JAKARTA (voa-islam.com) - Gas LPG rupya dijadikan 'kambing hitam oleh Presiden SBY serta para kroninya, mereka berlomba-lomba memberikan pernyataan di depan publik bak pahlawan kesiangan. Rasanya itulah makna yang tepat menyikapi tindak tanduk penguasa yang telah tercoreng mukanya.
Geger soal naiknya harga elpiji memakan korban yakni Dahlan Iskan. Rapat pembahasan kenaikan harga elpiji 12 Kg di Kantor Wakil Presiden Boediono muncul dua pandangan berbeda dari pemerintah antara menyetujui atau penundaan kenaikan oleh Pertamina.Meneg BUMN dinilai tidak bertanggung jawab atas kenaikan harga elpiji 12 Kg yang diumumkan Pertamina pada tanggal 01 Januari 2014.
"Meneg BUMN Dahlan Iskan tidak melaporkan hasil RUPS Pertamina yang diantaranya, menyetujui kenaikan harga elpiji 12 Kg kepada Menko Hatta apalagi kepada Wapres Boediono. Aneh kan? Padahal, Dahlan seharusnya yang paling bertanggung jawab," kata sumber
Tak hanya Dahlan Iskan, Karen Agustiawan Dirut Pertamina juga rupanya dijadikan aktor 'bad guy' agar isu naiknya gas LPG sebesar 100 persen mendapat perhatian luas rakyat.
Namun reaksi cepat pemerintah terbilang janggal, karena belum lepas satu pekan sejak dikabarkan naik, semua pihak buru-buru cari muka ke rakyat dengan estafet komentar membela rakyat.
Sebagaimana banyak diberitakan, dalam dua hari terakhir para pengguna elpiji 12 kilogram beramai-ramai bermigrasi ke elpiji kemasan 3 kilogram. Karena banyak diburu, si gas melon 3 kilogram kini harganya liar tak terkendali dan ketersediaannya di pasaran semakin menipis karena awal 2014 PT Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram serentak di seluruh Indonesia. Harga elpiji sampai di pangkalan yang sebelumnya Rp5.850 per kg naik Rp3.959 menjadi Rp9.809 per kg. Dengan demikian, per tabung 12 kg, harganya naik dari Rp70.200 menjadi Rp117.708 per tabung.
Setelah ditambah biaya distribusi dan pengisian elpiji, maka harga elpiji di tingkat konsumen menjadi Rp130.000-140.000 per tabung. Besaran kenaikan di tingkat konsumen itu akan bervariasi berdasarkan jarak stasiun elpiji ke titik serah lalu ke konsumen.
Siapa saja yang cuci tangan lalu bak 'pahlawan kesiangan' demi meraup untung pencitraan demi Pemilu April 2014 mendatang ?
1) Presiden SBY, cuci dosa selama 10 tahun saatnya meraih simpati rakyat
Reaksi cepat ditunjukkan Presiden SBY hari ini, Minggu (5/1), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memutuskan nasib elpiji 12 kilogram apakah akan diturunkan atau tetap pada harga yang sudah ditetapkan 1 Januari 2014. Namun menurut Ketua Umum Pergerakan Perhimpunan Indonesia (PPI), Anas Urbaningrum pengumuman esok hari tidak lebih dari sebuah babak dalam drama jelang pemilihan umum (pemilu) 2014.
2) Budiono, Wakil Presiden, cuci tangan karena Terlibat Skandal Bank Century
Wakil Presiden Boediono menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengambil keputusan soal harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kilogram pada Minggu (5/1), apakah akan diturunkan atau tetap sebesar yang dinaikkan pada 1 Januari 2014.
3) Hatta Rajasa, besan SBY, mertua Ibas Yudhoyono, calon Presiden 2014
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, besok, Minggu 6 Januari 2013, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menggelar pertemuan rapat terbatas di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, mengenai apa yang telah di rapatkan hari ini.
"Tentu saya tidak akan sampaikan isi rapat tadi. Yang jelas pembahasan kita sangat baik, komprehensif, semua didengarkan. Besok hasil rapat akan dibahas bersama-sama Presiden SBY," kata Hatta Rajasa kepada wartawan, di kantor Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Sabtu 4 Januari 2014.
Hanya saja, Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengatakan pembahahasan kenaikan gas tersebut pada dasarnya untuk membela masyarakat. "Kami di pihak masyarakat. Kami tidak akan menyimpulkan sendiri," ucap Hatta.
Sementara saat ditanya soal data Badan Pusat Statistik yang melaporkan telah terjadi kenaikan angka kemiskinan sampai 0,48 juta orang, Hatta Rajasa mengatakan, hal tersebut akan segera dikendalikan.
"Domain untuk masyarakat miskin kita umumnya pangan. Oleh sebab itu, kita kendalikan habis-habisan harga pangan," ucap Boediono, di tempat yang sama.
