Ramadhan Bulan I'dad, Jihad dan Istisyhad
Oleh: Syaikh Abu Sa'ad Al-'Amili
(Edisi Terakhir dari dua tulisan)
Bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan dari bulan Ramadhan?
Setiap Muslim yang shidiq terhadap Diennya, pasti akan berharap bahwa Ramadhan dapat berlangsung sepanjang tahun. Karena mereka mengetahui kebaikan dan keberkahan yang ada pada bulan itu.
Salah satunya yakni suasana yang kondusif untuk beribadah dan memperbaiki diri. Karena pada bulan itu biasanya kita terpompa semangatnya untuk mengencangkan ibadah kita dan selalu termotivasi untuk melakukan berbagai amal kebaikan.
Bagi mereka yang terlibat dalam pertempuran
Bulan Romadhon adalah bulan untuk meningkatkan efisiensi dan taktik militer mereka. Sebagaimana yang dicontohkan oleh para salafus shalih dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sang Komandan Militer di akhir zaman.
بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
“Sesungguhnya aku diutus menjelang kiamat dengan pedang. Sehingga hanya Allah sajalah yang disembah tiada sekutu bagiNya…” (HR. Ahmad: 4869).
Ingatlah bahwa pertempuran pertama yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni juga di bulan Ramadhan. Pertempuran Badar merupakan pertempuran pertama antara Umat Islam vs Kuffar. Bahkan pertempuran ini disebut oleh Allah sebagai Yaumul Furqon (yakni hari yang memisahkan antara kebenaran dengan kepalsuan dan al haq dengan al batil).
Perlu kita ketahui bahwa memerangi musuh Allah adalah cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan ini adalah puncak dari ketinggian Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahihnya.
Maka bagaimana menurut kalian jika ada dua kebaikan dijadikan satu. Yakni kemuliaan Ramadhan dan amalan puncak ketinggian Islam yakni Jihad. Maka Qital (peperangan) di bulan Ramadhan merupakan penggabungan dua amalan besar dalam satu waktu. Hingga Allah menyebutnya dengan Yaumul Furqon (hari pembeda). Dan hanya orang yang terpilih oleh Allah sajalah yang mendapatkan kemuliaan ini.
Puasa dan Qitaal keduanya merupakan bagian dari jihad. Karena amalan yang pertama (puasa) mencegah jiwa dari ketidaktaatan dan pelanggaran, sedangkan amalan yang kedua (perang) mencegah musuh dari menyebarkan kerusakan di muka Bumi.
Oleh karena itu siapa saja yang mendapat rizki syahid pada bulan ini, sebagaimana penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia akan mendapat kesempatan berupa kehormatan untuk berbuka puasa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya di Surga ‘Illiyun. Lalu dia akan dinikahkan dengan 72 bidadari yang bermata jeli (Hurrun ‘Ien) yang disaksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Lalu dia akan ditempatkan di istana yang besar di Surga. Masya Allah. Sungguh beruntung orang tersebut.
Dalam bulan yang mulia ini, selain mendekatkan diri kepada Allah, mujahidin juga harus memperkuat ikatan iman di antara mereka dan saling menolong di jalan Allah. Hal ini agar lebih memperkuat dan mensolidkan barisan Mujahidin, sehingga syetan tidak memiliki kesempatan untuk menyusup ke tengah-tengah mereka kemudian menimbulkan perpecahan di antara mereka atau melemahkan semangat mereka.
Unsur persaudaraaan dan persatuan adalah senjata berharga yang perlu dijaga. Maka bagi para Mujahidin, kemuliaan dan ketenangan bulan Ramadhan merupakan waktu ideal bagi mereka untuk mengekang nafsu, mencari keridhoan Allah dan mengecewakan syetan.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sungguh Alloh mencintai orang-orang yang berperang untuk membela agama Alloh dalam satu barisan, seolah-olah mereka itu sebuah bangunan yang berdiri kokoh.” (QS. Ash-Shof: 4)
Hawa nafsu dan setan adalah musuh utama dari manusia. Dimana dapat kita kalahkan di bulan Ramadhan ini. Maka bagi siapapun yang tidak bisa mengalahkan keduanya pada bulan ini, maka hampir tidak mungkin mereka dapat mengalahkan musuh-musuh yang lainnya.
Maka pada tulisan saya ini, yang saya tujukan untuk seluruh para Mujahidin di manapun mereka berada, terutama ikhwah di Iraq. Kami berpesan bahwa hari ini diperlukan sebuah upaya besar dalam memperkuat barisan Mujahidin, mengembangkan cara baru dan lebih efektif untuk melemahkan musuh dan memperluas saluran bahan bakar Jihad ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin banyaknya kelompok Jihad yang muncul maka itu akan memperkuat Islam dan kaum Muslimin itu sendiri. Tapi jika kelompok-kelompok Jihad dapat dimunculkan dalam sebuah kepemimpinan tunggal yang dapat dipercaya, maka ini akan memiliki efek yang lebih besar lagi tentunya.
Kami juga berpesan kepada saudara-saudara kami yang tengah tertawan di penjara-penjara Thaghut di seluruh dunia. Mereka harus ingat bahwa kalian masih memiliki kontribusi bagi Jihad dan pertempuaran penting ini. Maka tetap teguh dan bersabarlah kalian. Dan tetaplah percaya pada saudara kalian dan tetap bersatu dengan mereka. Dan jangalah kalian menjadi mangsa Thoghut melalui penawaran, ancaman, tipu daya dan taktik jahat mereka, dimana mereka sebenarnya ingin membuat perpecahan di antara kalian dengan saudara kalian. Mereka berusaha membuat perpecahan di antara barisan Mujahidin dan melemahkan perjuangan kalian.
