Jihad bukan sekedar rihlah (perjalanan) sementara yang akan berakhir di suatu negeri. Jihad bukan tujuan jangka pendek. Maka harus benar-benar ditanamkan dalam diri seorang mujahid bahwa jihad bukan keuntungan yang didapat dengan mudah dan juga bukan perjalanan yang yang pendek. Namun, jihad adalah perjalanan seumur hidup yang selalu mengiringi kehidupan. Jihad tidak akan berakhir selama urat nadi masih mengalirkan darah.
Jihad tidak hanya untuk membebaskan negeri Afghanistan, Palestina, atau Iraq semata. Tapi jihad adalah kewajiban yang terus-menerus ada dan ibadah yang harus dibiasakan di setiap pundak seorang muslim selama ia masih menginjakkan kaki di atas tanah dan masih memanggul senjata.
Sesungguhnya jihadnya seorang muslim bukan hanya untuk membebaskan sepetak tanah. Peperangan yang dilakukannya bukan peperangan kesukuan atau kebangsaan, tetapi cakupannya adalah seluruh negeri dan sepanjang zaman, serta tujuannya untuk menghapuskan kekufuran dan kesyirikan, sehingga dienullah benar-benar eksis dan tinggi di atas agama yang lain.
Allah Ta'ala berfirman,
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Anfal: 39)
(PurWD/voa-islam)