Oleh:
Ustaz Felix Siauw || Dai Muda
AKU nggak pernah lihat ada Muslimah bercadar yang bakar bendera merah-putih, tapi aku pernah menyaksikan bendera Rasulullah dibakar penuh kebengisan.
Aku juga nggak pernah lihat Muslimah bercadar menghalang-halangi pengibaran bendera merah-putih, tapi aku pernah saksikan bendera Rasulullah dirampas dan direbut secara kasar.
Aku nggak pernah tau ada Muslimah bercadar memukuli saudarinya sesama Muslimah, yang pernah aku lihat, pria gempal berotot, memukuli sadis Muslimah bercadar di keramaian.
Aku menyaksikan bendera Zionis berkibar di tanah syuhada, diatas darah-darah mereka yang bersyahadat. Kalian bisa menerima itu, tapi tak punya ruang diskusi bagi bendera bertulis syahadatain.
Lalu apa yang menyebabkan kebencian bersarang di dada kalian, hingga kalian gambarkan seolah Muslimah bercadar itu sangat kasar, bak teroris profesional?
Lalu mengapa hasad di hatimu begitu membara, hingga menarik lepas cadar dan membuangnya dengan penuh penghinaan, engkau jadikan sebuah tayangan kemenangan?
Apa yang merasuki kalian hingga sangat nyaman bergaul dengan pemakai rok mini, tapi sangat sangar menanggapi mereka yang bercadar dan berjanggut?
Disaat rokok dianggap ikhtilaf fiqih, tapi khilafah malah dituduh ajaran terlarang. Komunisme yang nyata membantai dianggap remeh, tapi sesama saudara Muslim dihinakan, dilaporkan.
Mengapa pula kalian ikut-ikutan memaki agama, mengolok-oloknya dengan sebutan "take a beer", mabok agama, kadrun, dan segala ungkapan yang merendahkan.
Jika toleransi itu bukan omong kosong, maka saudara sesama Muslim layak mendapatkan yang pertama, sebelum yang lain. Harusnya yang beriman lebih layak dihargai.
Sebodoh-bodohnya manusia, adalah yang berharap ridha manusia dengan meninggalkan ridha Allah. Sekarang lebih lagi, berharap makan dari yang kafir, dengan menjual daging saudara sendiri.*
Sumber: Instagram @felixsiauw