Sahabat Voa-Islam
Beredar di media sosial yang mencoba mengaitkan waktu meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur dengan Al Qur'an, umat Islam kembali terhenyak dengan hak prerogatif Allah dengan 'Kun Fayakun' lalu ia perintahkan Gunung Kelud untuk meletus sesuai kehendak Rab-Nya.
Bagi umat islam tak perlu cocoklogi atau di cocokkan dengan kejadian alam, karena itu adalah ke-Mahabesaran Allah, hak tunggal Allah sebagai pencipta alam semesta, hak prerogatif Allah, dengan 'Kun Fayakun' semua dapat terjadi, tanpa harus perlu dicocok-cocokan dengan angka dan simbol-simbol.
“Dan barangsiapa mengatakan tentang Al Qur’an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka,” (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa mengatakan tentang AL Qur’an dengan pendapatnya, maka ia tetap salah walaupun pendapatnya benar,” (HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah)
Demikian abu vulkanik Gunung Kelud yang menerpa sejauh 500 km, baik Semarang, Solo, Yogyakarta di Jawa Tengah, hingga ke Majalengka, Bandung dan Bogor di Jawa Barat. Semua atas kehendak Allah, sedangkan Malang, Blitar dan Kota Batu Jawa Timur yang tak jauh dari Gunung Kelud Kediri tak merasakan dampak serupa.
Foto bawah : Dampak Abu Vulkanik Gunung Kelud di Jalan Malioboro Yogyakarta
Foto bawah : Dampak Abu Vulkanik Gunung Kelud di Patung Slamet Riyadi Solo
Bagi Umat Islam, musibah adalah sinyal dari Allah kepada hamba-Nya, lalu apa yang terjadi di Gunung Kelud itu meninggalkan sebuah hitungan matematika dan kemudian dikaitkan dengan Al Qur'an.
Bagi Allah semua di atas kehendakNya, bahkan meski ada semut hitam yang berjalan merayap di atas batu hitam pada temaram malam yang gelap gulita itu Allah mengetahuinya. Subhanallahu...
Bahkan Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Bagi Allah semua di atas kehendakNya, bahkan meski ada semut hitam yang berjalan merayap di atas batu hitam pada temaram malam yang gelap gulita itu Allah mengetahuinya. Subhanallahu
Matematika apa yang tersirat dari peristiwa meletusnya Gunung Kelud ini?
Dikutip dari BBC Indonesia, Gunung Kelud juga pernah meletus beberapa kali;
Letusan 1919
Sedikitnya 5160 orang menjadi korban jiwa akibat letusan gunung Kelud pada tengah malam, 20 Mei 1919 yang disebut terbesar dalam abad 20. Letusan ini sangat keras sehingga dentumannya terdengar sampai Kalimantan.
Hujan batu cukup lebat dan sebgaian atap rumah hancur, dan hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan mengalami kehancuran akibat letusan ini.
Ledakan 1951
Letusan terjadi pada pukul 06.15 pagi pada 31 Agustus 1951 yang menyebabkan tujuh orang tewas dan meulai 157 orang.
Setidaknya terdengar empat dentuman keras akibat letusan ini. Hujan batu yang sebagian sebesar buah mangga menerpa sebagian wilayah Margomulyo. Hujan abu terjadi selama sekitar satu jam dan mencapai kota Bandung, Jabar.
Ledakan 1966
Terjadi pada 26 April 1966 pukul 20.15 WIB, letusan ini diwarnai luapan lahar di sejumlah sungai di sekitarnya. Sedikitnya 210 orang tewas akibat letusan ini.
Ledakan 1990
Letusan terjadi secara beruntun pada 10 Februari 1990. Letusan yang terjadi belakangan lebih besar. Letusan utama disertai awan panas sejauh 5km dari kawah. Daerah yang rusak tidak terlalu luas, namun sebaran abu jauh lebih luas dan diperkirakan mencapai luasan 1700km persegi. Sekitar 500 rumah rusak akibat tertimpa hujan abu. Korban jiwa sekitar 32 orang.
Ledakan 2007
Kali ini letusan gunung Kelud tidak eksplosif seperti sebelumnya, melainkan kemunculan kubah lava yang besar di kawah Kelud. Kubah itu terus tumbuh sejak 5 November 2007 hingga berukuran selebar 100meter.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m.
Lihat Video Ledakan Pada Tahun 2014 disini
Belum usai abu vulkanik Gunung Sinabung bersih, kini Tuhan memberi ujian lagi buat bangsa ini. Kamis malam, 13 Februari 2014 Gunung Kelud meletus.
Ada banyak mutiara hikmah yang banyak terlupakan oleh kita, oleh kita para hambaNya akibat hati kita tertutup oleh debu debu hitam khilaf dan salah.
` Seperti prinsip yang tertuang dalam Al Qur'an yaitu Kun Fayakun. Jika Dia menghendaki terjadi, maka terjadilah.
Namun bagi umat Islam tidak sepantasnya mengait-ngaitkan dengan waktu berupa detik, menit, jam, tanggal ataupun tahun masehi dengan nomor urut surat dan ayat Al-Quran Al-Karim.
Ketika terjadi bencana atau musibah tertentu di muka bumi, karena perbuatan semacam itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, para sahabatnya, dan juga para ulama Ahlus Sunnah dari zaman salafus sholih hingga sekarang ini.
Padahal di zaman Nabi dan generasi terdahulu telah terjadi beraneka ragam kejadian dan bencana yang menimpa umat manusia, namun tidak kita dapatkan satu riwayat pun yg menunjukkan bahwa mereka melakukan hal itu. Apalagi jika ditinjau dari segi penafsiran ayat maka kebanyakan tidak nyambung dengan kejadian-kejadian dalam kehidupan dunia ini.
"Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam."
Dan seorang ulama salaf berkata: "Setiap kebaikan (dalam agama) hanya ada dalam sikap mengikuti jejak generasi salaf (Nabi, para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in), dan setiap keburukan hanya ada pada perbuatan generasi kholaf yang mengada-ada dalam urusan agama."
Al Qur'an menyebut bahwa gunung di muka bumi ini merupakan penjaga atau pasak bagi bumi agar tidak terguncang. “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka…” (Al Qur’an, 21:31). Di ayat lain disebutkan :“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (Al Qur’an, 78:6-7)
Dari benda ciptaan Allah yang terkecil seperti ATOM, hingga yang luar besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang lain yang lebih besar seperti Sirius, Pollux, Arturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, Antares semuanya membuktikan dan bertasbih memujiNya.
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
"Dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi lalu Nabi tersebut menyuruh supaya membakar sarang semut tersebut, tetapi Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan binasakan satu umat yang selalu membaca tasbih."
“Akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka.” . Hanya Nabi Sulaiman yang diberikan ilmu untuk memahami bahasa binatang.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/13/27567/semut-katak-burung-matahari-bertasbih-pada-allah-bagaimana-kita/#sthash.HglOe2wZ.dpufDari benda ciptaan Allah yang terkecil seperti ATOM, hingga yang luar besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang lain yang lebih besar seperti Sirius, Pollux, Arturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, Antares semuanya membuktikan dan bertasbih memujiNya.
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/13/27567/semut-katak-burung-matahari-bertasbih-pada-allah-bagaimana-kita/#sthash.HglOe2wZ.dpufAlam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata,Firman Allah : “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?” “Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)