View Full Version
Senin, 22 Oct 2012

Mengklasifikasikan Musuh Islam dan Menentukan Prioritas Menghadapinya

VOA-ISLAM.COM - Tulisan ini merupakan lanjutan dari judul sebelumnya yakni; "Gerakan-gerakan Islam dan Prioritas Konflik." Karena begitu banyaknya musuh Islam maka para mujahidin maka diperlukan skala prioritas untuk menghadapi mereka.

Oleh sebab itu perlu dibahas tentang klasifikasi musuh yang lebih utama untuk diperangi. Hal itu tentu saja ditinjau dari berbagai aspek termasuk yang lebih berbahaya daya rusaknya terhadap umat Islam. Berikut ini kami sajikan pembahasan detailnya, selamat membaca!

Gambaran tentang Pihak-pihak yang Terlibat dengan Perang yang Tengah Berkecamuk

Setelah menjelaskan hakekat (perseteruan) ini, kita perlu untuk memberikan gambaran tentang masing-masing pihak yang bertikai. Perang yang mematikan ini dimana intinya adalah ingin menghancurkan umat Islam atau minimal mengikis budaya dan menghapuskan cita-citanya, menuntut kita untuk membuat gambaran tentang masing-masing pihak yang tengah bertikai secara akurat sehingga setiap muslim tahu kepada siapa dia berwala dan dari siapa dia harus baro’ (mendeklarasikan permusuhan).

Adapun Pihak Pertama

Adalah pihak yang lemah dari aspek SDM dan materi, tetapi kuat dengan adanya kebersamaan Allah, bantuan dan pertolongan kepada-Nya

 وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباًً  

Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas”. (Q.S. An-Nisa: 6)

Merekalah Ahlul Islam dan kelompoknya yang senantiasa membela syariat Allah ‘Azza wa Jalla serta berjuang menegakkan Khilafah yang sesuai dengan manhaj Nubuwwah, yang telah menjadikan motto hidupnya adalah

 فَاللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَوْهُ إِن كُنتُمْ مُّؤُمِنِينَ  

Maka Allah lah yang lebih layak kalian takuti jika kalian beriman”. (Q.S. At-Taubah: 13)

Inilah pihak yang akan keluar sebagai pemenang dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka akan mendapat surga. Allah ta’ala berfirman :

وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ* إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ * وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ

Dan telah tetap keputusan kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi Rosul bahwa sesungguhnya mereka akan ditolong. Dan sungguh tentara kamilah yang pasti menang.” (Ash-Shafat: 171-173)

Adapun Pihak yang Kedua :

Adalah Pihak yang cukup beragam, yang bersatu untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya, serta membenci Islam dan kaum muslimin. Dan benarlah firman Allah Subhanhu wa Ta’ala tentang mereka

 تَحْسَبُهُمْ جَمِيعاً وَقُلُوبُهُمْ شتى

Kamu menyangka mereka itu satu, padahal sebenarnya hati hati mereka itu terpecah-pecah”.  (Al-Hasyr: 14)

Pihak ini terdiri dari para penguasa antek-antek murtad  –yaitu salibis barat dan sekutu-sekutunya dari kalangan Yahudi, anak keturunan kera dan babi,  para komunis kafir yang masih tersisa, para penyembah sapi dan semua penyembah berhala.

Inilah pihak yang merugi dengan izin Allah, meskipun mereka memiliki semua fasilitas materi yang fantastis, tetapi akan segera hilang juga. Allah ta’ala berfirman :

إِنَّ الذين كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ الله فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ والذين كفروا إلى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ

Sesungguhnya orang-orang kafir membelanjakan harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah, maka mereka akan membelanjakannya lalu mereka akan merugi, kemudian dikalahkan. Dan ke neraka Jahannamlah orang-orang kafir akan dibangkitkan.” (Q.S. Al-Anfal: 36)

Meskipun mereka memiliki orientasi yang berbeda, tetapi mereka semua sepakat untuk menghancurkan umat Islam, mereka mengabaikan rasa dengki kepada sesama mereka karena mereka meyakini bahwa kehancuran dan musnahnya kerajaan mereka akan terjadi manakala Daulah Islam tegak.

Dan orang yang mengikuti perkembangan perang yang sedang berkecamuk ini akan mendapati bahwa pihak yang merugi tersebut, setiap anggotanya akan terus bekerja dengan penuh semangat tanpa mengenal jenuh dan lelah.

Karena masing-masing tahu peran yang harus dilakukannya, sehingga ia akan mengerjakannya seoptimal mungkin dengan memanfaatkan kelemahan umat Islam dan perpecahan mereka. Lalu mereka mengumpulkan semua tipu daya, bersatu dan menyerang umat Islam dari satu arah busur

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرَاً مَّقْدُوراً

Dan urusan Allah adalah keputusan  yang pasti terjadi”.  (Q.S. Al-Ahzab: 38)

Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, dan Dialah sebaik-baik pelindung.

