Assalammu'alaikum Ustadz
Begini ustadz, ada hadits : “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.” [HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Pertanyaannya:
Noval Opank
_____________________________________________________
_____________________________________________________
Oleh: Badrul Tamam
Wa'alaikum Salam Warahmatullah akhi. Semoga Allah menambah ilmu dan taufik-Nya kepada antum atas kesungguhan mencari tahu dalam urusan-urusan dien, Amiin.
Hadits yang antum sebutkan, tepatnya berbunyi demikian: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
"Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.” [HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami. Lafadz milik al-Bukhari].
Jawaban atas pertanyaan pertama: Puasa tiga hari setiap bulan paling utama dikerjakan pada Ayyamul Bidh, yaitu tanggal 13,14, dan 15 setiap bulan Hijriyah. Dan jika tidak memungkinkan, tidak apa-apa dikerjakan di awal bulan atau di akhir bulan, boleh berurutan atau berselang. Silahkan baca tulisan kami terdahulu tentang Puasa Ayyamul Bidh.
Jawaban pertanyaan kedua: maksudnya tidak demikian. Jika seseorang khawatir tidak bangun pada akhir malam, maka dianjurkan mengawalkan shalat witir. Jika di akhir malam ia bangun, ia shalat malam tanpa ditutup witir. Sebabnya, witir sudah dilakukan sebelum tidur dan tidak ada dua witir dalam satu malam. Namun bagi siapa yang punya prediksi kuat ia bisa bangun di akhir malam maka lebih baik dia mengakhirkan witir dan menjadikannya sebagai penutup shalat malamnya. Wallahu Ta'ala A'lam. [Badrul Tamam/voa-islam.com]