Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Allah Ibaratkan dalam menjalani hidup, kita itu seperti pedagang. Modal utamanya adalah hidup. Keuntungannya adalah surga. Pastinya, setiap pedagang mengangankan untung. Begitu juga yang berdagang dengan hidupnya, ia mengharapkan keuntungan. Keuntungan terbesar adalah saat seseorang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga.
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. Ali Imran: 185)
Hanya saja, keberuntungan hidup di atas harus diraih dengan susah payah dan pengorbanan. Memaksa diri untuk mendahulukan ridha Allah atas keinginan syahwat. Terkadang mengorbankan yang paling dicintainya dari dunia ini untuk mendapat kemuliaan di sisi-Nya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
"Neraka diliputi oleh syahwat sedangkan surga diliputi oleh sesuatu yang tidak disuka." (Muttafaq 'Alaih)
Lafaz hadits di atas merupakan bagian dari Jawami' Kalim (kalimat ringkas yang penuh makna) Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam mencela syahwat walau jiwa ini cenderung kepadanya, juga dalam menganjurkan berbuat ketaatan walau jiwa ini tidak menyukainya dan merasa berat menjalankannya. Di mana seseorang yang berkeinginan masuk surga itu harus mampu menundukkan diri/jiwanya untuk menjalankan beban syariat dari Allah dalam bentuk mengerjakan perintah atau meninggalkan larangan-larangan dengan perkataan maupun perbuatan. Dan maksud surga diliputi dengan makarih (sesuatu yang tak disuka) karena beratnya beban yang harus ditanggung dan pelaksanaannya yang sulit, bersabar atas musibah dan menerima keputusan Allah dengan lapang dada.
Di antara bentuk jual beli yang Allah tawarkan ke orang beriman dalam Al-Qur'an adalah iman dan jihad. Jika mereka menjualnya kepada Allah, maka Allah akan membelinya dengan surga.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena mereka telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. ini merupakan karunia, kemuliaan dan kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan: "Allah telah membeli mereka, demi Allah, Dia menghargai mereka sangat mahal."
Al-Hasan berkata lagi, "Dengarkan jual-beli yang menguntungkan yang telah Allah ajak setiap mukmin melakukan jual-beli ini." Dalam perkataan beliau yang lain, "Sesungguhnya Allah telah memberikan dunia kepadamu maka belilah surga dengan sebagiannya." (Dinukil dari tafsir al-Baghawi)
Apa yang harus diberikan oleh seorang mukmin agar dapat surga? Mereka menyerahkan jiwa dan harta mereka untuk Allah dengan berjihad di jalan-Nya melawan musuh-musuh-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan agama-Nya. "Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." (QS. Al-Taubah: 111)
. . . untuk mendapatkan kenikmatan surga dan dihindarkan dari siksa neraka seseorang harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. . .
Maksud Jualan di Atas?
Jual beli di atas ditafsirkan dengan iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menyerahkan harta dan jiwa di jalan Allah. Ini sesuai firman Allah di ayat yang lain,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. Al-Shaff: 10-12)
Ini merupakan pesan dan arahan Dzat Mahapenyayang kepada hamba-hamba-nya yang beriman, supaya mereka melakukan jual beli menguntungkan yang bisa menyelamatkan dari azab yang neraka yang pedih dan mendapatkan kenikmatan yang abadi. Jual beli tersebut adalah "Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."
Iman yang sempurna adalah pembenaran terhadap perintah-perintah Allah dalam hati yang diikuti dengan ketundukan anggota badan mengerjakan amal-amal shalih. Dan di antara amal shalih yang paling agung adalah berjihad di jalan-Nya. Oleh karenanya Allah berfirman sesudahnya, "dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu." Yaitu dengan menginfakkan sebagian harta dan mengorbankan jiwa untuk menghadapi musuh-musuh Islam dengan tujuan untuk menolong agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya.
Pada ringkasnya untuk mendapatkan kenikmatan surga dan dihindarkan dari siksa neraka seseorang harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Lalu kenapa masih ada orang yang bercita-cita masuk surga tapi masih pelit dengan hartanya dan enggan berjihad di jalan Allah? [PurWD/voa-islam.com]