Soal:
As-Salamu ‘Alaikum Ust. Apakah benar bencana Alam yang terjadi tidak hanya untuk menghukum orang-orang yang bertentangan dengan Allah. Akan tetapi sebagai jalan mati syahid untuk orang-orang yang beriman?
Jawab:
Wa’alaikumus Salam Warahmatullah.. Alhamdulillah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dan keluarganya.
Bencana alam -seperti gempa bumi, Tsunami, likuifaksi, dan tanah longsor di Palu- terjadi dengan izin dan kehendak Allah. Artinya peristiwa itu terjadi dengan ilmu Allah, kehendak-Nya, dan Allah yang menciptakan dan menjadikannya.
Namun berdasarkan sunnatullah, bencana alam besar terjadi karena dosa manusia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Ruum: 41)
Menurut Imam Ibnu Katsir bahwa kerusakan pada buah-buahan dan tanaman disebabkan maksiat-maksiat. Lalu beliau kutip perkataan Abu Al-‘Aliyah,
من عصى الله في الأرض فقد أفسد في الأرض; لأن صلاح الأرض والسماء بالطاعة
“Siapa durhaka kepada Allah di bumi sungguh dia telah buat kerusakan di bumi; karena baiknya bumi dan langit dengan ketaatan.”
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Al-Syura: 30)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’di rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa musibah yang menimpa para hamba pada badannya, hartanya, anaknya, dan apa yang mereka cintai sehingga dirasa berat oleh mereka tidak lain karena keburukan-keburukan yang mereka perbuat.”
[Baca: Dosa Sebab Datangnya Bencana]
Sebagian bencana itu menjadi hukuman yang membinasakan karena kekufuran dan maksiat.
فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabuut: 40)
Di sisi lain, musibah menjadi peringatan dari Allah kepada para hamba agar mereka segera kembali kepada Allah dan merendahkan diri kepada-Nya.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al-An’am: 42)
[Baca: Istighfar Menangkal Datangnya Bencana]
Demikian pula, musibah yang menimpa sebagian orang beriman bisa menjadi sebab datangnya ampunan dan meraih pahala besar melalui kesabaran.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Al-Zumar: 10)
Dan musibah yang menewaskan seorang muslim bisa menjadi sebab ia meraih derajat kesyahidan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
الشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ، وَالْحَرِقُ شَهِيدٌ ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيد
“Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih)
Korban germpa bumi –misalnya- karena terkena bangunan roboh, jika ia muslim, semoga menjadi sebab ia meraih kesyahidan. Tentu kesyahidan tersebut didapatkannya di akhirat. Adapun di dunia, ia diperlakukan sebagaimana jenazah kaum muslimin lainnya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]