Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah masih bisa eksis melakukan pembelaan kepada Islam dan kaum muslimin. Shalwat dan salam semoga dilimpahkan keapda baginda Rasulillah, Muhammad bin Abdillah beserta keluarga dan para sahabatnya.
Kami ingatkan bahwa kasus ‘Ciketing’ masih berjalan. Bentrokan fisik antara ratusan jemaat gereja ilegal HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) dengan belasan warga muslim di kelurahan Mustika Jaya Bekasi pada 12 September 2010 lalu telah dijadikan pihak Salib dan kaum Liberal sebagai komoditi untuk mendiskreditkan umat Islam. Mereka mengabaikan fakta bahwa dalam insiden itu para warga muslim juga menjadi korban luka dikeroyok jemaat. Bahkan belasan pemuda Islam harus meringkuk di Bui dan sekarang sedang menjalani persidangan.
Para pemuda Islam yang sedang duduk di kursi pesakitan yakin bahwa semua ini merupakan resiko perjuangan jihad fi sabilillah. Mereka berduel dengan jama’ah HKBP karena membela kehormatan Islam dan melawan kecongkakan dan kesombongan yang ditunjukkana jemaat HKBP di daerah mereka. Mereka yakin bahwa letih dan lelah, cucuran darah dan keringat, berpisah dari anak-istri dan keluarga, dan diasingkan dalam penjara tidak akan sia-sia. Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah menyiapkan pahala besar dan ganjaran yang tak terhingga.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ () وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal shaleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-taubah: 120-121)
Sebuah kesungguhan untuk membela Islam dan kaum muslimin, menyelamatkan mereka dari fitnah pemurtadan orang kafir dan supaya kalimat kekafiran tidak berkibar di tengah-tengah kawasan umat Islam merupakan jihad. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Siapa yang berperang supaya kalimat Allah adalah yang tertinggi, maka dia berada fi sabilillah.” (HR. Al-Bukahri, Muslim, dan Ahlus Sunan)
Latar Belakang Konflik ‘Ciketing’
Dalam pemberitaan voa-islam. com, Rabu, 29 Dec 2010 dengan title Inilah Kasus-kasus Kristenisasi di Balik Insiden Ciketing Bekasi, diungkap bahwa latar belakang perseteruan antara Islam dan Kristen dari komunitas HKBP di Ciketing adalah maraknya gerakan kristenisasi di Bekasi yang sebagian didanai dari luar negeri. Data tersebut didasarkan dari hasil investigasi International Crisis Group (ICG) dengan kode “Asia Briefing N°114”.
Dalam laporan berjudul “Indonesia: ‘Christianization’ and Intolerance” itu, ICG menyimpulkan bahwa salah satu faktor utama meningkatnya gesekan antarumat beragama di Indonesia adalah agresivitas Kegiatan penginjilan di daerah Muslim (Aggressive evangelical Christian proselytizing in Muslim Strongholds).
Selanjutnya pihak-pihak Kristen dengan sengaja mengeksploitasi sedemikian rupa untuk menarik simpati dunia, seolah-olah mereka adalah kaum yang tertindas, terzalimi dan terintimidasi di negeri mayoritas Muslim ini.
Karenanya, secara spontan media Kristen mengangkat tema intoleransi umat Islam. Perhatikan tajuk media Kristen: “Hentikan Langkah Kelompok Intoleran” (tabloid Reformata edisi Oktober 2010), “Nasib Gereja Makin Terancam” (majalah Spektrum edisi November 2010), “Intoleransi Pada Umat Kristen Meningkat” (majalah Narwastu edisi November 2010), “Kaum Minoritas Kehilangan Tempat” (tabloid Zaitun edisi 55), dan lainnya.
Bahkan, insiden itu dipolitisir secara resmi oleh ephorus HKBP untuk mencabut Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah. Sementara akar masalah yang sesungguhnya mereka tutup rapat-rapat, misalnya, pemalsuan tandatangan warga dan manipulasi fotokopi KTP warga Muslim dalam proses perizinan gereja HKBP. Kasus suap Rp 100.000 hingga 1 juta rupiah yang dikucurkan HKBP untuk satu buah foto copy KTP pun tak disinggung-singgung.
Kabar Al-Qur’an tentang Sifat Jahat Orang Kafir Terhadap Umat Islam
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengabarkan dan mengungkap sifat negatif orang kafir, khususnya ahli kitab, terhadap umat Islam. Di ataranya, Al-Qur’an menyebutkan mereka sangat rakus untuk memurtadkan umat Islam.
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqarah: 109)
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100)
Mereka sangat membenci umat Islam dan berharap menimpakan keburukan kepada kaum muslimin,
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (QS. Al-Baqarah: 217)
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (QS. Al Maidah: 82)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.” (QS. Ali Imran: 118)
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya,” (QS. Ali Imran: 120) dan beberapa ayat lain yang semakna.
Seruan Kepada Umat Islam
Sebagai sesama muslim yang terikat dengan tali yang kokoh, iman dan akidah, kita tidak bisa hanya melihat saudara-saudara kita dikorbankan oleh Non-Muslim untuk menggolkan misi mereka. Kita harus bangkit membela saudara-saudara kita dengan mendukung dan menguatkan mereka. Segala usaha harus dikerahkan untuk membebaskan mereka. Terlebih, mereka tertimpa ujian karena membela agamanya, merealisasikan kemaslahatan kaum muslimin, dan menghalangi tersebarnya fitnah pemurtadan di tengah-tengah umat Islam.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam mengibaratkan saluruh kaum mukminin laksana satu tubuh. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihdari al-Nu’man bin Basyir)
Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), menghinanya.” (HR. Muslim)
Di samping menguatkan dan memberikan dukungan kepada ikhwan kita yang diuji dengan penjara, kita juga harus memperhatikan keluarganya. Karena siapa yang mencukupkan kebutuhan nafkah keluarga orang yang berjihad, maka dia mendapat pahala jihad.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَهُ فِي أَهْله بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Siapa yang menyiapkan bekal seorang yang berperang (mujahid) maka dia benar-benar telah berperang (berjihad) dan siapa yang mengurusi keluarga orang yang berjihad dengan baik maka dia telah berjihad.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullaah menyimpulkan, bahwa dalam hadits ini terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada orang yang berbuat untuk kemaslahatan kaum muslimin atau menjalankan tugas misi kaum muslimin. Maka layak sekali keluarga para korban mendapatkan perhatian kaum muslimin, khususnya yang berada di wilayah Bekasi. (Syarah Shahih Muslim)
[PurWD/voa-islam.com]
Tulisan Terkait: