View Full Version
Rabu, 09 Mar 2016

Ulama Usir Penjajah Demi Tegaknya Syariat Islam

SEBAGAI bangsa yang dikenal dengan bangsa timur, Indonesia adalah negara dengan bangsa yang sangat menghargai adat dan budaya. Suasana religius menjadi ciri kehidupan bangsa Indonesia. Mereka dibaNgun di bawah bimbingan para ulama, perangai mereka dibalut akhlak yang baik dan pola pikir mereka dibingkai oleh ayat-ayat dan nilai keislaman.

Islam mengubah Indonesia dari ke-primitif-an menuju sebuah komunitas yang beradab. Ke-primitif-an tanpa mengenal nilai dan arti sebuah kebajikan. Nilai itu juga mengobati sejarah kelam Nusantara yang sering diidentikan dengan pengkhianatan dan skandal seperi yang diceritakan diberbagai sumber sejarah kerajaan sebelum Islam.

Sejarah kemerdekaan Indonesia pun tidak lepas dari peran serta kaum agamawan Nusantara. Inisiatif kemerdekaan tidak lain terlahir dari kesadaran  para ulama untuk mengakhiri masa kejayaan thaugut VOC dan dominasi mereka. Ulama juga menyadari bahwa Nusantara adalah milik para ulama. Hal ini adalah fakta semenjak islamisasi yang mengislamkan hampir semua daerah di Indonesia sejak zaman wali dan sunan.

Muncul Gerakan Agama

Dimulai sejak bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) yang merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah awal mula kemunculan sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia. Bangsa ini mengenal Muhammadiyah sebagai gerakan yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang diprakarsai oleh seorang kiai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kiai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.

Kemunculan Muhammadiyah adalah pemnatik kemunculan gerakan Islam lainnya. Selang dua tahun setelah kemunculan Muhammadiyah, pada tahun 1914 muncul juga sebuah organisasi besar bernama Al Irsyad. Sebuah gerakan dakwah dan tajdid yang diprakarsai oleh Syaikh Ahmad Surkati, seorang ulama dari Makkah Al Mukaromah yang mengabdikan dirinya demi Nusantara.

Al-Irsyad di masa-masa awal kelahirannya dikenal sebagai kelompok pembaharu Islam di Nusantara, bersama Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis). Tiga tokoh utama organisasi ini: Ahmad Surkati, Ahmad Dahlan, dan Ahmad Hassan (A. Hassan) sering disebut sebagai “Trio Pembaharu Islam Indonesia.” Mereka bertiga juga berkawan akrab. Malah menurut A. Hassan, sebetulnya dirinya dan Ahmad Dahlan adalah murid Syaikh Ahmad Surkati, meski tak terikat jadwal pelajaran resmi.

Tidak lupa setelahnya ada juga Persatuan Islam serta Nahdlatul Ulama (NU) sebagai gerakan Islam terbesar di Indonesia. Semua ini adalah bukti bahwa Indonesia merupakan wujud dari harapan para ulama dan para penggerak dakwah untuk meninggikan syariat Islam. Harapan mereka adalah ketika lengsernya VOC dan Jepang akan tergantikan oleh hukum yang lebih pro terhadap syariat Islam.

Dari sana maka tidak aneh bila tokoh seperti Buya Hamka bahkan Mohammad Natsir adalah sosok yang senantiasa menyerukan penegakan syariat Islam di tanah Nusantara ini.* [Sendia/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version