ANKARA (voa-islam.com) - Traged di Mina yang mengakibatkan meninggalnya 753 orang jamaah haji, dan lebih 900 orang jamaah haji luka-luka, menimbulkan berbagai pendapat, duka-cita, simpati, dan keceman yang keras terhadap pemeritah Arab Saudi.
Sekjen PBB, Ban Kii-moon, menyampaikan duka dan bersimpati atas para korban. Begitu pula Presiden Amerika, Barack Obama menyampaikan duka kepada Raja Salman, dan Paus Fransiskus, saat berada di New York bertepatan dengan lawatannya ke Amerika, ikut menyampaikan duka.
Perdana Inggris David Cameron, ikut menyampaikan duka. Pemimpin Afrika Selatan dan sejumlah pemimipin dunia lainnya, juga menyampaikan pernyataan bela sungkawa kepada Raja Salman. Tapi, tidak sedikit yang mengecam dan menuduh pemerintah Arab Saudi tidak dapat melindungi keselamatan para jamaah haji.
Dibagian lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sangat tidak benar menyalahkan Arab Saudi dalam tragedi desak-desakan di Jembatan Jamarat. "Saya tidak bisa mengatakan Arab Saudi salah," ujar Erdogan kepada wartawan.
"Selama haji dan umrah, saya berpartisipasi mengamati dari dekat. Saya tahu tingkat kepekaan petugas dan organisasi penyelenggara ibadah haji," lanjutnya.
Sedikitnya, menurut kantor berita Anadolu Agency, 753 tewas dan 900 lainnya luka-luka dalam tragedi itu. Korban tewas terbanyak adalah jamaah asal Iran, dengan 131. Maroko di tempat kedua dengan 89 jamaah.
Media Iran Menuduh Keluarga Kerajaan Penyebab Musibah?
Sejumlah media Iran, mengutip sumber tak jelas memberitakan bencana terjadi karena aparat keamanan Arab Saudi menutup salah satu jalur, untuk memberi ruang bagi keluarga Kerajaan Arab Saudi mencapai lokasi lempar jumrah.
Arab Saudi sejauh ini belum menanggapi pemberitaan sulit dikonfirmasi itu. Yang pasti, ada jalur khusus di bawah tanah untuk keluarga Kerajaan Arab Saudi dan orang-orang penting mancanegara yang menunaikan ibadah haji. Sangat tidak mungkin keluarga Kerajaan Arab Saudi melewati Jalan 204, atau jalur lainnya, untuk sampai ke lokasi jumrah.
Pers Iran juga menggelembungkan jumlah korban. PressTV melaporkan jumlah korban mencapai lebih 2.000. Namun, tidak ada konfirmasi dari pejabat Arab Saudi. Sejauh ini, pers Arab Saudi dan negara-negara Teluk juga tidak berusaha membantah berita itu.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Khaled Al-Falih mengatakan penyebab bencana adalah jamaah tidak menghormati instruksi. Jamaah tidak boleh datang dan pulang ke lokasi melempar jumrah di jalur yang sama.
Dibagian lain, DR.Shaleh Abu Thalib, dalam khutbah Jum'at, menyindir Iran yang berpura-pura meratap atas terjadinya musibah di Mina, dan bahkan pemimpin tertinggi umat Syiah Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengecam keras atas terjadinya tragedi di MIna.
Namun, berbagai kemungkinan bisa terjadi, termasuk skenario yang memang diciptakan Iran membuat kekacauan di Mina. Dengan mengorbankan jamaahnya. Tujuannya untuk membuat kekacauat saat berlansugnya ibadah haji.
Arab Saudi dan Iran terlibat berbagai masalah regional, seperti perang di Suriah dan Yaman. Iran juga pernah membuat kekacauan, melangsugnkan demonstrasi di Makkah, dan menimbulkan banyak korban, usai revolusi. (sasa/dbs/voa-islam.com)