Pertanyaan:
Benarkah Nabi Isa alaihissalam akan kembali di hari pembalasan? Kalau memang benar dia akan kembali, apa yang akan dilakukannya? Mengapa bukan Nabi Muhammad yang kembali pada hari itu? Tolong jelaskan mengapa alasannya Isa dipilih?
Jawab:
Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui bahwa Hari Akhir (al-yaum al-akhir) adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia. Proses Hari Akhir terdiri dari beberapa tahap, antara lain: hari kehancuran alam semesta beserta seluruh isinya (Qiyamah), hari kebangkitan seluruh umat manusia (Ba’ats), hari dikumpulkannya seluruh umat manusia di padang Mahsyar (Hasyr), hari perhitungan seluruh amal perbuatan manusia (Hisab), hari penimbangan amal perbuatan manusia untuk mengetahui perbandingan amal baik dan amal buruk (Wazn), dan hari pembalasan dengan surga dan neraka (Jaza’). Penjelasan masing-masing proses tersebut adalah sbb:
(1) Pada hari Kiamat, semua manusia dimatikan dengan tiupan Sangkakala oleh malaikat Izrofil sebanyak tiga kali. Tiupan yang pertama mengejutkan dan mengguncang (Qs. An-Naml 87-90, Al-Haqqah 13-18, An-Nazi’at 6-7), tiupan yang kedua mematikan (Qs. Az-Zumar 68), dan tiupan yang ketiga membangkitkan (Qs. Az-Zumar 68, Yasin 51-53, Al-Kahfi 99).
(2) Hari kebangkitan seluruh umat manusia (Ba’ats) terjadi setelah tiupan Sangkakala yang ketiga. Pada hari ini seluruh umat manusia, jin, dan malaikat dibangkitkan dan dihidupkan dari kematiannya. Nyawa mereka dikembalikan ke jasad masing-masing (Qs. Yasin 52, Yasin 78-79, Al-Isra 49-51, Ar-Rum 27).
(3) Di Yaumul Hasyr, seluruh umat manusia yang telah dibangkitkan itu dikumpulkan di padang Mahsyar untuk menunggu perhitungan (hisab) atas segala amal perbuatan yang mereka lakukan semasa di dunia. Dalam banyak hadits diriwayatkan bahwa keadaan pada hari ini sangat sulit dan panas sehingga semua manusia ingin cepat-cepat dihisab dan diberi keputusan apakah akan masuk surga atau neraka. Pada hari itu semua manusia meminta syafaat kepada para nabi dan rasul dari Nabi Adam sampai Nabi Isa AS, tapi semuanya menolak, kecuali hanya Rasulullah Muhammad SAW saja yang bisa memberi syafaat. Beliau yang bersedia memintakan kepada Allah SWT agar segera diadakan putusan dan penetapan agar mereka terbebas dari kesengsaraan di padang Mahsyar. Inilah yang disebut Syafaat ‘Uzhma.
(4) Di Yaumul Hisab, perhitungan seluruh amal perbuatan manusia dilaksanakan sesuai dengan isi “kitab” yang mencatat seluruh amalan seseorang selama di dunia. Cara menyerahkan kitab kepada masing-masing orang berbeda-beda, ada yang menerima dari kanan dan depan, ada yang dari tangan kiri dan belakang. Perbedaan ini mengisyaratkan perbedaan nasib masing-masing orang di akhirat. (Qs. Al-Insyiqaq 7-12, Al-Haqqah 19-26). Tak ada satu amalan pun baik amalan lahir maupun batin, yang terluput dari penghitungan Allah (Qs. Al-Zalzalah 7-8).
(5) Di Yaumul Wazn, semua manusia ditimbang kebaikan dan keburukannya. Orang yang berat timbangan kebaikannya akan masuk surga, dan sebaliknya orang yang berat timbangan kejahatannya akan masuk neraka (Qs Al-Qari’ah 6-9). Penimbangan ini dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa ada seorang pun yang dirugikan (Qs Al-Anbiya’ 47).
(6) Setelah melalui hisab dan wazn, semua orang tanpa terkecuali akan melewati ash-shirath (jembatan) yang terbentang di atas neraka Jahanam. Orang yang semasa hidup di dunia bertakwa dan istiqamah di jalan Allah (Islam), maka dia akan berjalan lurus dan selamat melewati jembatan tersebut, dan sebaliknya. Tingkat kesulitan dan kemudahan dalam melewati jembatan ini ditentukan oleh kualitas amal selama di dunia. Inilah yang dimaksud dengan Al-Qur’an surat Maryam 71-72.
(7) Hari Pembalasan (Yaumul Jaza’) adalah hari pemberian balasan dari Allah SWT kepada setiap manusia sesuai dengan hasil perhitungan (hisab) dan penimbangan (wazn) amal perbuatan semasa di dunia. Barangsiapa yang amal kebaikannya lebih berat daripada amal kejahatannya maka dia akan mendapat ganjaran surga, dan sebaliknya.
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah” (Qs Al-Qari’ah 6-9).
Adapun orang yang timbangan kejahatannya lebih banyak daripada amal kebaikannya, tapi dia itu orang beriman dan tidak mempersekutukan Allah, maka dia akan dihukum di neraka sesuai dengan amal kejahatannya. Setelah habis masa hukumannya dia akan dimasukkan ke surga. Tentang ketidakkekalan orang beriman yang berbuat jahat ini, Rasulullah SAW bersabda:
“Ahli surga akan masuk surga, dan ahli neraka akan masuk neraka. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “keluarkanlah dari neraka itu siapa saja yang dalam hatinya ada keimanan sekalipun sebesar biji sawi...” (HR Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
“Akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan La ilaha illallah, sedang dalam hatinya ada kebaikan seberat biji kacang...” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi).
Balasan orang kafir (baik kafir musyrik maupun kafir Ahli Kitab), mereka akan kekal selama-lamanya di neraka Jahanam. Sebaliknya, ganjaran bagi orang beriman adalah surga yang kekal abadi:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya” (Qs Al-Bayyinah 6-8).
Karena Nabi Isa AS adalah manusia, hamba dan ciptaan Allah SWT (Qs Az-Zukhruf 89, Ali Imran 59), maka otomatis beliau juga menjalani semua proses hari Akhir dari kematian (Qs Ali Imran 55), kebangkitan, pengumpulan di Mahsyar, penghitungan dan penimbangan amal, melewati jembatan ash-shirath, dan terakhir mendapat ganjaran atas amal di hari Pembalasan.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang akan kembali pada Hari Pembalasan (yaumul jaza’) nanti bukan hanya Nabi Isa AS saja, melainkan semua manusia. Anggapan orang Kristen bahwa kelak di Hari Pembalasan hanya Nabi Isa (Yesus) yang datang, sangatlah keliru dan tidak berdasar sama sekali. Wallahu a’lamu bis-showab
:: A. Ahmad Hizbullah MAG [[email protected]]