Afrika Utara.

Beberapa juga melihat kemungkinan bahwa sisa-sisa loyalis Kadhafi atau orang lain yang tidak senang dengan faksi NTC bisa menggunakan persenjataan yang tercerai-berai tersebut untuk melakukan perang gerilya, menggagalkan pemerintah yang efektif dan kelanjutan produksi minyak di negara anggota OPEC itu.

Human Rights Watch mengatakan para ahli AS membantu NTC untuk mencari rudal-rudal darat ke udara yang hilang dan bersama dengan Kanada telah menawarkan uang untuk membantu Libya menghancurkan senjata-senjata tersebut.

Kelompok ini menjelaskan melihat para pejuang NTC bersiap untuk memindahkan senjata, termasuk tujuh rudal darat ke udara SA-24  - salah satu yang paling canggih buatan Rusia - ke basis mereka di Misrata. S-24 tersebut tampaknya tidak memiliki pemicu, katanya.

Pada satu tempat, setidaknya 28 rudal SA-24 tampaknya akan hilang bersama dengan senapan otomatis. Di tempat lain, Human Rights Watch mengatakan menemukan fasilitas penyimpanan amunisi yang dijarah dengan peti-peti dari granat berpeluncur roket (RPG), peluru-peluru anti pesawat dan amunisi lainnya yang tersebar di padang pasir sekitarnya.

"Bukti di situs tersebut menunjukkan bahwa tidak ada waktu untuk berleha-leha," kata Bouckaert.

Pada bulan September, Bouckaert menarik perbandingan ke Irak, di mana gudang yang ditinggalkan oleh tentara yang setia kepada Saddam Hussein yang melarikan diri setelah invasi 2003 pimpinnan Amerika dijarah dan digunakan oleh gerilyawan untuk membuat bom bunuh diri.

Perkembangan rudal darat ke udara di Libya telah mencemaskan badan keamanan Barat yang percaya bahwa rudal-rudal tersebut dapat digunakan untuk menargetkan pesawat komersial. (by/an)


latestnews

View Full Version