Semakin dekatnya hari Kiamat, menjadi penting rasanya untuk merefleksi beberapa hal yang dibuat-buat tentang peristiwa masa depan, karena tidak diragukan lagi hal ini akan memainkan peranan yang kelak akan dilakukan oleh berbagai aliran sesat.
Di antara hal ini adalah tentang “al-Mahdi” kaum Rafidah yang akan mengobarkan perang melawan Islam dan kaum Muslim, melawan keadilan dan kebenaran yang dipandu oleh al-Mahdi masa depan yang telah dijelaskan dalam sunnah.
Semakin dekat hari Kiamat, semakin erat kaum Rafidah berhubungan dengan orang-orang Yahudi untuk mempersiapkan datangnya pemimpin jahat yang ditunggu-tunggu ini. Setelah membaca catatan orang-orang Rāfidī tentang “al-Mahdi,” menjadi jelas bahwa ia tidak lain adalah Dajjal.
Menurut kelompok Rafidah, “al-Mahdi” adalah putra dari al-Hasan al-Askari yang bernama “Muhammad”. Al-Hasan al-Askari meninggal hampir 1.200 tahun yang lalu. Mereka mengklaim Muhammad “al-Mahdi” lahir sekitar waktu kematian ayahnya.
Para ulama Ahlus-Sunnah ragu bahwa al-Hasan al-Askari pernah memiliki anak yang masih hidup, namun menurut klaim Rafidah ia memiliki seorang putra yang disembunyikan oleh ayahnya atau oleh saudaranya dan yang kemudian bersembunyi di dekat Samarra’ dan kelak akan muncul kembali sebelum hari Kiamat setelah hidup di dalam persembunyian lebih dari seribu tahun, atau seperti yang mereka klaim.
Di sini, kami akan mengutip beberapa riwayat tentang “al-Mahdi” mereka dari kitab-kitab mereka “yang paling bisa dipercaya”[1].
Seorang Rāfidī an-Nu’mānī meriwayatkan di dalam bukunya “Al-Ghaybah,” “Ketika Imam [‘al-Mahdi’] menyeru, ia akan memohon kepada Allah melalui nama Ibrani-Nya.”
Dalam buku “Al-Kafi”, seorang Rāfidī bernama al-Kulaini memberi judul sebuah bab dengan nama: “Bab: Ketika Imam Muncul Mereka Akan Mengatur dengan Hukum Daud dan Keluarga Daud” Dia kemudian meriwayatkan bahwa Ja’far as-Sadiq mengatakan, “Ketika al-Qa’im [‘al-Mahdi’] dari keluarga Muhammad muncul, ia akan memerintah dengan hukum Daud dan Sulaiman.” dalam riwayat lain, Ja’far as-Shadiq berkata, “Dunia tidak akan berakhir hingga seorang pria dari keturunanku akan mengatur dengan hukum Daud.” Al-Kulaini juga meriwayatkan bahwa Ja’far as-Shadiq ditanya, “Berdasarkan apa engkau akan memerintah?” Dia menjawab, “dengan hukum keluarga Daud.”
Dalam “Al-Irsyad,” seorang Rāfidī bernama at-Tusi meriwayatkan bahwa Ja’far as-Shadiq mengatakan, “Dari Kufah akan muncul bersama al-Qa’im dua puluh tujuh laki-laki pengikut Musa, tujuh Ashabul Kahfi, Joshua, Sulaiman, Abu Dujanah Al-Ansari, al-Miqdad, dan Malik al-Asytar. Mereka akan pendukungnya.”
Seorang Rāfidī bernama al-Majlisi meriwayatkan di dalam “Bihar al-Anwar” bahwa Ja’far as-Shadiq mengatakan, “Al-Qa’im akan berurusan dengan orang-orang Arab sesuai dengan tanda merah.” Dia ditanya, “Apa itu tanda merah?” Dia menjawab dengan menyilangkan jarinya di atas lehernya yang menunjukkan pembunuhan. Al-Majlisi juga meriwayatkan bahwa Ja’far as-Shadiq berkata, “Takutlah kepada orang-orang Arab, karena mereka memiliki masa depan yang buruk. Sungguh, tidak ada satu pun dari mereka akan mengikuti al-Qa’im ketika ia muncul.”
Seorang Rāfidī bernama an-Nu’mānī juga meriwayatkan dalam “Al-Ghaybah” bahwa Muhammad al-Baqir mengatakan, “Jika orang tahu apa yang akan dilakukan oleh al-Qa’im ketika ia muncul maka kebanyakan dari mereka tentu tidak ingin melihatnya karena sangat banyak orang-orang yang akan dia bunuh. Ia hanya akan mulai pembunuhan dengan membunuh orang Quraisy.
Dia tidak akan menerima apa pun dari mereka kecuali perang dan dia tidak akan menawarkan apapun kecuali pedang.” An-Nu’mānī juga meriwayatkan bahwa Ja’far as-Shadiq mengatakan, “Ketika al-Qa’im yang berasal dari keluarga Nabi itu muncul, ia akan membawa lima ratus orang dari Quraisy dan memenggal leher mereka. Dia kemudian akan membawa lima ratus lagi dan memenggal leher mereka.
Dia akan melakukannya hingga enam kali [sehingga dia membunuh tiga ribu orang dari Quraisy]. Dia akan membunuh mereka dan pengikut mereka.” Dia juga meriwayatkan bahwa Ja’far as-Sādiq[2] mengatakan,”Ketika al-Qa’im mulai muncul, tidak akan ada antara dia dan Arab serta Quraisy kecuali pedang.”
