Oleh: Desi Wulan Sari
Apa yang sebenarnya terjadi di era yang semakin membingungkan ini? Semakin banyak penyimpangan-penyimpangan muncul dalam komunitas di masyarakat.
Satu lagi komunitas yang sedang viral, menamakan dirinya "Crosshijaber". Mereka adalah pria yang berpenampilan menggunakan hijab, bahkan bergaya ala hijab syar'i lengkap dengan cadar. Istilah Crosshijaber diambil dari crossdressing, di mana pria mengenakan gaun wanita dan tampil dengan makeup. Naudzubillahimindzaliik, semoga Allah melaknat perilaku mereka.
Dari akun crosshijaber, salah satu pria mengatakan alasan mengapa dia melakukan hal ini. Menurutnya apa yang dia lakukan adalah hobi dan sekadar eksistensi serta pembuktian diri. Saat mereka mampu memberikan keyakinan pada orang lain, itu adalah satu pertanda dan prestasi tersendiri bagi mereka. Ia mengatakan "jika kita yakin dengan tampilan kita sebagai wanita, dari pakaian, makeup, maka orang lain pun tidak akan ragu kalau kita ini wanita" (okezone com, 13/10/2019).
Fenonena ini tentu sudah di luar nalar berpikir orang beriman. Agama pun melarang perilaku seperti ini yaitu seorang pria yang meniru berbagai gaya totalitas sebagai wanita. Parahnya, mereka berani memasuki mesjid ke ruang wudhu dan toilet wanita. Tentu ini akan mengakibatkan keresahan bagi masyarakat, khususnya para orang tua dan kaum wanita umumnya.
Dalam Islam, wanita menutupi auratnya dari laki-laki yang bukan mahramnya merupakan satu keharusan. Tetapi jika para Crosshijaber ini leluasa bergerak di ruang khusus wanita, tentu sudah menyalahi aturan secara syariat. Perbuatan ini bisa dikategorikan kriminal, karena dianggap tidak senonoh terhadap orang lain atau salah satu bentuk pelecehan seksual, karena seorang pria berada di tempat-tempat khusus wanita dengan maksud yang tidak terpuji.
Faktanya, penyimpangan fitrah dan kodrat, serta penyimpangan seksual dalam komunitas ini memang nyata terjadi. Para crosshijaber ini mengaku heteroseksual. Jika partner mereka mengetahui kebiasaan crosshijabernya, maka ini sebuah prestasi tertinggi. Ada juga yang mengeksplorasi seksualitas mereka dan berhubungan dengan laki-laki.
Secara umum, para psikolog mendiagnosa, ada anggapan bahwa crossdressing ini adalah sebuah fetish atau fiksasi seksual terhadap suatu objek atau organ tubuh. Crossdressing memang dapat menjadi sebuah fetish, namun crossdressing juga bisa menjadi awal dari eksplorasi identitas gender si individu.
Fenomena crosshijaber menjadi sebuah sinyal kurangnya pendidikan fitrah seksualitas. Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya, sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Munculnya fenonena-fenonena baru, tetapi bukan satu tren terbaru hari ini, merupakan dampak dari dekadensi moral atas krisis akidah pada generasi muda, generasi produktif, yang semestinya memiliki kekuatan pemikiran yang cemerlang di era generasi umat rabbani. Sulitnya hidup dalam sistem sekuleris ini merupakan tantangan besar bagi umat Islam dalam memerangi kerusakan-kerusakan yang dihasilkan oleh sistem ini.
Jangan pernah diragukan bahwa virus 3F (Food, Fashion and Fun) yang diusung para sekuleris merupakan kunci utama mereka dalam nelemahkan pemikiran para pemuda dari akidah Islam, dan nenebarkan kebahagiaan palsu bagi generasi umat atas kesenangan dunia yang ditawarkan.
Penyesatan akidah yang terjadi pada generasi muda saat ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1. Penyimpangan pemikiran dari manhaj berpikir yang benar menurut Islam.
2. Penyimpangan jiwa dari manhaj mental, perilaku yang lurus sesuai kodrat manusia.
3. Kelemahan iradah (kemauan/kehendak) di hadapan dominasi politik, atau dominasi sosial, atau dominasi spiritual. Atau kelemahan iradah di hadapan orang yang memiliki kekuatan dan pengaruh, sehingga ia mampu menggiring mereka yang lemah iradah nya pada kesesatan
Maka sejatinya, tak akan ada yang mampu mengatasi segala kemaksiatan di dunia ini, tiada lain kembali kepada jalan Allah, kembali kepada syariat. Bahwa Allah menciptakan manusia hanya dua jenis sesuai dengan kodratnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Dan Allah memerintahkan mereka berpasang-pasangan serta memperoleh keturunan sesuai yang di syariatkan.
Dalam Surat An Nahl Ayat 72, Allah SWT telah berfirman, yang artinya:"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"
Sejatinya kekuatan Iman, kekuatan akidah dan pemikiran cemerlang seorang muslim, mampu mengatasi duri-duri sekulerisme dan liberalisme, bahkan membenci kerusakan-kerusakan yang di akibatkannya. Hal inilah yang harus dikuatkan di tengah masyarakat agar tidak bertambah marak komunitas batil dan 'sakit' sebagaimana crosshijaber ini. Wallahu a'lam bishawab. (rf/voa-islam.com)