Untuk para Anshar Mujahidin (yang membantu perjuangan Mujahidin)
Kalian harus memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini untuk mepercepat persiapan dan i’dad kalian dan segera menuju medan jihad. Dan juga carilah teknik-teknik baru untuk membantu Mujahidin. Dan ingatlah bersegeralah dan berusahalah untuk bergabung dengan Mujahidin di medan perang, meskipun sebenarnya tugas kalian sebelumnya (sebagai anshar) tidak kalah penting dengan qital itu sendiri. Karena berkat usaha kalian pula-lah jihad ini terus berlanjut. Dimana kalianlah telah mengisi ruang kosong antara Mujahidin dengan sumber daya yang dibutuhkan Mujahidin dalam berjihad.
Maka kami juga ingatkan kepada kalian juga wahai anshar Mujahidin, tetaplah waspada. Sesungguhnya musuh terus mengintai dan tengah menunggu untuk menjebak kalian dari berbagai arah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
“Wahai kaum Mukmin, siapkanlah diri kalian dengan sebaik-baiknya untuk berperang (termasuk melakukan persiapan sebagai pencegahan dari serangan musuh). Hendaklah kalian pergi berperang berkelompok-kelompok atau maju bersam-sama.”(QS. An-Nisa: 71).
Musuh telah menemukan banyak cara untuk menembus dan melakukan “penetrasi” terhadap jaringan para anshar (para penolong Mujahidin). Maka sangat penting bagi kalian (anshar) untuk mengumpulkan kekuatan yang sama sebagaimana Mujahidin lakukan, dalam rangka meng-counter dan melawan strategy musuh. Dan tingkatkanlah kewaspadaan dan kehati-hatian kalian, sehingga tidak mungkin bagi musuh untuk melacak kalian atau membatasi kegiatan kalian.
Di bulan Ramadhan seseorang akan merasa lebih dekat kepada Allah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Maka dari itu mintalah kepada Allah agar memberikan rahmatNya dengan membutakan mata musuh dari kehadiran kalian. Sehingga kalian dapat meneruskan bantuan kalian kepada para Mujahidin. Dan juga berdoalah kepada Allah agar suatu hari nanti kalian dapat bergabung dengan Mujahidin di medan perang.
Dan berhati-hatilah kalian dari tipu daya setan, yang berusaha menjauhkan kalian dari kewajiban kalian membantu Mujahidin. Dimana setan akan menggunakan dalih keafdholan ibadah-ibadah lain dibandingkan membantu Mujahidin. Sehingga kalian menyibukkan diri dengan ibadah tersebut. Maka ketahuilah bahwa membantu Jihad dan Mujahidin adalah merupakan sebuah ibadah yang besar, bahkan itu merupakan puncak semua ibadah.
Di sini, secara khusus saya juga berpesan kepada ikhwah kita yang berjihad melalui situs Internet dan Forum-Forum Jihad. Sangat penting bagi kalian untuk lebih mempercepat dalam mengumpulkan dan menyiarkan berita dan rilisan Mujahidin dari medan perang. Karena pada bulan Ramadhan, hati-hati manusia lebih mudah tersentuh dibandingkan bulan-bulan lain. Maka semoga dengan itu, kaum Muslimin akan lebih bersungguh-sungguh untuk mendoakan para Mujahidin dan lebih banyak lagi dalam membantu para Mujahidin secara materil.
Demikian pula, untuk para Anshar Jihad dan Mujahidin. Kalian juga harus mengambil kesempatan pada bulan ini untuk menyebarkan kabar dan pesan-pesan jihad kepada kaum Muslimin. Karena pada bulan yang diberkahi ini, Allah melipatkan pahala bagi setiap amal shalih dan memurnikan jiwa manusia, sehingga manusia mudah mendapat hidayah.
Menjadi Anshar Jihad dan Mujahidin bukanlah perkara mudah. Dimana dibutuhkan pengorbanan harta dan waktu yang tidak sedikit pula. Dan bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melatih jiwa terhadap hal tersebut. Diperlukan keseriusan dalam melakukan dukungan kepada Jihad dan Mujahidin. Termasuk dalam masalah maal (kekayaan). Karena sesungguhnya tanpa dukungan harta, jihad akan melemah.
Maka Jihad bil maal (menggunakan dan menghabiskan harta di jalan Allah) merupakan kewajiban terberat bagi Anshar Mujahidin. Karena memiliki keterkaitan dengan keberlangsungannya jihad itu sendiri. Maka dari itu kami berharap bahwa Jihad bil mal itu memiliki kedudukan yang sejajar dengan Jihad bin nafs (jihad yang dilakukan Mujahidin di medan laga) di mata Allah azza wa jalla.
Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa membantu dan memberikan dukungan kepada Jihad dan Mujahidin merupakan sebuah kewajiban dan perkara penting. Baik itu dapat dilakukan dengan tangan kita sendiri atau dengan menunjukkan manusia kepada jalan kebaikan itu. Dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memasukkan kita di antara anshar dienNya (penolong agamaNya), para shiddiqin dan termasuk golongan yang diridhaiNya di Yaumul Hisab.
Dan segala puji bagi Allah. Dan semoga Allah selalu melimpahkan shalawat serta salam kepada Rasulullah dan para sahabatnya. [Ahmed Widad]