Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Jihad adalah amalan tertinggi dalam Islam. Tidak meraihnya kecuali orang-orang yang Allah pilih dan disiapkan kemuliaan untuknya. Bagaimana tidak, setiap detiknya dihitung pahala sejak ia berangkat berjihad sampai ia kembali ke tempat tinggalnya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى
"Perumpamaan seorang mujahid Fi Sabilillah adalah seperti orang yang berpuasa yang mendirikan shalat lagi lama membaca ayat-ayat Allah. Dan dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya, sehingga seorang mujahid fi sabilillah Ta’ala pulang." (Muttafaq 'Alaih)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat cinta kepada jihad dan gugur sebagai syahid. Angan-angan beliau agar beliau bisa berperang lalu terbunuh di dalamnya, kemudian dihidupkan kembali supaya bisa berperang di jalan Allah dan gugur di dalamnya.
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّى أَغْزُو فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh aku senang berperang di jalan Allah lalu terbunuh. Kemudian aku berperang lalu terbunuh. Kemudian aku berperang lalu terbunuh." (Muttafaq 'Alaih, lafadz milik Imam Muslim)
Lalu bagaimana supaya kita bisa sampai ke medan jihad dan meraih keutamaannya?
Ada sebagian orang yang berprinsip “yang penting berjihad”, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah, tuntunan, dan tujuan yang ingin diwujudkan syariat melalui jihad ini. Akibatnya, aksi jihadnya lebih banyak menimbulkan kemudharatan bagi dirinya, keluarganya, kaum muslimin, dan gerakan jihad itu sendiri.
Ketidaksiapan bekal untuk berjihad, khususnya bekal iman, ilmu, kesabaran, dan kebiasaan-kebiasaan baik, sering menyebabkan rusaknya proyek jihad.
Karenanya, mengutip nasihat dari “Jalan Tol Ke Medan Jihad…!!!, oleh Abu Mush‘ab. Diterbitkan forum al-Ekhlas yang diterjemahkanKhadimul Jihad, menjadi sangat penting. Berikut ini nasihat-nasihat bagi yang memiliki semangat berjihad Fi Sabilillah:
- Jalan itu, kamu tinggalkan kasur empuk lalu tidur di atas tikar.
- Jalan itu, kamu belajar dan mencari ilmu.
- Jalan itu, kamu bertakwa kepada Allah dan mengambil pelajaran dari orang lain.
- Jalan itu, kamu bertaubat dari dosamu dan memperbaiki hubungan antara dirimu dengan Allah!!!
- Jalan itu, kamu shalat malam setiap hari dan puasa senin kamis. Bahkan kalau bisa sehari puasa sehari tidak!!!
- Jalan itu, kamu melakukan persiapan, kamu siapkan fisikmu, kamu siapkan keimanan-keimananmu, kamu siapkan amalmu, keahlianmu dan kemampuanmu!!!
- Jalan itu, kamu yakin kepada Allah dan berprasangka baik kepada-Nya!!!
- Senantiasa shalat Shubuh di masjid (ada baiknya membuat program
olahraga setiap selesai shalat Shubuh)
- Menjalankan shaum. Dikabarkan, Syaikh Abu Anas Asy-Syaami –semoga
Allah menerima beliau sebagai syuhada— puasa dua pekan penuh sebelum berangkat (ke Irak, penerj.)
- Shalat malam (ini adalah kunci rahasia keberangkatan), walaupun
hanya satu rakaat, di sepertiga malam terakhir.
- Setiap hari membaca Al-Quran, menghafal dan mengulang (walaupun sedikit).
- Lunasilah hutang-hutangmu, perbaikilah pergaulanmu terhadap kerabat dan teman-temanmu.
- Berusahalah lebih banyak diam daripada bicara.
- Ambil langkah pengamanan paling maksimal, dan bacalah buku Mausuu‘ah Amniyyah Abu Zubaidah.
Bagi yang mencita-citakan meraih keutamaan jihad, maka perkuatlah tekad dan giat menyiapkan beka-bekal perjalanan jihad. Karena Allah telah berfirman,
وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً
“Dan seandainya benar mereka hendak berangkat berperang (jihad), tentu
mereka menyiapkan persiapan…” (QS. At-Taubah: 46). [PurWD/voa-islam.com]