JAKARTA (voa-islam.com) - Pengusaha, Certified motivator dan juga seorang ustadz, Haikal Hassan yang dikenal murah senyum dan dakwah yang ringan dengan logat betawinya ini rupanya tak bisa diam ketika melihat banyak ketimpangan dan kesewenangan di Jakarta semenjak dipimpin oleh Gubernur Basuki TP alias Ahok.
Ia menyurati secara terbuka pada Ahok, berikut kutipan pesan singkat yang diterima tim redaksi Voa-Islam, Jumat (22/4). Apa saja yang ia tekankan dalam surat terbuka ini? Simak selengkapnya,
SURAT TERBUKA UNTUK BASUKI TP alias AHOK
Surat terbuka untuk Basuki TP alias Ahok ini saya buat setelah melihat, membaca, mendengar, mengamati, bertanya & menimbang.
Yang belum kenal, Saya adalah pemilik perusahaan Anugrah Inspirasi Manusia Indonesia yang melatih kelurahan-kelurahan, puskesmas-puskesmas di DKI Jakarta. Selain itu juga menjadi ketua dari berbagai organisasi, gerakan, yang fokus kepada kebaikan demi kebaikan semata berbagi Inspirasi.
Pak Ahok mungkin ingat saat Anda memberikan wejangan kepada lurah se-DKI dan membuka pelatihan untuk mereka dimana Saya adalah pemenang tender untuk pelatihan ini sekaligus tender berikutnya untuk puskesmas-puskesmas di wilayah DKI Jakarta. Saat itu Anda menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Ketahuilah Pak Ahok, sejak saat itu mereka mengundang Saya terus dan sampai detik ini masih berlanjut dan Saya terus menyerap informasi.
Segala lapisan Saya ajak bicara, mulai para petinggi negeri, para tokoh, sampai para supir taksi, warteg, jamu, kuli, nelayan, gepeng. Setidaknya mereka adalah sample yang BUKAN jadi keputusan tapi jadi pertimbangan dalam bersikap dan bertingkahlaku.
Pak Ahok, tidak bisa dipungkiri bahwa cap anda itu Cina melekat dan tak bisa hilang walau semua sudah menyadari. Jangan bawa suku, agama, ras, golongan, namun cap itu PASTI tetap melekat gak bisa dihilangkan. Rahasia umum.
Tidak sedikit yang memanfaatkan juga lho pak. Mereka membawa kartu nama bahkan photo saat selvie dengan Pak Ahok. Sekedar menakut-nakuti petugas, takut dilaporkan, agar melayani walau bukan pada tempatnya atau sudah jauh lewat waktu tutup.
Tentu itu adalah oknum dan anda tidak bisa disalahkan. Toh banyak media juga yang menyudutkan anda, ini juga tidak baik. Tetapi ini memicu dendam dan benci kepada etnis tertentu yang tanpa saya sebut semua pun tahu. Api dalam sekam.
Apalagi para korban penggusuran, apalagi korban reklamasi, apalagi jeritan hati para Satpol PP yang hatinya berontak. Pak Ahok, tidak semua pendukungmu tulus, mereka juga ada yang demi fulus, dan gak paham akan bahaya kerusuhan 98 terulang.
Pak Ahok, tidak semua pendukungmu tulus, mereka juga ada yang demi fulus, dan gak paham akan bahaya kerusuhan 98 terulang.
Sungguh mengerikan kejadian itu, jangan sampai terulang dibumi tentram ini, semua anak bangsa bersaudara apapun sukunya. Namun pak Ahok, anda telah memicu hal ini. Mungkin tanpa anda sadari, diberi angin surga oleh ring-1 mu, dibawah sangat mengerikan. 1
Hentikanlah arogansimu, mungkin anda dipihak yang benar dengan cara yang salah, atau benar disaat waktu belum tepat.
Sekali lagi pak Ahok, arogansimu jangan lagi menjadikan kaum pinggiran terus jadi korban, ini namanya mencipta kerusuhan kembali. Setulusnya Saya menulis agar semua tentram, damai, seperti Indonesia aslinya yang mandiri, saling menyayangi semua potensi bangsa, berbagai agama, suku, aliran, kelompok, golongan bisa hidup damai kok disini, selama semua saling menghargai dan menghormati.
Bukan anak bangsa yang hidup disini tetapi berpihak pada asing bahkan meletakan uangnya diluar Indonesia. Saya yakin anda tau mereka. Bukan anak bangsa yang berkuasa tapi menindas kaum marginal pinggiran tanpa pendekatan yang layak. (belajarlah dari Pak Jokowi). Bukan orang kaya yang dengan segala kuasa membeli aparat, penegak hukum, dengan mengabaikan hak orang lain.
Sekali lagi, pak Ahok, arogansimu jangan lagi menjadikan kaum pinggiran terus jadi korban, ini namanya mencipta kerusuhan kembali. Kalau arogansimu berpihak pada mereka yang lemah dan tertindas, lalu membongkar para koruptor, penjahat... itu JAGOAN namanya.
Mereka yang dahulu pemilihmu adalah mereka yang saat ini menjadi korban. Dan pak ahok, sekedar saya mengingatkan nasehat orang tua.
Yang paling berbahaya dan sanggup berbuat diluar nalar itu adl : Marahnya orang sabar, Murkanya orang baik dan Doanya orang tertindas.
Wassalam
Haikal Hassan