View Full Version
Jum'at, 13 Jul 2018

Status Shalat 'Utaqa 8 Rakaat di Bulan Syawal

Soal:

Assalamualaikum, Ustadz, adakah tuntunannya shalat sunat utaqo 8 raka'at di bulan Syawwal...? Mohon dibahas Ustadz, Jazaakallahu khairan.

Azwin Sulaiman

Jawab:

Wa’alaikumus Salam Warahmatullah,, akhi fillah. Setelah memuji Allah dan bershalawat atas Rasulullah dan keluarganya.

Shalat al-‘Utaqa’ di bulan Syawal dibahas dalam satu bab khusus di Kitab Al-Ghunyah Lithaalibi Thariq al-Haq -'Azza wa Jalla-, Syaikh Abdul Qadir bin Musa bin Abdillah al-Jailani (470-561), hal: 426-427.

Dikatakan dalam kitab itu satu hadits yang cukup panjang, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

من صلى فى شوال ثمانى ركعات ليلا كان او نهارا،يقرأ فى كل ركعه بفاتحة الكتاب وخمس عشرة مرة <قل هو الله احد >  فإذا فرغ من صلاته سبح سبعين مرة ، وصلى على النبى صلى الله عليه وسلم سبعين مرة،

“Siapa shalat di Syawal sebanyak 8 rakaat di malam atau siang hari; di setiap rakaatnya ia membaca al-Fatihah dan al-ikhlas sebanyak 10 kali, apabila ia selesai dari shalatnya ia bertasbih sebanyak 70 kali dan bershalawat atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebanyak 70 kali.”

Kemudian hadits itu menyebutkan keutamaannya,

والذى بعثنى بالحق نبيا ما من عبد يصلى هذه الصلاة الا أنبع الله له ينابيع الحكمه فى قلبه وأنطق بها لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها  

“Dan demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran sebagai Nabi, tidaklah seorang hamba mengerjakan shalat ini kecuali Allah akan memancarkan untuknya sumber-sumber hikmah di dalam hatinya, membimbing bicara lisannya, dan memperlihatkan kepadanya penyakit dunia dan obatnya..”

والذى بعثنى بالحق نبيا من صلى هذه الصلاه كما وصفت لايرفع رأسه من أخر سجوده حتى يغفر الله له، وإن مات مات شهيدا مغفورا له

“Dan demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran sebagai Nabi, siapa mengerjakan shalat ini sebagaimana yang aku jelaskan tidaklah ia mengangkat kepalanya di akhir sujudnya sehingga Allah mengampuninya dan jika ia meninggal maka mati syahid yang diampuni dosa-dosanya.”

“Dan tidaklah seorang hamba mengerjakan shalat ini di perjalanan kecuali Allah mudahkan perjalanannya dan kepergiannya ke tempat tujuannya. Jika ia orang yang berhutang maka Allah tutupkan hutangnya, jika ia memiliki hajat niscaya Allah penuhi hajatnya.”

“Dan demi Dzat yang telah mengutusku dengan kebenaran sebagai Nabi, tidaklah seorang hamba mengerjalan shalat ini kecuali Allah Taala memberinya satu kebun di surga dengan sebab satu huruf dan satu ayat. Ditanyakan kepada beliau: Apa itu kebun wahai Rasulullah? Beliau menjawab: kebun-kebun di surga dimana seorang penunggang kuda melaju di bawah naungan satu pohon dari pohon-pohon di dalamnya selama seratus tahun, lalu ia tidak keluar darinya.”

Menurut Abu Muhammad Khalid al-Syafi'i di Multaqa' Ahlil Hadits:

قلت : الحديث لا يصح ، ورائحة الوضع فيه واضحة كوضوح الشمس في رابعة النهار

“Aku katakan: hadits ini tidak shahih. Aroma kepalsuannya sangat jelas sebagaimana terangnya matahari di tengah siang.”

Dalam hadits itu ada seorang perawi bernama: Yahya bin Syabib al-Yamani. Menurut Imam al-Dzahabi di al-Mizan bahwa ia pernah meriwayatkan dari Al-Tsauri sesuatu yang belum dikatakan olehnya sama sekali.

Imam Ibnu Hibban berkata: Ia (Yahya bin Syabib) tidak dijadikan hujjah dalam kondisi apapun.

Al-Khatib al-Baghdadi menyebutkan biografi Yahya bin Syabib ini seraya berkata:

روى أحاديث باطلة

“Terbukti ia telah meriwayatkan hadits-hadits batil."

Kesimpulannya, bahwa shalat al-'Utaqa ini tak dijelaskan para fuqaha’ di kitab-kita fiqih mereka. Adapun hadits menerangkannya tidak shahih dan tidak disebutkan dalam kitab-kitab hadits terpercaya. Pada isnadnya terdapat orang yang tak dikenal jati dirinya. Di matannya terdapat keanehan yang banyak; bahkan kemungkaran yang nyata. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version