Soal:
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Ketika shalat sendirian di waktu maghrib, Isya’, dan Shubuh; apakah harus dijaharkan atau cukup disirkan (dipelankan) saja?
Dhanni – Cisarua
Jawab:
Oleh: Badrul Tamam
Wa’alaikumus Salam Wr. Wb.
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Jumhur ulama berpendapat, disunnahkan bagi imam menjaharkan (mengeraskan) bacaannya pada dua rakaat pertama di shalat-shalat jahriyah (Maghrib, Isya’, dan Shubuh). Sedangkan Madhab Hanafi mewajibkannya.
Adapun munfarid (orang yang shalat sendirian), tetap disunnahkan menjaharkan bacaannya di shalat-shalat jahriyah tersebut. Ini pendapat Malikiyah dan Syafi’iyah, serta satu riwayat dari imam Ahmad.
Syaikh bin Bazz dalam fatwanya berjudul “Al-jahru bil qira-ah lil munfarid”, bacaan pada shalat jahriyah disunnahkan untuk dikeraskan bagi imam dan makmum. “Siapa yang mensirkan (memelankan), tidak ia tidak berdosa, tetapi dia telah meninggalkan sunnah,” tambah Syaikh yang diuji dengan kebutaan di usia 20 tahun ini.
Bagi imam, sunnahnya untuk selalu menjaharkan bacaannya, mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dengan menjaharkan bacaan, makmum mendapat kebaikan dengan mendengarkan kalamullah melalui lisan imam.
Sedangkan makmum, makruh menjaharkan bacaannya. [Baca: Rahasia Bacaan Jahar (Keras) dan Sirri (Pelan) Dalam Shalat]
Kesimpulan
Tetap disyariatkan jahar pada shalat jahriyah (Maghrib, Isya’, Shubuh) walau sedang shalat sendirian. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]