JAKARTA (voa-islam.com)--Sebenarnya mereka masih tergolong minoritas, dan belum menjadi “mainstream” di masyarakat. Tapi, hanya karena mendapatkan “ covered” media massa masa dan media sosial, LGBT alias Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender alias “Lu Gak Bakal Tobat” itu, sekarang seperti epidemi di masyarakat Indonesia.
Perilaku menyimpang alias anomali ini, terus menerobos ke negara-negara “pinggiran” alias peripelar, lantaran sudah menjadi trend global. Eksistensi LGBT terus bertambah pesat, dan mendapaatkan tempat dikalangan masyarakat Barat.
Hampri seluruh parlemen Uni Eropa telah meratifikasi perkawinan antar jenis. Bahkan, ada perdana menteri di salah satu negara Uni Eropa, Luksemburg melakukan perkawinan antar jenis. Jadi LGBT itu di Barat bukan sesuatu yang aneh, dan dianggap menyimpang. Karena masyarakatnya yang “la diniyah” alias sekuler.
Di Amerika dan Amerika Latin sama saja dengan di Eropa. Bahkan, di ibukota Argentina, Rio Janairo, berlangsung pawai dan pestival yang diikuti para gay dan lesbi. Dengan berbagai bentuk dandanan yang sangat menjijikan. Jadi trend global tentang LGBT itu sudah tak dapat lagi dibendung. Karena sudah menjadi kecenderungan dan budaya masyarakat Barat yang sangat sekuler.
Sekarang limbahnya sampai ke Indonesia. Kalangan masyarakat perkotaan di Indonesia juga mulai terjangkiti oleh penyakit LGBT yang terus menyerbu masyaakat. Mereka sangat militan dan ingin mendapatkan pengakuan dan dukungan masyarakat secara luas. Ini jenis penyakit sosial baru yang sangat mengerikan dan mengancam masa depan Indonesia.
Di tengah kampanye LGBT, sejumlah masyarakat yang peduli, dan memiliki kekawatiran berusaha menolak dengan membuat petisi Online yang berisi penolakan terhadap wacana legalisasi lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender (LGBT). Petisi itu berjudul ‘Kepada Yth Komnas HAM dan DPR RI Kami menolak legalisasi LGBT di Indonesia’ yang dibuat di situs Petisionline.net.
Petisi yang lahir pada 5 Juli 2015, jumlahnya semakin banyak pemberitaannya tentang LGBT mencuat di berbagai media. Hingga kini sudah terkumpul sebanyak 149.042 tanda tangan, yang berasal dari 71 756 alamat IP yang berbeda.
Jakarta menjadi kota terbanyak dengan 24.269 tanda tangan atau 16,28 persen dari total keseluruhan. Bekasi dan Depok masing-masing mengumpulkan 9.000 lebih tanda tangan. Depok yang sempat diduga menjadi wilayah dengan perkembangan LGBT terbanyak mengirim 7.228 tanda tangan dan ada di posisi 5.
Hingga Jumat, 12 Februari 2016, pukul 04.30 WIB telah terkumpul 29.830 komentar penolakan terhadap LGBT. "Tidak ada satu pun manusia yang dilahirkan dengan kondisi Gay. Mengatasnamakan HAM untuk melegalkan perilaku ini tindakan bodoh yang dapat merusak moral,” tulis pendukung petisi dengan nomor urut #15.
"LGBT tentunya menyalahi kodrat kita sebagai manusia. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, saling melengkapi satu sama lain. Apakah anda lahir dari kaum LGBT? Apakah anda lahir dari 2 rahim yg berbeda? Atau mungkin tanpa rahim seorang ibu? Mohon ingatlah kembali perjuangan dan pengorbanan orang tua anda yang membesarkan anda hingga saat ini," tulis pendukung petisi nomor #29929.
Petisi ini ramai diperbincangkan ketika gencar disebarkan lewat aplikasi WhattsApp. Dalam publikasinya di WhatsApp, petisi ini mencantumkan berita Tempo.co, Rabu, 27 Januari 2016 dengan judul "Komunitas LGBT Gugat Menristek dan Ridwan Kamil."
Maka jika bangsa ini ingin selamat dari kehancuran harus berani dengan tegas menolak LGBT. Perilaku seperti pernah dilakukan oleh kaum Nabi Luth itu, hanya akan membuat malapetaka. Seperti bagaimana kaumnya Nabi Luth dihancurkan, karena perilaku menyimpang mereka. Sebagai saksi abadi perilaku yang keji, yaitu Laut Mati yang ada di Yordania.
LGBT hanya akan melahirkan manusia seperti Ryan yang pernah memutalis “pacarnya”, kemudian dimasukan dalam tas, dan dibawa dengan tenang, kemudian di buang. Kasus yang sekarang ramai dan mendapatkan “covered” luar biasa, yaitu kematian Mirna, tak terlepas dan adanya dugaan “cemburu” dari Jessica. Sunggu luar biasa LGBT itu. “Lu Gak Bakal Tobat”, dari perilaku menyimpang yang sangat menjijikan itu. Wallahu'alam.* [Mashadi/Voa-islam.com]