Mengklasifikasikan Musuh dan Menyusun Prioritas.

Pertanyaan yang kemudian muncul di benak adalah, jika ternyata musuh-musuh Islam demikian banyak dan umat Islam tidak mungkin menghadapinya sekaligus, lantas siapakah di antara mereka yang paling berbahaya ?

Siapa pula di antara mereka yang paling merusak umat ? Supaya mereka bisa diklasifikasikan sedemikian rupa ditinjau dari aspek bahaya yang ditimbulkan, agar bisa diketahui mana yang lebih layak untuk diperangi dan dihadapi serta dijadikan prioritas sebelum yang lain ?.

Sebenarnya orang yang mengamati kondisi perang yang sedang berlangsung ini, terkadang kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini karena beberapa faktor, diantaranya :

  1. Musuh saling merapatkan barisan dan berbaur satu sama lain. Dimana pasukan salibis berperang di Jazirah Arab, di samping pasukan Bani Kinanah dan putra-putra bumi Syam. Begitu juga keturunan kera dan babi yang berperang mati-matian bersama orang-orang yang mengaku sebagai pencetus perdamaian nan-pemberani di bumi Palestina. Sedangkan FBI juga membuka cabang di Kairo, daerah Sholahuddin serta di negara-negara Arab lainnya.
  2. Banyaknya pihak-pihak yang memusuhi umat Islam ini, yang tentunya  akan banyak menimbulkan bencana dan petaka yang menjadikan sebagian mereka tidak peduli dengan yang lain. Hal ini terkadang menjadikan kerancuan dalam menentukan siapa diantara musuh umat ini yang paling berbahaya dan paling besar tingkat destruktifnya.

Meskipun demikian, kami sama sekali tidak ragu untuk mengatakan bahwa musuh pertama dan utama dalam pertempuran ini adalah kelompok penguasa murtad karena beberapa alasan, diantaranya :

Pertama, Karena mereka adalah musuh yang paling dekat.

Allah ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang paling dekat dengan kalian. Dan hendaklah kalian keras kepada mereka. Dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. At-Taubah: 123)

Imam Al-Qurthubi berkata dalam tafsir ayat ini : “Dalam ayat ini, Allah mengajarkan kepada mereka cara berjihad, yaitu hendaknya memulai dari musuh yang terdekat. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam memulai dengan bangsa Arab terlebih dahulu. Ketika sudah selesai, baru kemudian beralih ke orang-orang Romawi yang ketika itu mereka berada di Syam ….dan seterusnya.”

Qotadah berkata : “Secara umum ayat ini berkenaan tentang memerangi musuh yang terdekat.” Saya (Qurthubi) katakan : “Pendapat Qotadah adalah zhahir ayat ini.”

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata : “Allah Ta’ala memerintahkan kaum mukminin untuk memerangi orang-orang kafir yang terdekat, lalu yang dekat dengan wilayah Islam. Oleh karena itulah, Rasulullah  Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam memulai dengan memerangi orang-orang musyrik di Jazirah Arab. Ketika sudah selesai dan Allah telah menaklukan kota Mekkah, Madinah, Thaif, Yaman, Yamamah, Hijr, Khoibar, Hadhromaut serta daerah-daerah Jazirah Arab yang lain untuk beliau dan manusia dari semua wilayah Arab masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong.

Mulailah beliau memerangi ahli Kitab, lalu berkemas untuk memerangi orang-orang Romawi yang ketika itu  posisinya paling dekat dengan Jazirah Arab”, …. hingga perkataan beliau : “Maka muncullah Islam di bumi belahan timur dan barat. Kalimat Allah pun tinggi, agama-Nya telah nampak dan ajaran yang hanif itupun mampu menjangkau musuh-musuh Allah sesuai yang diharapkan. Setiapkali mereka mampu menaklukan suatu bangsa, maka mereka akan segera beralih kepada bangsa yang lain setelahnya dan begitu seterusnya untuk melaksanakan firman Allah Ta’ala

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang terdekat dengan kalian.”

Meskipun sebagian ulama membolehkan untuk memulai dengan musuh yang lebih jauh jika memang ada maslahatnya, tetapi ini hanya sebatas ijtihad yang ditinggalkan oleh para ulama, pemikir dan ahli strategi.

Karena itulah, siapa yang mau mengikuti ijtihad ulama, pemikir dan ahli strategi untuk memerangi musuh terdekat, niscaya ia akan lebih dekat dengan pelaksanaan perintah-perintah Allah Tabaraka wa Ta’ala, sehigga dia pun akan lebih dekat dengan kebenaran. Wallahu a’lam.

