BEKASI (voa-islam.com) - Pasca diambil dan membekukan aktivitas DKM lama pimpinan Dr. Nanang, Kamis malam (24/04) Camat Bekasi Selatan & DKM Baru bentukan Camat menggelar acara tasyakuran atas keberhasilan mengambil alih Masjid Muhammad Ramadhan.
Abu Hurairah Camat Bekasi Selatan membuka pidatonya dalam tasyakuran semalam "Terima kasih atas kerjasama semua aparat yang berhasil dalam masjid ini. Banyak pemnberitaan yang tidak sesuai, Saya menyesalkan atas beredarnya pemberitaan bahwa ada pengambilahan paksa oleh Pemkot, itu tidak benar. Yang ada hanya penyegaran pengurus DKM Masjid Muhammad Ramadhan." demikian ia membuka pidato
Kemudian Ketua DKM Masjid Muhammad Ramadhan yang baru mengambilalih dari DKM lama, H. Iskandar Gozali menyatakan bahwa Masjid ini bukan tempat yang didominasi untuk kelompok tertentu. Silakan selama shalatnya dan kiblatnya sama.
Ia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kyai Abdul Hadi atas partisipasinya "Saya ucapkan terima kasih kepada Kyai Abdul Hadi dan laskarnya yang berhasil mengambil alih. Karena tempat ini bukan tempat yang didominasi oleh kelompok tertentu, silakan selama shalat dan kiblatnya sama silakan ibadah disini. Kita bukan negara Arab Saudi, kita bukan Vatikan, juga kita bukan negara setan" seraya berapi-api.
H. Iskandar menegaskan "Sejak 2004, baru kali ini saya duduk di Masjid ini dan 20 April 2014 kemarin. Padahal saya yang mengurus tanah, ngurus ke camat juga saya dan yang didepak juga saya."
Menurutnya ini perjuangan dan kegelisahan tiga RW di Pekayon Bekasi Selatan, yakni RW 12, 13 dan 14.
Ia pun menyayangkan atas pemberitaan yang terjadi, "Saya menyayangkan media yang memberitakan secara sepihak dan berkembang Pemkot Bekasi mengambil alih masjid. Yang benar ini kemauan tiga RW dan di fasilitasi oleh pemerintah. Ini untuk menjaga keamanan dan kerukunan umat beragama" seraya meyakinkan jamaah yang hadir dari anak-anak SMP Pesantren Darut Taqwa Kemandoran Pekayon pimpinan Kyai Abdul Hadi.
Beliau menguraikan bahwa Kyai Abdul Hadi akan mengundang TV ONE dalam kesempatannya mengungkapkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa Masjid Muhammad Ramadhan terbuka, karena selama ini ia anggap tertutup. "Biar semua orang tau bahwa masjid ini untuk semua umat Islam dan welcome untuk semua kaum muslimin." sambil menutup pidatonya.
Kehadiran H Iskandar Gozali yang merupakan Pimpinan Muhammadiyah Bekasi dalam acara Maulid Nabi yang terkesan terlambat perayaannya di Masjid Muhammad Ramadhan ini juga cukup kontras dengan sikap Muhammadiyah. Seperti diketahui Muhammadiyah tidak ikut serta acara Maulid Nabi yang terkesan bid'ah ini. Menanggapi hal ini H. Iskandar Gozali nampaknya menyatakan ketidakpeduliannya "Saya tidak peduli," ucapnya singkat.
Seorang tokoh Muhammadiyah, ia tak ingin identitasnya terungkap yang kami wawancarai di sekitar lokasi menyatakan "Demi ambisinya, acara Maulid pun ia hadiri dalam tasyakuran tersebut. Padahal ia dalam kondisi dimanfaatkan Pemkot dan kyai NU Bekasi, ketika Masjid sudah di ambil alih Pemkot itu belum tentu akan diserahkan kembali kepada Ustadz Iskandar Gozali" tutupnya
Pembawa Acara acara tasyakuran ini nampak bingung dan bagai tanpa tema seperti yang terungkap prolog dalam pembukaan acara,"Hadirin. Acara ini adalah acara maulid nabi di penghujung bulan dan isra mi'raj yang kecepatan (dari waktunya) di Masjid Muhammad Ramadhan," ucapnya sambil terkekeh.
Acara yang dimulai jam 20.30 wib ini terkesan gaduh dan jauh dari konteks yang diharapkan. Meski dihadiri Camat Bekasi Selatan Abu Hurairah dan perwakilan Yayasan Al Anshar dari Pimpinan Muhammadiyah Bekasi Haji Sukandar Gozali beserta Kapolsek Bekasi Selatan dan Pak Zaenal dari Kabag Kesos Bekasi.
Acara dengan tensi yang cukup panas dan gaduh dengan tetabuhan rebana anak-anak SMP Pondok Pesantren Darut Taqwa, Kemandoran, Pekayon, Bekasi Selatan Pimpinan Kyai Abdul hadi ini cukup absurd. Mengapa?
Dari pantauan tim redaksi voa-islam.com, pengunjung yang hadir lebih didominasi anak-anak Pesantren Darut Taqwa, Kemandoran Pekayon anak didik Kyai Abdul Hadi yang beraliran NU ini. Sekitar 70% pengunjung kebanyakan anak-anak SMP dan SMU yang sesungguhnya tak mengikuti realitas yang terjadi di Masjid Muhammad Ramadhan ini.
Bahkan separuh ruangan hanya disesaki tim rebana Pesantren Darut Taqwa beserta rebana, drum, tetabuhan lainnya yang menyesaki bagian depan dan tengah di lantai bawah Masjid Muhammad Ramadhan ini.
Waspada invisible hand yang bermain di 'air keruh', karena seperti diketahui di depan Masjid Muhammad Ramadhan ada sekolah TK kristen dan tak jauh ada gereja besar. Bahkan sebelumnya aktivis di Masjid Muhammad Ramadhan berhasil membentengi umat dari aksi pemurtadan di Bekasi dan menjadi sentra dakwah tauhid dan jihad. Waspadalah [adivammar/voa-islam.com]