Maka “al-Mahdi” menurut Rāfidhah adalah dia berbicara dalam bahasa Ibrani, mengatur dengan Taurat, diikuti oleh orang-orang Yahudi, dan membunuh orang-orang Arab terutama Quraisy! Apakah ini gambaran tentang al-Mahdi atau Dajjal? Bandingkan dengan keterangan bahwa tujuh puluh ribu orang Yahudi dari Asbahān (Isfahan saat ini di Iran) akan mengikuti Dajjal seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas h.
Dan juga apabila kita memperhatikan bahwa Dajjal akan muncul dari daerah Khawarij seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu ‘Umar i. Dan juga apabila dibandingkan bahwa mereka yang menyangkal Qadar adalah termasuk pengikut Dajjal seperti disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Hudzaifah j. Hal ini penting karena dua alasan, yakni karena Rafidah berasal dari sekte Khawarij terbesar. Mereka dan Khawarij lainnya memiliki akar yang sama pada seorang Yahudi bernama ‘Abdullah bin Saba’, yang ikut andil dalam pemberontakan terhadap Khalifah yang sah ‘Utsman j. Untuk alasan ini, beberapa ulama juga menyebut Khawarij sebagai “Saba’iyyah”[3].
Selain itu, Rafidah juga terkenal karena mengucapkan vonis takfir kepada sebagian besar umat termasuk generasi terbaik dari umat – sahabat Nabi h– Menolak otoritas para khalifah, bahkan bekerja sama dengan Tentara Salib dan Tatar melawan para khalifah dan rakyat Muslim mereka. Kaum Rafidah juga memiliki sejarah pembantaian terhadap kaum Muslimin yang menolak keyakinan Rāfidah. Ini terlihat sangat nyata selama kerajaan Safawi (“1501- 1736 M”) dan perang terhadap Ahlus-Sunnah di Persia. Terakhir, Rafidah adalah salah satu sekte dari Qadariyyah, mereka menyangkal bahwa perbuatan baik dan buruk adalah dengan qadar Allah.
Oleh karena itu, kaum murtad Rafidah telah menggabungkan antara syirik akbar (menyembah keluarga Nabi g), penolakan terhadap al-Qur’an dan Sunnah (karena mereka mengklaim bahwa para Sahabat telah memalsukan teks-teks agama), takfir terhadap para sahabat j dan ummahatul-mukminin, dan keyakinan dalam bid’ah sesat Khawarij dan Qadariyyah. Ketika merenungkan tentang ini dan fakta bahwa orang-orang Yahudi menunggu apa yang mereka sebut al-Masih/Messiah – padahal orang-orang Yahudi menyangkal kerasulan Isa n, yang akan kembali sebelum Hari Kiamat – hal ini diperkirakan bahwa kaum Rafidah akan bersekutu secara terang-terangan dengan orang-orang Yahudi di masa depan dalam perang mereka melawan Islam dan kaum Muslimin[4].
Kami berlindung kepada Allah untuk Ahlus-Sunnah dari kejahatan Dajjal.
========================================
Catatan kaki:
[1] Keaslian adalah sesuatu yang mustahil bagi kaum pembohong Rāfidī, karena mereka terkenal sebagai makhluk paling pembohong. Tapi meskipun ada pemalsuan terang-terangan dalam kisah mereka, mereka tetap bertindak sesuai dengan keyakinan yang salah yang mereka pegang, sebagaimana orang-orang Yahudi yang akan mengikuti Dajjal sesuai dengan kepalsuan yang mereka klaim, di mana mereka menganggap bahwa Dajjal adalah al-Masih.
[2] Catatan: Muhammad al-Baqir, Ja’far as-Sadiq, dan al-Hasan al-Askari bukanlah orang Rafidah. Mereka berasal dari keluarga Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana ‘Alī, Fatimah, al-Hasan dan al-Husain berasal dari keluarga Nabi. Hanya saja kaum Rafidah membuat kedustaan atas nama ‘Alī dan juga atas keluarga dekat mereka. Kaum Rafidhah membuat kedustaan atas nama keturunan mulianya.
[3] Kedekatan Rafidah kepada Khawarij yang lain terlihat pada wala’ antara Iran and Oman. Oman diperintah semata-mata oleh Ibādiyyah dan dihuni kebanyakan oleh mereka. Ibādiyyah secara historis merupakan kelompok sesat Khawarij; tapi selama beberapa abad terakhir mereka telah berubah menjadi sekte murtad Jahmiah. Taghut mereka “sultan” mengatur dengan hukum buatan manusia dan memiliki wala’ kepada Tentara Salib, kepada para thaghut Arab dan non-Arab termasuk Alu Salul dan Rafidah.
[4] Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti bagaimana tepatnya hal tersebut akan terjadi, tapi sangat menarik untuk dicatat bahwa 340 rabi Yahudi Amerika baru-baru ini menulis surat yang ditujukan kepada kongres Amerika untuk mendukung rekonsiliasi Amerika-Iran, seperti dilansir “I24 News” (saluran berita Yahudi) pada “18 Agustus 2015″ dalam sebuah artikel berjudul ” Suara Dukungan Ratusan Rabi AS untuk Kesepakatan Nuklir Iran.”
Laporan itu menambahkan bahwa Jewish Defense Forces Military Intelligence Directorate’s Research Department memperlihatkan sikapnya terhadap kepemimpinan politik dari negara Yahudi dan “menekankan adanya kemungkinan manfaat yang bisa diambil dari kesepakatan tersebut.” Wallahu'alam. *dabiq edisi 11/usduq wadha.