"Pasokan harus cukup di 2014. Kita harus menjaga agar masyarakat kita terlindungi dengan baik, dan dana-dana proteksi sosial harus berjalan," lanjutnya.
4) Dahlan Iskan, Meneg BUMN, Tokoh Rotary Club & Calon Presiden 2014
Meneg BUMN Dahlan Iskan Menilai kenaikan harga elpiji sudah gila-gilaan. Inflasi bakal membumbung. Kecurigaan banyak kalangan bahwa kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram akan menimbulkan kekacauan kini mulai terbukti.
Sehubungan dengan hal itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah sesi kuliah umum yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Keahlian Komunikasi Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) di Lapangan Sempur, Bogor, Sabtu (4/1).
“Berdasarkan temuan BPK, memang (elpiji) sudah seharusnya naik, tapi tidak sebesar ini. Ini gila-gilaan naiknya,” katanya dengan nada tinggi kepada para mahasiswa dan masyarakat yang antusias mendengarkan.
Dahlan berpesan agar pemerintah segera menambah pasokan elpiji 3 kilogram agar tidak terjadi kelangkaan di tengah masyarakat. Dia juga meminta pemerintah untuk menindak tegas agen-agen yang tidak menjalankan ketentuan harga kenaikan dari pemerintah.
“Agen-agen yang menaikkan harga seenaknya harus diputus!” ucapnya dengan wajah serius. Acara bertema “Sehat (Senam, Hiburan, dan Pesta Rakyat) bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan” mulai digelar sejak pukul 06.00 WIB dan diakhiri pada pukul 10.00 WIB.
5) Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, diduga terlibat kasus Hambalang
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menegaskan, partainya menolak terhadap rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh Pertamina.
"Partai Demokrat tidak setuju dan menolak kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh Pertamina. Karena, dengan kenaikan harga elpiji ini apalagi kenaikan harga lebih dari 60 persen, akan menimbulkan inflasi ataupun kenaikan harga yang akhirnya akan membebani rakyat kita," tegas Ibas di Jakarta, Sabtu (4/1/2014).
Ia melanjutkan, kekhawatiran lain apabila harga elpiji 12 kilogram naik maka akan memberikan dampak lonjakan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.
"Kita ketahui bahwa dengan kenaikan BBM tahun lalu, inflasi atau harga-harga kebutuhan pokok ikut naik, meskipun saat itu pemerintah bisa menstabilkan lonjakan harga dengan segera. Kondisi seperti ini jangan sampai terulang lagi, dan jangan ada kebijakan apapun yang justru bisa memicu kenaikan harga kebutuhan pokok," katanya.
Untuk itu, politisi muda ini menambahkan, Partai Demokrat mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan agar kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh Pertamina ditinjau kembali.
"Harus diadakan perubahan seperlunya, dan kuncinya adalah ekonomi stabil. Stabilitas harga harus terus terjaga dan tidak membebani rakyat," jelas putra Presiden SBY.
Menurutnya, ini merupakan kebijakan korporat (Pertamina). "Dan kami yakin, rencana kenaikan harga elpiji ini tidak dilaporkan kepada Presiden," tandasnya
Tak Jelas Membela Rakyat, LPG Jadi Kambing Hitam Pulihkan Nama Keluarga SBY
Mantan Menko Ekuin Dr Rizal Ramli sangat menyesalkan bahwa Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kg, dan itu sangat melukai rasa keadilan. ''Pertamina naikkan LPG seenaknya, ngaku rugi. Anehnya, Pertamina mau bangun Gedung kelima tertinggi di dunia, Pertamina Energy Tower, 99 tingkat, proyek mercusuar,'' kata Rizal Ramli, Ketua Kadin.
Para mahasiswa dan masyarakat pun kecewa. Memang, Pertamina naikkan LPG seenaknya, ngaku rugi. Anehnya, Pertamina mau bangun Gedung kelima tertinggi di dunia, Pertamina Energy Tower, 99 tingkat, demi memuaskan legacy dan nafsu SBY? Inilah feodalisme kuno dan hanya pencitraan belaka.
Ini Modus pahlawan kesiangan, mereka bikin api, membakar rakyatnya sendiri, lalu mereka padamkan sendiri, begitukah cara kalian menjadi 'pahlawan'??
Disadari atau tidak, kita semua sebenarnya sedang berhadapan dengan pemerintahan 'liberal' yang sudah sangat busuk, sangat korup dan sangat terkutuk..!" — diskusi pagi tentang kenaikan (gila) harga-harga yang 'tak bisa dipertanggung-jawabkan' lagi oleh pemerintah SBY
Ini Modus pahlawan kesiangan, mereka bikin api, membakar rakyatnya sendiri, lalu mereka padamkan sendiri, begitukah cara kalian menjadi 'pahlawan'?? naudzubillah [brbs/rahmatullah/voa-islam.com]