Soal:
Assalamu 'Alaikum,,,, Ustadz, adakah dalil yang menunjukkan pada waktu do'a tolak bala, tangan diangkat terbalik dari berdo'a yang biasa, yaitu telapak tangan menghadap ke lantai dan punggung tangan menghadap ke atas.
Azwin Sulaiman
Jawab:
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah, keluarga dan para sahabatnya.
Pada dasarnya, sunnah mengangkat tangan ke langit saat doa. Caranya, membuka kedua telapat tangan dan dirapatkan setara dada; dengan telapak tangan dalam dihadapkan ke atas.
Ada sebagian ulama berpendapaat, jika doanya untuk menolak bala’ maka caranya dengan menghadapkan punggung talapak tangan ke atas (dibalik). Di antaranya adalah Imam Al-Nawawi. Beliau berkata,
قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا وَغَيْرُهُمْ: السُّنَّةُ فِي كُلِّ دُعَاءٍ لِرَفْعِ بَلَاءٍ ، كَالْقَحْطِ وَنَحْوِهِ ، أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ وَيَجْعَلَ ظَهْرَ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، وَإِذَا دَعَا لِسُؤَالِ شَيْءٍ وَتَحْصِيلِهِ ، جَعَلَ بَطْنَ كَفَّيْهِ إلى السماء
“Sekelompk dari sahabat madhab kami dan selain mereka berkata: sunnah dalam setiap doa untuk megangkat tangan; seperti kemarau dan semisalnya, mengangkat kedua tangannya dan menjadikan punggung telapak tangan menghadap ke langit. Dan apabila meminta sesuatu dan mendapatkannya menjadikan telapak tangan bagian dalamnya menghadap ke langit...” (Syarh Al-Nawawi ala Muslim: 6/190)
Ulama yang berpendapat demikian ini berhujjah dengan hadits Muslim, dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam meminta hujan (istisqa’), mengisyaratkan (menghadapkan) punggung kedua telapak tangannya ke langit.”
Ulama lain tetap berpendapat bahwa seluruh doa –baik minta kebaikan atau tolak bala’- dengan menengadahkan telapak tangan ke atas. Adapun sifat angkat tangan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di istisqa’ dengan menghadapkan punggung telapak tangan ke langit dipahami karena terlalu tinggi mengangkat tangan.
Syaikh Bakr Abu Zaid di Tashih al-Dua’ (hal. 118-119) saat menjelaskan hadits Muslim di atas,
فأشار بظهر كفيه إلى السماء
“Beliau menghadapkan punggung kedua telapak tangannya ke langit.” Beliau berkata: “maksudnya karena terlalu tinggi mengangkat tangannya; seolah-olah punggung telapak kedua tangannya menghadap ke langit. Ini sesuai dengan hadits-hadits menganngkat tangan yang ada keterangan jelasnya dengan telapak tangan bagian dalam menghadap ke langit, dan sesuai dengan hadits Malik bin Yasar Radhiyallahu 'Anhu,
إذا سألتم الله فاسألوه ببطون أكفكم ولا تسألوه بظهورها
“Apabila kamu minta kepada Allah maka mintalah kepada-Nya dangan perut telapak tangan kalian. Janganlah kalian meminta kepada-Nya dengan punggung telapak tangan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah - Fatawa Nur ‘Ala al-Darb- menyimpulkan hadits Muslim di atas karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam terlalu tinggi mengangkat tangannya sehingga orang yang melihatnya mengira beliau menghadapkan punggung telapak tangannya ke langit.
وليس المعنى أنه دعا بهما مقلوبتين ، وهذا هو الأقرب
“Maknanya bukan beliau membalik kedua telapak tangannya saat berdoa. Inilah yang paling dekat (kebenaran,-pent).”
Kesimpulan
Ulama beda pendapat dalam memahami sifat doa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat istisqa’ supaya dihilangkan paceklik dan diturunkan hujan. Sebagian memahami dari dzahir hadits sehingga berkesimpulan, jika berdoa untuk tolak bala’ dengan membalikkan telapak tangan. Ibnu Rajab lebih memilihnya; mengamalkan dzahir hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.
Sebagian yang lain memahaminya karena beliau terlalu tinggi mengangkat tangannya sehingga terlihat punggung telapak tangan beliau yang menghadap ke langit. Orang-orang mengira inilah cara berdoa untuk tolak bala’.
Pendapat yang lebih dekat kebenaran adalah pendapat yang mengatakan tetap menghadapkan telapak tangan bagian dalam ke langit saat berdoa tolak bala’. Inilah pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Ibnu Utsaimin dan selainnya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]