Kedua, Bahwa orang kafir karena murtad itu lebih jahat dan lebih besar dosanya daripada orang kafir asli, karena orang murtad itu (jika tidak bertobat) dalam hukum Allah tidak ada sangsi baginya kecuali harus dibunuh, tidak dimakan sembelihannya, tidak boleh dinikahi, dan tidak dimintai jizyah, serta hukum-hukum khusus orang-orang murtad yang lain. Hal ini berbeda dengan orang kafir asli.

Ketiga, Para penguasa tersebut adalah pihak yang secara langsung merusak, menyesatkan, menyerang, membunuh dan menimpakan petaka kepada umat Islam.

Mereka juga menjadi alat yang secara langsung memberangus upaya atau usaha apapun untuk mengembalikan umat kepada agamanya. Contohnya sudah cukup banyak dan tidak terbilang.[1]

Meskpun dalam kesempatan ini kami ingin mengisyaratkan bahwa, walaupun kami berasumsi bahwa semua cara yang digunakan oleh para penguasa tersebut untuk merusak dan menghancurkan umat Islam hanya terinspirasi dari ilham salibis barat yang kafir, tetapi para penguasa inilah yang mengadopsinya sesuai selera mereka karena motif kebencian mereka terhadap agama Islam dan kecintaan mereka untuk menghancurkannya.

Hingga sejauh itu, para salibis kafir barat tidak akan pernah bisa untuk mengendalikan umat Islam meskipun mereka mengerahkan semua sumber daya dan kemampuannya untuk hal itu.

Jika tidak percaya, silahkan lihat kembali sejarah kaum muslimin beberapa dekade. Tidak ada satu pun musuh asing yang mampu mengendalikan umat Islam sejauh ini dalam lintas sejarah, tetapi yang selalu terjadi justru sebaliknya. Tetapi para penguasa itulah yang melakukan tugas ini secara sempurna dan dengan cara yang paling jitu, karena mereka memang satu warna kulit dengan kita dan berbicara dengan bahasa kita !!!.

Bukti atas apa yang kami katakan adalah apa yang pernah dilakukan oleh anak-anak keturunan kera dan babi terhadap Yasir Arafat. Ketika selama bertahun-tahun mereka gagal untuk memadamkan ruh perlawanan dalam dada-dada putra-putra umat ini, maka mereka datang bersama lelaki ini. Yang mana dia (Yasir Arafat) sekulit dengan kita dan berbicara dengan bahasa kita untuk melaksanakan tugas ini.

Semua orang percaya bahwa dia akan melakukannya dengan baik dan bisa berbuat lebih banyak daripada orang-orang Yahudi itu sendiri dan hal itu telah terjadi.

Kita berdo’a kepada Allah agar Dia membalikkan makar mereka ke leher-leher mereka sendiri dan menyegerakan kehancuran dirinya dan kroni-kroninya yaitu orang-orang murtad.

Keempat, bahwa memerangi para thaghut tersebut adalah wajib, begitu juga membebaskan para tawanan kaum muslimin yang telah mengalami siksaan terburuk di dalam penjara-penjara mereka. Guna mengangkat kehinaan yang mendera orang-orang lemah dari kalangan umat Islam yang hidup di bawah tekanan para penguasa tersebut.

Imam Qurthubi berkata dalam menafsirkan firman Allah Ta’ala :

 وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ

Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, maka hendaklah kamu menebus mereka karena haram bagi kalian untuk mengusir mereka. Apakah kalian akan beriman dengan sebagian isi Al-Kitab dan kufur dengan sebagian yang lain ?.” (Al-Baqarah: 84-85)

“Para ulama kami berkata: ‘Menebus para tawanan adalah wajib, meskipun akibatnya tidak ada satu dirham pun yang tersisa.’

Ibnu Khuwaiz Mindad berkata: “Ayat ini mengandung makna wajibnya membebaskan para tawanan, karena terdapat sebuah atsar dari Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bahwa beliau pernah membebaskan tawanan dan memerintahkan untuk pembebasan mereka. Kaum muslimin pun selalu melakukan hal itu dan hal ini sudah ijma’. Pembebasan tawanan harus diambilkan dari harta baitul maal, jika tidak ada, maka hal itu menjadi kewajiban seluruh umat Islam. Dan jika diantara mereka ada yang telah melakukannya, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lain.’”

Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta’ala:

  وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا

 “Kenapa kalian tidak berperang di jalan Allah ?” sedangkan orang-orang yang lemah dari kalangan lelaki, wanita dan anak-anak mereka berdo’a ; ‘Wahai Rabb kami, keluarkan kami dari negeri ini yang penduduknya telah berbuat dzalim.” (Q.S. An-Nisa: 75)

“Ini adalah anjuran untuk berjihad yang mana jihad itu mencakup upaya membebaskan orang-orang lemah dari tangan orang-orang kafir lagi musyrik yang telah menimpakan siksaan yang amat buruk kepada mereka dan memfitnah agama mereka.

