WASHINGTON (voa-islam.com) Amerika pernah menjadi negara makmur, dan orang-orang diluar negara Paman Sam itu memandangnya dengan penuh iri. Pada tahun 1950 ekonomi Amerika sangat kuat dan masa depan tampak menjanjikan. Amerika memperluas Infrastruktur, dan produksi industri berkembang pesat.
Jelas, Amerika berada di jalan yang benar. Di masa lalu, Amerika menghasilkan lebih dari 90 persen barang yang dikonsumsi. Kelangsungan hidup bangsa Amerika hanya bergantung pada kekuatan warganya, dan Amerika memang berjaya.
Sekarang, perekonomian Amerika berantakan. Keputusan kebijakan ekonomi yang gagal oleh para pemimpin Amerka, dan dampaknya telah menimbulkan kerusakan yang tidak dapat lagi diperbaiki, dan bangsa Amerika sangat menderita.
Lebih dari 16.000 perusahaan Amerika dibeli oleh bangsa asing. Setelah perusahaan-perusahaan ini diakuisisi oleh pemilik baru, kemudian mereka melakukan perampingan agar lebih epifisien, dampaknya angka pengangguran berderet mengular. Sungguh sangat ironis.
Dana Moneter Internasional ( IMF ) menyatakan Amerika menghasilkan 32 persen dari produk domestik bruto ( PDB ) dunia, pada awal abad ke-21. Dalam satu dekade surplus Amerika telah mengalami defisit yang serius setara 10 persen dari PDB Amerika.
Lebih dari 30 persen sektor dibidang manufaktur Amerika telah hilang dalam satu dekade terakhir ini. Harapan dan impian masa depan ekonomi yang kuat menjadi hampa. Sekarang negara-negara seperti China, India dan Vietnam, Brasil telah menggantikan Amerika.
Korporasi dan politisi menyalahgunakan jabatan dan memanipulasi kebijakan hanya untuk meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Tanpa pernah berpikir tentang konsekuensi buruk terhadap perekonomian dan tragedi yang dihasilkan : keluarga Amerika yang tersisa dengan tanpa apa-apa lagi.
Biaya terus hidup meningkat dan upah stagnan, pekerja Amerika sedang berjuang bertahan hidup. Sekarang pun biaya jaminan sosial bagi para penganggur dan orang tua dihapus, karena pemerintah sudah tidak sanggup lagi membiayainya. Benar-benar tragis.
Menurut para ahli ekonomi, solusinya adalah mengakhiri kebijakan perdagangan yang membawa bencana dan membawa kehancuran bagi ekonomi AS,yaitu perdagangan bebas. Amerika tidak harus mentolerir adanya kebijakan perdagangan “bebas” seperti NAFTA dan FTA KORUS. Amerika harus mengakhiri keanggotaannya di WTO. Hanya dengan cara itu Amerika bisa menjadi makmur lagi.
Natal pun buram, hanya melihat pohon-pohon yang memutih oleh salju, dan tanpa bisa membuat gembira rakyat Amerika. Karena mereka sudah bangkrut. Mungkin perayaan Natal hanya ramai di Indonesia. mh/ac