Maka Allah Ta’ala mewajibkan jihad untuk meninggikan kalimat-Nya, memenangkan agama-Nya, dan menolong orang-orang beriman yang lemah diantara hamba-hamba-Nya meskipun taruhannya adalah nyawa. Membebaskan tawanan juga wajib atas jama’ah kaum muslimin, baik dengan perang maupun harta benda. Dan hal tersebut hukumnya adalah lebih wajib karena taruhannya adalah nyawa, sedangkan hal itu lebih ringan.”

Imam Malik berkata : “Wajib atas manusia untuk menebus tawanan dengan segenap harta mereka dan hal itu idak ada perselisihan di dalamnya berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam; " فكوا العاني " , “Bebaskanlah tawanan”. Hal ini telah dijelaskan dalam tafsir surat Al-Baqarah.”

Kelima, musuh-musuh Islam baik dari kalangan Yahudi dan Nasrani serta antek-antek mereka tidaklah berani untuk menghadapi umat Islam secara frontal kecuali dengan bantuan para penguasa tersebut.

Jika tidak ada dukungan dari para penguasa tersebut, niscaya salibis barat tidak akan mampu menjajah negeri Haromain, dan mereka tidak akan berani ntuk mengusir putra-putra Islam di berbagai belahan bumi untuk dibunuh dan dipenjarakan.

Adapun bila ada yang mengatakan: “Mereka (penguasa) terpaksa melakukan hal ini karena tekanan dan intimidasi dari salibis barat.” Perkataan ini sama sekali tidak benar. Jika tidak, lantas kenapa mereka berupaya mati-matian untuk menyakiti perasaan umat dan merampas hak-hak mereka? Hingga jika memang demikian, lalu apa yang mendorong mereka untuk melakukan hal ini selain karena cinta jabatan dan kursi-kursi pemerintahan? Benarlah firman Allah Azza wa Jalla tentang mereka :

 ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Hal itu adalah karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat. Dan bahwasanya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah kunci mati hati, pendengaran dan penglihatan mereka dan mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. An-Nahl: 107-108)

Semoga Allah merahmati orang yang telah mengatakan ungkapan yang terkenal berikut:

 لأن أكون راعي غنم خير لي من أن أكون راعي خنزير

“Menjadi penggembala kambing lebih aku sukai daripada aku menjadi penggembala babi.”

Menentukan Target

Di dalam Islam, jihad disyareatkan untuk mewujudkan makna-makna yang tinggi dan tujuan-tujuan nan mulia. Karenanya gerakan-gerakan jihad berdiri tegak untuk mewujudkan makna-makna dan tujuan-tujuan tersebut.

Diantaranya adalah mengahncurkan dan memberangus thaghut-thaghut di muka bumi dan menjadikan manusia untuk beribadah kepada Allah semata serta mengeluarkan manusia dari peribadahan hamba kepada sesama hamba menuju pada peribadahan kepada Rabb hamba-hamba tersebut (Allah).

Tidak disangsikan lagi, bahwa semua ini sangat mungkin untuk dipadukan dalam satu wadah yang mencakup semua makna yang mulia ini yaitu dengan menegakkan Daulah Islam di atas manhaj kenabian yang pertama.

Jadi target utama dari perang ini adalah menegakkan Daulah Islam di atas manhaj kenabian yang pertama. Bersambung…

Baca tulisan sebelumnya:

Artikel Penting bagi Aktivis: Pergerakan Jihad dan Prioritas Konflik


[1] Tidak ada satupun presiden di negara salib yang mampu menyerang dan mencela Islam secara terang-terangan. Bahkan rata-rata mereka justru banyak memuji Islam sebagai sifat nifak mereka dan takut menyinggung perasaan umat Islam yang memusuhi mereka. Tetapi di saat yang sama, justru penguasa Arab manapun bisa / berani mencela Islam dan para pemeluknya secara terang-terangan di siang hari melalui layar televisi. Bahkan mereka berani melecehkan syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menuduhnya dengan segala kekurangan.

Ketika ada negara barat yang mengumumkan perkembangan terkini salah satu ulama Islam atau salah seorang mujahid yang di penjara, maka mereka akan mengerahkan semua aparatur keamanan untuk (mengantisipasi gangguan keamanan), tetapi justru kita dapati para penguasa diktator kita, setiap hari menjebloskan ratusan ulama dan pemuda Islam ke dalam sel-sel penjara. Seolah-olah hal ini menjadi agenda harian pemerintahan mereka. Laa hawla wa laa quwwata illa billah (Tiada daya dan kekuatan selin dari Allah).


latestnews

View Full Version